Covid-19 dan Dunia yang Rentan Bencana

Catatan: Aam Bastaman

Ini tulisan saya yang kedua mengenai virus corona baru. Sebelum ini, di media yang sama saya mengulas kemunculan virus yang mudah menyebar ini dari Wuhan, sebuah kota penting di Cina, bulan Desember 2019, dan bagaimana umat manusia harus bahu membahu mengantisipasi penyebaran virus ini, sebagai ancaman bersama.

Kini penyebaran virus ini bukan hanya di Cina, namun telah menyebar ke lebih dari 158 negara. Sebanyak sekitar 173 ribu orang positif terinfeksi virus Corona, meskipun terdapat jumlah besar korban yang terinfeksi (77.700 orang) bisa sembuh, namun tercatat per 14 Maret 2020 sekitar 6.600 orang di seluruh dunia meninggal akibat virus ini.

Penularan virus corona di Wuhan dan daerah-daerah lain di Cina telah berangsur-angsur reda. Dengan disiplin yang ketat, serta kemampuan kepemimpinan yang kuat, penularan virus ini dapat dicegah dengan baik. Cina bisa bernafas lega, meskipun tetap waspada. Namun negara-negara di luar Cina mulai merasakan akibatnya. Italia, Iran, Korea Selatan, Jerman, Amerika Serikat, kemudian Malaysia merupakan negara yang terdampak secara luas akibat virus ini. Bahkan di Italia seluruh negara dilakukan lockdown, sebuah metode karantina negara, menutup negara terhadap pendatang, termasuk menutup mereka yang mau keluar Italia, serta menghentikan semua aktifitas harian warga. Kondisi Italia sebagai sebuah negara modern betul-betul mencemaskan, seolah-olah kehidupan sudah mati. Jalanan sepi, pusat-pusat keramaian sepi, tiada aktifitas yang biasa yang menandakan adanya sebuah kehidupan. semua terkurung di rumah.

Bisa dipastikan serangan virus ini akan berdampak pada perekonomian global. Sebelum adanya virus corona pun perekonomian global sudah mulai lesu, apalagi dengan adanya virus corona ini. Dunia harus siap-siap menghadapi kenyataan pahit bahwa kehidupan umat manusia mulai terganggu. Tantangan buat para pemimpin dunia untuk terus melakukan kerjasama. Trump pun tidak bisa lagi mengelola perekonomian Amerika sendirian. Butuh negara-negara lain.

Dari perspektif hukum alam, banyak yang menyakini kejadian ini merupakan era ke arah keseimbangan baru. Dunia sudah mulai rusak, ekspoitasi alam sudah tidak terkendali, bumi seolah sudah mulai kehilangan daya dukungnya. Barangkali, dengan cara inilah alam, mengembalikan keseimbangan. Untuk sementara manusia dipaksa menghentikan pembangunan yang eksploitatif.

Mengambil hikmahnya, kita bisa bertafakur, menelaah ke dalam diri, merefleksikan kembali pada kehidupan yang fana ini, kembali ke jati diri kamunusiaan kita, untuk bisa bekerja sama, gotong royong, serta duduk dan berdiri sebagai umat manusia yang bersatu. Satu kelompok manusia terganggu maka akan merupakan gangguan bagi seluruh umat manusia. Manusia harus bahu membahu, tidak lagi melakukan penyekatan-penyekatan atas dasar pembedaan.

Di Indonesia kita mulai merasakan pengaruhnya. Pemerintah menyarankan kita semua mengurangi aktifitas dalam kerumunan. Artinya mengurangi pergerakan, termasuk aktifitas bekerja dan sekolah. Semua dilakukan di rumah - bekerja di rumah, bersekolah di rumah dan beribadah di rumah. Dampak terhadap ekonomi terntunya akan buruk, namun semoga hal ini bersifat sementara, untuk mencegah penyebaran virus lebih cepat. Bagaimanapun kita harus memilih, strategi fokus pada pengurangan aktifitas di luar rumah, menjaga jarak sosial - tidak melakukan aktifitas apapun di luar rumah dan sementara waktu diam di rumah untuk pencegahan penyebaran virus dinilai lebih penting, untuk saat ini. Tapi tentu kita tidak boleh panik, waspada yes. Penerapan strategi menjaga jarak sosial ini perlu disiplin yang ketat, serta komitmen bersama, karena orang yang nampak sehat dipastikan belum tentu tidak terkena virus ini.

Dengan kejadian ini, mudah-mudahan kita dapat lebih merasakan sebagai umat yang satu. Dalam kemanusiaan pun seyogyanya kita merasa satu. Semoga bencana alam ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa kita di era teknologi yang canggih ini tetap harus memperhitungkan resiko lingkungan, dan para politisi dapat menghindari pemanfaatan bencana ini untuk kepentingan politik sesaat.

(Aam Bastaman)

corona 3.jpg
Aam BastamanComment