Ajakan Membangun Budaya Cuci Tangan dan Pelihara Jarak mendapat Perhatian Tinggi

cuci2.jpg

Tulisan singkat yang diedarkan melalui berbagai Media Sosial sejak kemarin, sebagai hasil tukar pendapat antara Dr. FA Moeloek dan Ibu Dr. Nafasiah Ben mBoi, ke duanya mantan Menteri Kesehatan dan kami, Prof. Dr. Haryono Suyono, mantan Menko Kesra Taskin, ternyata mengundang perhatian positif yang luar biasa. Sampai pagi ini ada saja yang mengolah tulisan itu dan dimuat kembali oleh Media Sosial lain sebagai seruan yang nadanya lebih tajam sebagai suatu tuntutan bahwa gagasan itu perlu dianjurkan, bahkan perlu di tetapkan sebagai Instruksi Presiden dengan tindak lanjut yang sungguh-sungguh. Bahkan ada yang siap mengantarkan utusan khusus menghadap Presiden agar usulan itu dianggap penting untuk segera ditindak lanjuti dengan Instuksi Presiden. Instruksi Presiden tersebut perlu disertai tindakan nyata dan sangsi yang berarti bagi lembaga pemerintah dan rakyat yang tidak memperhatikan instruksi tersebut. Lebih lanjut Instruksi itu perlu disertai dengan tindakan nyata menyediakan tempat cuci tangan pada fasilitas di setiap pintu gerbang perkantoran sehingga setiap mereka yang akan masuk kantor terlebih dulu harus mencuci tangannya agar tiap kali memegang sesuatu di Kantor tidak meninggalkan bekas berupa Virus yang berbahaya atau sisa-sisa partikel lain yang membahayakan orang lain atau dokumen penting yang ada di setiap Kantor.

Instruksi itu juga harus disertai dengan pembangunan tempat cuci tangan pada fasilitas umum agar para pengunjung fasilitas umum bebas dari tangan kotor sehingga segala sesuatu yang ada di wilayah fasilitas umum tidak tercemar. Penyediaan fasilitas ini bisa diperbanyak oleh lembaga swasta sebagai bagian dari jasa pelayanan masyarakat di tambah dengan seruan iklan untuk membeli produk sebagai imbalan penyediaan fasilitas cuci tangan yang baik itu. Bahkan penyediaan sabun cucinya bisa disumbang oleh toko atau pabrik sabun sebagai bagian dari CSR yang berisi informasi tentang manfaat atau informasi tentang mutu sabun yang dijual di pasar atau toko di sekitar fasilitas umum tersebut.

tempat cuci.jpg

Seperti pada jaman gerakan KB di tahun 1970 – 2000 yang lalu, para seniman dianjurkan mencipta lagu-lagu tentang manfaat cuci tangan dengan sabun, memelihara jarak dan tidak saling bersentuhan dalam bentuk lagu-lagu populer, tarian menarik dan bentuk seni lain sehingga bisa di siarkan secara luas melalui Radio, Televisi atau Media Sosial lainnya sehingga mudah di mainkan oleh anak-anak dan dinikmati oleh orang tua, bahkan anak remaja yang sedang memadu kasih. Lagu-lagunya indah dan menyenangkan, tidak membosankan, setiap hari dan setiap kali dimainkan di Radio, TV, gedung bioskop atau media lainnya, suatu lagu wajib yang harus diketahui dan dinikmati oleh setiap warga yang baik dan ingin menyelamatkan bangsanya.

Pada setiap komponen bangsa dalam urutan anak-anak, dewasa, dan lansia, profesi apa saja yang ada perlu adanya sayembara untuk merangsang diciptakannya lagu, tulisan populer dan ilmiah agar arti yang sederhana maupun “sangat ilmiah” dari pengertian nilai kebersihan sebagai awal dari hidup sehat yang dimulai dari tangan yang menyentuh muka, mulut dan hidung bisa membawa segala sesuatu yang nampak “berawal dari tangan” sesungguhnya bisa ke mulut, ke mata, ke hidung, telinga, praktis ke semua titik-titik Panca Indera bahkan sampai ke bagian-bagian yang sangat rahasia dan pribadi membawa akibat yang hampir tidak ada batasnya.

Lebih dari itu, dari tangan yang bersih itu pula otak dan segala perintahnya akan disalurkan gagasan, tenaga dan keindahan tata kehidupan dan budaya yang bersih, anggun dan membawa keindahan budaya dan peradaban manusia berbudi luhur yang membawa pesan damai yang indah serta tidak ada akhirnya. Semoga kebersihan tangan disertai dengan ketulusan hati yang membawa peradaban manusia terpuji yang disayangi oleh Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih. Kebersihan adalah bagian dari Iman. Aamiin Ya Robbil Alamin.


Haryono SuyonoComment