Nama Pertama Orang Inggris (UK)

Catatan Aam Bastaman

Dalam bahasa Indonesia sebutan Inggris mengacu kepada keseluruhan negara Britania Raya (Great Britain), plus Irlandia Utara, menjadi United kingdom (UK), sebutan formal kerajaan Inggris. Padahal Inggris sebenarnya mengacu ke salah satu negara bagian terbesar di UK - England, selain Skotlandia dan Wales yang berlokasi di Britania Raya, dimana London, sebagai ibukota negara berlokasi. Bahasanya disebut English (Bahasa Inggris). Maka di Indonesia sebutan Inggris mengacu ke kesuluruhan negara (UK).

Dalam buku seratus tokoh yang mempengaruhi dunia, Hart (2001) mencantumkan sekurang-kurangnya 18 orang Inggris sebagai manusia paling berpengaruh di dalam sejarah umat manusia. Menarik untuk dicatat ke 18 orang tersebut memiliki nama pertama (first name) yang tertentu dan umum layaknya nama-nama orang-orang keturunan Inggris masa kini, nama standar. Bahkan sebagian diantaranya memiliki nama pertama yang sama.

ke 18 nama-nama besar tersebut, yaitu: Charles Darwin, James Watt, Michael Faraday, James Clerk Maxwell, William Shakespeare, Adam Smith, Thomas Edison, Alexander Graham Bell, Alexander Flemming, Oliver Cromwell, John Locke, John Calvin, William t.G. Morton, William Harvey, Thomas Malthus, dan John Dalton. Dari 18 orang Inggris terkemuka tersebut terdapat beberapa orang yang memiliki minimum dua nama pertama yang sama (william, John, Alexander, James).

Nampak bahwa nama pertama orang Inggris kurang variasi, terbatas, standar. Sepanjang sejarah Kerajaan Inggris tidak banyak perubahan. Termasuk nama raja-raja, ratu ataupun pangeran Inggris, bahkan umumnya hanya memiliki satu suku kata (nama pertama), seperti Elizabeth, William, Richard, Charles, Henry, John, Harry, dan lain-lain, meskipun mereka memiliki gelar kebangsawanan, seperti Duke of York, atau julukan, seperti William sang Penakluk, dan lain-lain.

Tradisi nama-nama umum ini (John, Peter, William, Thomas, James, dll. ) juga digunakan turun temurun di keluarga keturunan Inggris di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Yang menarik adalah banyak warga masyarakat non-Inggris di Asia, seperti masyarakat di negara Cina (termasuk Hong Kong), Taiwan, Singapura yang mengadopsi nama-nama Inggris. Sering kita temukan kemudian nama-nama seperti: William Chang, Alexander Chan, David Kok, John Lee, atau nama wanita seperti Michele Yeoh.

Ternyata kemudian, nama-nama Inggris juga banyak dipakai di Indonesia. Banyak tokoh terkemuka nasional bisa diambil sebagai contoh: William Suryajaya, Edward Suryajaya, Anthony Salim, Andrew Halim, maupun James Riady. Padahal nama-nama indonesia sangat beragam, jauh lebih banyak pilihan, dibandingkan nama-nama Inggris. Di Indonesia apapun bisa dipakai sebagai nama orang, mulai dari nama bunga, pohon, nama bulan, kondisi alam, penghuni langit, nama angin, kondisi tanah, air, hampir apapun bisa dipakai sebagai nama. Meskipun ada nama-nama khas tertentu yang banyak digunakan, seperti Budi, Bambang, Asep, Gatot, Agus, dan lain-lain.

Kembali ke nama-nama Inggris, banyak argumen kenapa orang-orang Asia, terutama warga keturunan Cina di berbagai negara menyukai menggunakan nama-nama Inggris, antara lain karena untuk memudahkan penyebutan, panggilan, terutama dengan semakin berkembang dan populernya bahasa Inggris sebagai bahasa global. Tapi umumnya mereka tetap mempertahankan nama keluarganya. Jadi Inggris menguasai dunia buka hanya dengan bahasa, namun juga - nama orang.

(Aam Bastaman, Uni Trilogi). Penulis.

Aam+Bastaman.png
Aam BastamanComment