Diplomasi Internasional Mendukung Gerakan KB di Indonesia

Bersama Menko Kesra Cina Madame Peng Peiyun pada saat Konperensi Wanita Dunia di Beijing 1955

Bersama Menko Kesra Cina Madame Peng Peiyun pada saat Konperensi Wanita Dunia di Beijing 1955

Keberhasilan Program dan Gerakan KB di Indonesia di masa lalu tidak terlepas dari dukungan diplomasi Internasional yang dilaksanakan oleh jajaran Departemen Luar Negeri RI atau oleh jajaran BKKBN dengan dukungan penuh Presiden RI HM Soeharto. Pada tataran internasional Duta Besar RI di PBB selalu dengan tekun mencatat dan memberikan kabar kapan diadakan Pertemuan Internasional tingkat PBB diadakan, terutama tentang tema, materi pokok dan tingkat peserta yang di undang dan dibahas serta sifat pertemuan itu pertemuan tehnis atau umum yang bisa diwakili oleh staf Duta Besar yang ada Kedutaan RI di PBB. Pada pertemuan yang menyangkut kebijaksanaan yang membahas pendekatan program secara nasional apabila diperlukan dengan gesit kedutaan RI di New York akan selalu mengabarkan kepada BKKBN kalau diperlukan tenaga puncak atau tenaga ahli yang dipandang perlu menghadiri pertemuan itu, utamanya mengikuti lobi tingkat tinggi yang bisa membawa dampak positif terhadap meningkatnya perhatian PBB atau Unit Kependudukan yang di wadahi oleh PBB yaitu UNFPA, yang mengurus secara khusus dukungan dan bantuan PBB untuk program KB secara internasional. Dengan hubungan yang baik antara Departemen Luar Negeri, Duta Besar kita di PBB dan BKKBN itu, maka hampir dapat dipastikan bahwa BKKBN tidak pernah tertinggal dari kebijaksanaan PBB atau terbukanya bantuan PBB untuk negara berkembang.

Pad Sidang Umum PBB khusus membajas Masalah Kependudukan dan KB

Pad Sidang Umum PBB khusus membajas Masalah Kependudukan dan KB

Ada tiga  peristiwa penting yang sangat penting peran kerja sama antara Departemen Luar Negeri dan BKKBN memberikan kontribusi terhadap nama baik Negara dan bangsa. Yang pertama adalah di terimanya Presiden HM Soeharto setelah lama tidak bisa masuk ke Amerika karena dituduh adanya pembunuhan massal pada peristiwa G30S di Indonesia. Kedua adalah Sidang PBB di Cairo tentang Kependudukan yang memberi peran sangat penting dari keberhasilan Program KB sebagai contoh berubahnya arah dari kependudukan yang sangat condong pada pemecahan masalah demografi yang terbatas berubah kearah pengembangan pembangunan berbasis kependudukan yang melahirkan strategi MDGs dan SDGs yang menjadi acuan dunia dewasa ini. Dan ketiga tatkala PBB memperingati ulang tahun ke 50 dengan kehadiran Presiden HM Soeharto selaku Ketua Gerakan Non Blok secara khusus mengucapkan selamat kepada Sekjen PBB di New York atas nama Negara kita RI dan kelompok Negara-negara Non Blok.

Melalui diplomasi yang menarik dengan mengundang banyak Pimpinan dan anggota Kongres Amerika meninjau pelaksanaan Program KB, bertemu rakyat dan Presiden RI HM Soeharto akhirnya pemerintah Amerika memberikan ijin dan Visa bagi Presiden RI untuk berkunjung ke New York dan Washington pada tanggal 8 Juni 1989 guna menerima penghargaan PBB berupa UN Population Awards yang diserahkan langsung oleh Sekjen PBB di Markas PBB di New York.

Yang kedua adalah Konperensi Kependudukan Dunia di Cairo Mesir pada tahun 1994 yang membawa keberhasilan program KB di Indonesia melahirkan suatu Lembaga Kependudukan Dunia Population and Development serta keberhasilan itu membawa gerakan KB yang semata untuk menurunkan tingkat kelahiran menjadi gerakan pembangunan berbasis kependudukan. Gerakan itu akhirnya melahirkan strategi pembangunan dunia yang sekarang terkenal sebagai MDGs dan SDGs.

Para Peserta Komisi Ahli Bidang Kependudukan Dunia

Para Peserta Komisi Ahli Bidang Kependudukan Dunia

Yang ketiga adalah ketika PBB berusia 50 tahun, maka pak Harto atas sebagai Presiden RI dan atas nama Ketua Gerakan Non Blok berkunjung ke Markas Besar PBB menyerahkan sebuah panel besar berisi suatu komitmen dari Negara-negara Non Blok bahwa seluruh Negara Non Blok yang dipimpin oleh Pak Harto siap membangun negara dan bangsanya melaksanakan pembangunan, pengentasan kemiskinan dan mengarahkan pembangunan dengan sungguh-sungguh berbasis kependudukan yang kemudian melahirkan strategi dunia MDGs dan SDGs, jauh sebelum strategi itu diresmikan oleh PBB.

Haryono SuyonoComment