Horee, Pak Rudi Lubis Panen di Atap Rumah

rudi2.jpg

Di tengah kesibukan membagi ribuan Masker sumbangan para simpatisan kepada Yayasan Anugerah Kencana Buana (Anugerah) yang masih terus mengalir, Drs. Rudi Lubis, yang biasa kita panggil Mas Rudi, ahli komunikasi lulusan UI, Sekretaris Yayasan, yang akhir-akhir ini bersama mas Fajar Wiryono menggeluti “Urban Farming” dan mengadakan berbagai pameran dan kursus menanam tanaman sayur pada media modern dengan tempat seadanya, di halaman rumah, di atas atap rumah dan dimana saja, mendadak pagi ini meninjau Kebun Sayurnya diatas atap rumah HSC di Jalan Perdatam dan langsung berteriak memanggil pembantunya. Kita mau lebaran hayo panen, sudah ada yang masak pohon dan lainnya perlu segera di penen, kenapa pembantunya tidak melaporkan bahwa tanaman sudah siap panen.

Rudi1.jpg

Pak Rudi yang sangat sibuk mengawai pengiriman Masker kepada para Ketua LPPM di sleuruh Indonesia dan membagi ke desa-desa “pura-pura marah” karena tanamannya siap panen tidak melapor kepadanya. Pembantunya berkelit menjawab bahwa sudah melapor tetapi Pak Rudi sibuk dengan Masker, mengawasi, membuat surat dan meneliti apakah alamat sudah benar, menyuruh kirim Masker ke ekspedisi dan pesan agar segera di kirim dan sampai ke alamatnya dengan benar. Sekaligus membantu mengedit foto-foto yang dikirim oleh para Srikandi dan Gatut Kaca Posdaya dari seluruh Indoneisa yang menerima kiriman dan langsung membagi kepada penduduk dan keluarga yang membutuhkan.

rudi3.jpg

Sungguh sangat mengharukan karena Masker yang tadinya sekeder menampung keinginan penyumbang sekadarnya ternyata mendapat sambutan hangat dan mengundang juga para penyumbang yang memesan Masker untuk dibagikan ke desa-desa dan penduduk yahg membutuhkan. Bhkan kalau masih ada yang ingin menyumbang akan diterima dengan senang hati karena menurut Ibu Yuli dari Bekasi, teman-temannya tidak pulang kampung dan siap bekerja membuat Masker dengan baik.

Sungguh sangat mengharukan karena Masker yang tadinya sekedar menampung keinginan menyumbang sekadarnya ternyat mendapat sambutan hanagat dan mengundang juga para penyumbang yang memesan Masker untuk dibagikan ke desa-desa dan penduduk yahg membutuhkan.

Pak Rudii, begiru juga pak Fajar, sangat mengharapkan agar penduduk yang tinggal di rumah, tidak pergi kemana-mana tidak digunakan untuk tidur saja, tetapi juga bisa berkebun. Berkebun jaman era 4.0 bisa dihalaman rumah, di teras rumah, diatap rumah, praktis dimana saja karena media tanamnya bisa dipindah-pindah dan dipupuk bukan dengan pupuk kimia sehingga sehat dan mengandung rasa yang lebih segar dibanding dengan menggunakan pupuk kimia. Kehidupan baru di rumah bukan berarti tidak bisa menjadi petani, tetapi tetap bisa menjadi petani dan panen dengan hasil yang sangat memuaskan.

Produk-produk “Urban Farming” tersebut kalau dilakukan di setiap rumah penduduk bisa menjadi penghasilan ekstra bagi keluarga tani di rumahnya sementara suami pada saatnya nanti pergi ke sawah dan bertani di sawah.

rudi4.jpg

Bagi mas Rudi dan mas Fajar upaya mengajak keluarga kota dan desa untuk menjadi “petani kota” yaitu bertani tetapi tidak kotor, tetap bersih dan “gengsi” merupakan kenikmatan yang membesarkan hati. Dalam waktu singkat direncanakan untuk menggelar suatu kursus dengan sistem on line bagi mereka yang berminat agar gagasan tinggal di rumah tetap produktif. Silahkan bergabung pada waktunya nanti.

Haryono SuyonoComment