Pengalaman Safari KB 1980 untuk menangani Virus Corona

keluarga1.jpg

Mantan Kepala BKKBN tahun 1983-1999 yang sekarang membantu Menteri
Desa PDTT sebagai Ketua Tim Pakar, Prof Dr. Haryono Suyono, menjalakan bahwa pengalaman pengembangan perluasan jangkauan KB bisa digunakan untuk mengerem menyebarnya Virus Corona. Penggunaan Strategi Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang digunakan dalam pengembangan perluasan program KB tahun 1980 – 1990 itu populer dengan nama Safari KB. Safari itu dikemas melalui bermacam model sesuai pemain atau pemeran utamanya. Ada Safari Senyum karena pelakunya ingin memberi kesan bahwa ajakan ber-KB dilakukan dengan senyum ceria sehingga calon pesertanya tidak takut menghadapi petugas. Ada Safari Binang Sembilan karena pemain utamanya adalah tokoh Agama dari NU yang logo Organisasinya memiliki Bintang Sembilan.

Intinya adalah bahwa Pimpinan Kelompoknya memiliki komitmen sangat tinggi, biarpun stafnya berbeda-beda tetapi sasaran dan tujuannya satu, yaitu itumengajak pasangan usia subur muda ikut KB. Untuk  masa kini adalah bahwa karena menghadapi serangan Virus Corona, maka sasarannya adalah setiap keluarga tinggal di rumah masing-masing dan tidak keluar rumah atau berkumpul dengan banyak orang.

Sasaran dan tujuan program disiarkan dan diajak partisipasi masyarakat secara luas melalui radio, televisi, media masa dan media sosial serta informasi lisan oleh para pejabat dan relawan secara luas. Indikator keberhasilannya adalah partisipasi masyarakat yang mengajak keluarga desa untuk tinggal di rumah makin banyak. Indikator usaha itu berhasil adalah jalan-jalan sepi, pasar sepi, toko dan tempat umum sepi. Semua TV, Radio dan Media Sosial dihimbau unuk menayangkan berita bahwa keluarga kumpul di rumah dan semua tempat umum sepi, biarpun masih ada yang ramai. Tetapi harus dikesankan sepi agar yang ingin ke tempat umum membatalkan niatnya. Bahkan bisa diperkuat yang sudah terlanjur akan berangkat, membatalkan niatnya.

keluarga2.jpg

Kesan itu harus diatur melalui pesan radio, televisi dan media lain secara kompak dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab demi keselamatan seluruh warga. Dihimbau melalui saluran resmi, petunjuk semua pemimpin formal dan informal untuk bekerja sama dengan ikhlas.

Kalau pesan ini sudah diulang-ulang, ditambah pesan berikut guna memperkuat daya tahan dengan pesan yang mudah di cerna, lebih dari itu bisa dikerjakan oleh rakyat banyak tanpa intervensi pemerintah. Jajaran pemerintah, khusus Dinas Kesehatan dan rekan-rekannya, memberi bantuan kepada rakyat yang tidak mampu melakukan pengembangan daya tahan secara mandiri dengan bantuan vitamin atau lainnya yang sifatnya preventif.

Kegiatan itu dilakukan dengan menjemput bola secara aktif, seperti dalam Safari KB di tahun 1980, yaitu petugas PLKB, bidan dan dokter menjemput keluarga di rumahnya untuk ikut KB diantar Ketua RT, RW dan Punggawa Desa. Gerakan itu merupakan salah satu Gerakan yang mempercepat tuurunnya tingkat fertilitas sepuluh tahun lebih cepat.

TV, radio dan media sosial diminta menayangkan berita yang tidak menakutkan berisi Kasus Penderita yang meninggal, tetapi isinya keluarga dan anak-anaknya yang menciptakan acara di rumah, berdoa dan giat melakukan berbagai acara bersama yang menyenangkan. Suatu gambaran tinggal di rumah dengan tertib dan acara yang menarik sebagai variasi hidup keluarga yang langka dan disyukuri. Semoga Safari tinggal di rumah menyenangkan dan memenangkan upaya memerangi wabah Corona dengan sistem yang murah meriah dan efektif sehingga usaha kuratif hanya harus menghadapi kasus yang terbatas karena semua keluarga tertib mengikuti petunjuk dengan ceria. Semoga ada manfaatnya.

Haryono SuyonoComment