Memelihara Komitmen Pembangunan KB Kependudukan

IMG_6474.JPG

Sejak dipercaya, ditugaskan dan dilantik sebagai Kepala BKKBN pada tahun 1983, kami berusaha keras memelihara kepercayaan itu dengan bekerja secara keras, sistematis, terukur dan konsisten guna mencapai tahapan target operasional guna memenuhi target penurunan fertilitas pada tahun 2000 menjadi 50 persen dibandingkan keadaan tahun 1970 yang hampir enam anak bagi setiap keluarga.

Kepercayaan itu diberikan kepada kami setelah selama seputuh tahun menjabat sebagai Deputy bidang Penelitian dan Pengembangan serta Deputy bidang Operasional Program KB yang dipimpin oleh dr. Suwardjono Suryaningrat yang kemudian di angkat sebagai Menteri Kesehatan RI..

Pameran KB Pak Suwardjono dan pak Haryono Suyono mendampingi Presiden HM Soehartao

Pameran KB Pak Suwardjono dan pak Haryono Suyono mendampingi Presiden HM Soehartao

Setelah mendapat petunjuk dari Menteri Sekretaris Negara Bapak Sudharmono SH, dengan diantar beliau kami menghadap Presiden HM Soeharto guna menerima petunjuk langsung. Menurut beliau, program KB adalah vital sehingga harus dilaksanakan dengan berhasil dan karena itu kedudukan Kepala BKKBN adalah langsung di bawah Presiden RI.

Setelah kami menerima petunjuk itu, kami beranikan diri untuk memohon kepada Presiden agar kami diberi kesempatan setiap bulan melapor kepada beliau tentang perkembangan pelaksanaan Program guna mendapat petunjuk selanjutnya sehingga komitmen dan arah nasional dapat di terjemahkan secara tepat dan tidak meleset dari arah sasaran yang telah digariskan. Bapak Presiden memberi petunjuk agar diatur oleh MenSekneg yang hadir bersama pada waktu itu.

anak.jpg

Selanjutnya dalam dua bulan pertama kami selalu diatar oleh MenSekneg, tetapi pada bulan-bulan berikutnya selama hampir 17 tahun kami menghadap langsung kepada Presiden dengan selalu membawa laporan singkat sekitar dua tiga halaman disertai laporan lengkap lisan yang biasanya berlangsung sekitar satu jam, termasuk usul kepada beliau agar target tahun 2000 dipercepat menjadi dicapai tahun 1990. Alasannya sederhana, kalau tahun 2000 tidak tercapai maka mundur jadi tahun 2001 atau  2002, artinya pemerintah gagal. Tetapi kalau ditargetkan tahun 1990, maka apabila tahun 1990 meleset bisa dicapai tahun 1991 atau 1992, artinya pemerintah lebih cepat 9 atau 8 tahun dibanding target yang telah di tetapkan bersama wakil-wakil rakyat. Strategi itu disetujui Presiden sehingga bagi BKKBN dan jajaran mitra kerjanya, percepatan itu merangsang kerja lebih sistematis dan lebih keras.

TinjauKB.jpg

Kesempatan laporan bulanan itu kami pergunakan dengan baik, bahkan kadang lebih dari satu kali setiap bulan karena ada tamu dari Donor atau Pemimpin Negara Sahabat yang ingin meninjau program KB di Indonesia kita atur bertemu pula dengan Presiden. Akibatnya kita menjadi sangat akrab dan bisa secara langsung beberapa kali mengundang Presiden untuk acara kegiatan operasional di lapangan di desa atau mengatur Rapat Kerja BKKBN yang di buka oleh Presiden RI.

Tamu-tamu Donor Agency itu sangat menguntungkan karena segala tawaran bantuan langsung bisa kita minta persetujuan Presiden sehingga memudahkan proses lebih lanjut dari berbagai Kementerian terkait, bahkan sering mendahului persetujuan Kementerian terkait. Tamu-tamu dari Negara sahabat yang menghadap Presiden dapat diyakinkan bahwa mereka belajar KB dari Indonesia sehingga ribuan petugas lapangan dan pejabat senior dari Cina, Bangladesh, Pakistan dan banyak Negara dari Afrika mengirimkan tenaga KB senior ke Indonesia untuk belajar dan banyak petugas KB dari Indonesia kita kirim ke luar negeri menjadi konsultan di negara-negara berkembang, utamanya di Afrika dan negara berkembang lainnya.

Kedatangan tamu dari luar negeri dan pengiriman petugas itu meningkatkan kredibilitas Program KB di Indonesia sehingga dalam forum-forum PBB atau Donor besar, para Petugas Senior KB Indonesia mendapat nama baik dan selalu menjadi mitra terpercaya dalam pengembangan organisasi dunia yang mengurusi KB, diskusi tentang bantuan luar negeri dan lebih dari itu mempermudah hubungan antar negara dalam menangani program KB sehingga menjadi idola di tanah air dan mempermudah memelihara kredibilitas antar daerah dan dengan berbagai instansi mitra kerja BKKBN di tanah air maupun hubungan dengan DPR dan DPRD di tingkat daerah.

PakHartoUN.jpg

Secara internasional kita mendapatkan banyak sekali penghargaan dunia, dalam bidang manajemen, komunikasi, tayangan radio dengan seri Butir-butir Pasir Di Laut, penghargaan Akademis untuk Kepala BKKBN dan lainnya, termasuk penghargaan PBB berupa UN Population Awards pada tanggal 8 Juni 1989 tepat pada hari Lahir Pak Harto yang diserahkan di Markas PBB New York.

Secara nasional program KB juga mendapat berbagai Penghargaan di dalam Negeri dan berhasil melahirkan UU No. 10 tahun 1992 tentang Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana yang memberi amanat Pembangunan keluarga sejahtera yang sesungguhnya merupakan payung hukum yang sangat bagus untuk upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia karena merupakan suatu usaha dengan dukungan pemerintah dalam rengka pemberdayaan keluarga, bukan charity yang berupa bantuan hibah yang tidak mendidik.

Semoga catatan di atas mendorong inspirasi positif upaya sungguh-sungguh menggerakkan program Kependudukan dan KB dewasa ini menjadi program pembangunan keluarga yang dinamis melalui kebijakan pemberdayaan keluarga sehingga setiap keluarga mengambil tanggung jawab memperkuat kualitas anggotanya, yaitu setiap penduduk di Indonesia menjadi sumber daya manusia yang kuat, terdidik, terampil, berbudaya dan siap menjadi kekuatan pembangunan bangsanya, Aamiin YRA.

Haryono SuyonoComment