Pak Kuswaji dari UnMuh Surakarta lanjutkan Kegiatan

Kus1.jpg

Pak Kuswaji dari Universitas Muhammadiyah Surakarta setelah beberapa hari yang lalu menerima dan membagikan Masker kiriman Yayasan Anugerah dari Jakarta kepada Pengurus Sekolah dan jajarannya di Sekitar Sukoharjo, rupanya tidak berhenti. Terangsang melalui kegiatan itu, bersama kawan-kawannya melanjutkan kegiatan lain mengadakan penyuluhan secara hati-hati kepada jajaran guru-guru lain yang memberikan pelajaran untuk sistem belajar di rumah agar murid dan orang tua mereka waspada terhadap bahaya Virus Corona dengan mencuci tangan dengan teratur menggunakan sabun, tetap tinggal di rumah kalau tidak sangat perlu, menjaga jarak antar sesama lebih dari dua meter, selalu hati-hati kalau habis dari luar segera ganti pakaian dan mencuci pakaiannya dengan sabun, serta tidak bergerombol agar risiko tertular dari mereka yang ada kemungkinan membawa virus itu ada di antara kerumunan yang ada.

Suatu nasehat yang sederhana tidak harus dilakukan oleh petugas kesehatan tetapi siapa saja yang sayang pada masa depan keluarga. Seorang dosen dalam lingkungannya bisa dengan mudah memberikan petunjuk dan tidak dilarang oleh UU atau mengurangi kredibilitas atau diprotes oleh mereka yang bertanggung jawab. Tetapi kalau berkumpul ramai-ramai di Indonesia masih dilarang, di India malah dicambuki dengan kasar oleh aparat pemerintah karena pengaruhnya pada publik bisa ditiru oleh lainnya dan dengan mudah menjadi kesempatan bagi virus untuk berpindah dari satu orang ke orang lainnya.

Kus2.jpg

Pak Kuswaji melanjutkan kegiatan membagi Masker itu kepada jajaran lainnya. Bahkan kami anjurkan agar membuat Masker dengan penjahit setempat dari bahan-bahan yang melimpah di Surakarta. Tetapi kalau dirasa sulit karena alasan bisnis yang tidak menguntungkan, bisa pesan melalui Yayasan Anugerah untuk kita teruskan kepada Ibu Yuli yang membuatnya secara massal dengan kelompoknya yang dilengkapi dengan mesin jahit otomatis dan dilaksanakan oleh kelompok Posdaya dengan anggota Penyandang Cacat dengan harga yang sangat rendah karena sifatnya sosial dan selama musim Corona ini memberi pekerjaan kepada penyandang cacat agar tidak menjadi beban pemerintah. Pesanan berapa saja akan dilayani dengan baik dan cepat karena jumlah mesin jahitnya dewasa ini telah melebihi 75 buah dengan tenaga pekerja yang bergantian. Marilah kita perangi Virus ini dengan aktif meningkatkan kesadaran masyarakat dan keluarga di sekitar kita serta memberikan kepada mereka Masker untuk melindungi diri aman dari kontaminasi penularan Virus. Semoga melalui para guru disiplin untuk mencuci tangan, menjaga jarak dan tidak bergerombol serta sebanyak mungkin tetap tinggal di rumah menjadi suatu budaya baru selama musim wabah dewasa ini. Insya Allah.


Haryono SuyonoComment