Bertemu Tujuh Kepala Desa dari Jawa Tengah

Tujuh1.png

Pada hari Selasa kemarin, tujuh Kepala Desa dari Jawa Tengah, khususnya dari wilayah sekitar Solo yang sedang berkunjung ke Jakarta sempat mengadakan silaturahmi. Melalui seorang sahabat dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga, karena salah seorang dari Kepala Desa, yaitu Kepala Desa dari wilayah Karang Anyar, Bonyolali, Surakarta dan lainnya, pada umumnya semasa muda pernah mendapat penghargaan karena bersama kelompok pemudanya sangat maju. Mereka menanyakan apakah mantan Menko Kesra Taskin, Prof. Dr. Haryono Suyono bisa dihubungi, mereka ingin bertemu karena rindu di masa lalu selalu mendapat dorongan untuk maju, utamanya dalam hubungan peran pemuda untuk pembangunan, pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan. Apalagi mereka mendengar bahwa Pak Haryono sekarang membantu Menteri Desa PDTT.

Pejabat itu mencoba menghubungi dan berhasil mengundang. Karena rombongan berada dekat Gedung Granadi, dan semasa masih muda berhubungan dengan Pak Harto, maka dengan Ijin Pak Subagyo SH, yang dewasa ini menempati Kantor yang pernah kami tempati, yang adalah bekas kamar Pak HM Soeharto di Granadi, kami mohon pinjam untuk menerima tamu Tujuh Kepala Desa yang sebagian ternyata pada jaman mudanya adalah Kader-kader Pemuda juara Pemuda untuk pembangunan binaan para Menteri pada jaman itu.

Karena sejak muda aktif dalam kegiatan kepemudaan di desa, maka hampir tujuh Kepala Desa itu menjadi sangat populer di kalangan masyarakatnya. Mereka juga sangat aktif dalam gerakan di desanya sampai sekarang sehingga dalam pemilihan Kepala Desa mendapat kepercayaan rakyat dan kepercayaan masyarakat untuk memimpin rakyat di desanya. Secara kebetulan karena banyak berhubungan dengan Pembangunan Desa dengan menggunakan Dana Desa mereka juga mendengar bahwa salah satu Menteri yang menjadi idola kaum muda di jaman itu, termasuk populer karena setelah mereka menjelang dewasa juga aktif dalam Program KB, mereka sangat mengenal sosok Kepala BKKBN yang terkenal sebagai Kepala BKKBN seumur hidup karena menjabat Deputy selama sepuluh tahun dan Kepala BKKBN sekitar 17 tahun, suatu jabatan yang oleh banyak kalangan disebut jabatan tahan lama seumur hidup.

Pertemuan yang didampingi Bapak Subagyo SH itu sangat menyenangkan para Kepala Desa dan Ketua Bumdes karena kepada mereka dipersilahkan satu demi satu memberikan paparan secara ringkas tentang kegiatannya dalam Pembangunan Desa dan Masyarakat Desa di wilayahnya. Dengan lancar karena rupa-rupanya mereka yang aslinya aktifis kemasyrakatan di desanya, menguraikan pembangunan di wilayahnya. Ada yang dengan gegap gempita sedang membangun Bumdes wisata karena kebetulan wilayahnya berdekatan dengan Astana Giri Bangun dimana Pak Harto dan Ibu Tien di makamkan, sehingga desanya setiap hari selalu ramai. Mereka mendirikan tempat peristirahatan dan menyajikan makanan khusus pedesaan yang mendapat perhatian tinggi dari para tamu yang berziarah ke Makam Pak Harto.

Tujuh2.png

Ada pula desa lain yang mengembangkan usaha pertanian dan pengolahan bahan hasil pertanian diolah menjadi barang jadi laku jual dengan keuntungan yang lebih besar karena diolah dengan lebih baik sehingga nilai hasil tambahnya menjadi keuntungan masyarakat di desa. Ada pula yang melakukan kegiatan dengan pasaran yang lebih luas karena berada di desa yang tidak jauh dengan pusat-pusat pasar seperti Kota Solo yang relatif dekat. Ada pula usaha ternak dan ikutannya yang tidak saja di pasarkan di daerah tetapi bisa dikirim sampai ke Jakarta atau kota-kota lainnya.

Mereka juga menanyakan kenapa modal untuk Bumdes relatif masih kecil. Jawabannya adalah bahwa pada tiga empat tahun pertama prioritas pembangunan adalah untuk memperbaiki infrastruktur desa seperti jalan desa, embung desa, sarana alah raga serta menyediakan sarana Klinik, Posyandu dan PAUD yang dibutuhkan oleh keluarga muda agar makin sehat dan anak balitanya bisa tertampung sehingga orang tuanya, bapak dan ibunya, bisa bekerja dengan tenang sehingga kemiskinan bisa dihapuskan. Kepada para pengasuh Bumdes dianjurkan agar usaha yang telah dikembangkan oleh PKK, UPPKS dan Posdaya di masa lalu diajak menjadi mitra bersama Bumdes sehingga kegiatan Bumdes bisa lebih luas di desa. Tidak itu saja, kegiatan usaha yang dibina oleh kader Petani, Kader Pemuda dan koperasi tidak dilarang bermitra dengan Bumdes. Lebih dari itu, Bumdes tidak dilarang bekerja sama dengan swasta yang memberikan kemudahan untuk rakyat di desa. Bumdes tidak dikembangkan untuk mematikan semua usaha yang ada di desa tetapi justru memberi kesempatan masyarakat desa maju makin mandiri.

Tujuh3.png

Pertemuan yang akrab itu diakhiri dengan foto bersama seakan seperti keluarga lama yang sudah sangat rindu bertemu kembali setelah untuk sekian tahun berpisah karena tugas yang sibuk. Suatu anugerah bagi kader muda binaan masa lalu yang tetap setia pada rakyat melanjutkan pembangunan untuk kepentingan anak bangsa dan melanjutkan pembangunan untuk Nusa dan Bangsanya.

Haryono SuyonoComment