Mungkin Saatnya Bumi Kita yang Kelelahan Beristirahat

Catatan: Aam Bastaman

Wabah virus Corona baru (COVID-19) menyadarkan kita dan memberikan banyak pembelajaran bagi kehidupan umat manusia. Wabah virus Corona baru sesuai keteranga WHO merupakan epidemi, yang kejadian dan pengaruhnya berada pada level global. Hampir semua negara, semua bangsa terpengaruh, dengan kata lain virus ini mengancam kehidupan semua umat manusia.

Bahayanya virus ini adalah cepat menular. Berbeda dengan penyakit mematikan lainnya, seperti kanker, ataupun diabaet, jantung dan lain-lain, meskipun tingkat kematiannya cukup besar, tapi itu tidak menular. Covid-19 begitu kena pada seseorang maka bisa menular ke banyak orang, dan penularannya bisa sangat cepat, serta tidak pandang bulu. Semua manusia bisa tertular, karena virus ini menyerang dari manusia ke manusia lainnya.

Saat kita dihinggapi kepanikan menghadapi wabah ini, dan hampir semua negara di dunia melakukan kebijakan pembatasan jarak sosial dan mendorong masyarakatnya untuk tinggal di rumah, sampai melakukan penutupan total (lock down) kota atau bahkan negara, kita menyaksikan hal-hal yang tidak pernah kita temui di saat-saat normal: Jalanan sepi, tidak ada lagi kemacetan, banyak pabrik menutup sementara operasinya, tiada lagi asap yang mengotori udara, kota-kota sepi, sekolah dan perkantoran sepi, jalanan sepi, semua orang tinggal di rumah bersama keluarga.

Laporan dari berbagai sumber mengenai kondisi bumi, sungguh mencengangkan. Tingkat polusi jauh berkurang, udara semakin bersih, burung-burung dan hewan-hewan lainnya seolah mendapatkan suasana udara baru yang bersih. Foto bumi dari udara kini jauh berbeda, lebih bersih, lebih jernih, lebih tenang. Banyak kota di dunia yang biasanya hiruk pikuk, dan mengangalami kemacetan lalu lintas, sehingga menjadikan polusi yang luar biasa, kini udara kota-kota besar di dunia menjadi cerah dan bersih. Informasi dari kota-kota tersibuk di dunia, seperti London, Roma, Berlin, Paris, New York, Tokyo, Wuhan, sampai Singapura dan Jakarta, menjadi kota-kota yang sepi.

Kini bumi dilanda ketenangan, seolah wabah ini memaksa manusia untuk berhenti sementara dari aktifitasnya yang eksploitatif terhadap bumi (mother earth). Bumi kita sekarang mendapatkan kesempatan untuk beristirahat. Sesuatu yang belum pernah didapatkan selama ini. Bumi terlalu lama disakiti umat manusia, dengan egonya melakukan peperangan dan penghancuran, pengrusakan alam dan pembunuhan mahluk hidup lainnya. Bumi kita sakit, karena ulah manusia.

Tuhan selalu memiliki cara untuk menyadarkan umat manusia sebagai penguasa di bumi, bahwa bumi tempat kita hidup juga membutuhkan perhatian, membutuhkan perlindungan untuk keberlanjutan eko sistemnya, dan sehat. Manusia merupakan mahluk yang eksploitatif, cenderung merusak, serakah, egois, dengan kekuasaanya bisa membinasakan mahluk lain (bahkan sesama). Kita diingatkan untuk selalu bekerja sama, untuk bisa memberi, untuk hidup dalam keseimbangan demi menjaga bumi dan kehidupan kita. Kita juga disadarkan untuk bisa memperhatikan keberlangsungan hidup mahluk lain.

Kehidupan manusia merupakan interkoneksi, tidak bisa lepas satu sama lain. Saat ini, barangkali kita dipaksa untuk memberikan kesempatan bumi kita untuk beristirahat, untuk melakukan revitalisasi, sehingga dapat memberikan daya dukungnya kembali pada kehidupan manusia.

(Aam Bastaman)

Foto: Istimewa

Bumi 1.jpg
Aam BastamanComment