Gerakan Pramuka membakar Semangat Anak Muda

saka1.jpg

Beberapa hari sebelum serangan Virus Covid-19, Kepala BKKBN Pusat Dr. dr. Hasto Wardoyo, SpOG, meresmikan renovasi “Markas Saka Kencana” di Kompleks Pramuka di Cibubur, yang karena berusia tua, benyak mengalami kerusakan dan perlu  di renovasi serta dikembangkan untuk kegiatan Saka Kencana pusat dan wilayah DKI Jakarta. Kegiatan “Saka” dalam kalangan Gerakan Pramuka adalah salah satu kegiatan Pramuka yang khusus menangani kegiatan bhakti sosial yang secara tehnis di kembangkan guna menampung anak-anak muda yang memiliki minat pada bidang tertentu sehingga pembinaannya dilakukan bersama oleh Jajaran Pramuka dan Instansi di mana anak-anak muda tersebut memiliki minat khusus.

saka2.png

Pada waktu Prof. Dr. Haryono Suyono sebagai Menko Kesra ditugasi sebagai Pembina Pramuka, kegiatan “saka” tersebut marak di dukung tidak kurang dari 17 Departemen yang membentuk Saka seperti Saka Wanabhakti, Saka Kencana, Saka Dirgantara, Saka Husada, dan banyak lagi. Para Pramuka yang bergabung dalam setiap kelompok Saka sekaligus menjadi “generasi muda” yang memiliki minat mengenai bidang tugas dari instansi yang menangani dan memberikan fasilitas unuk kegiatan anak-anak muda yang tergabung dalam Saka yang dipilihnya.  Kegiatan seperti Kemah Pramuka dengan menyalakan api unggun tetap saja menjadi bagian seperti kita lihat pada gambar disamping, dimana Kepala BKKBN Prof. Dr. Haryono Suyono bersama Kakwarnas Gerakan Pramuka Letjen TNI (purn) Dr. H. Mashudi sedang menyalakan api unggun menandai kegiatan Saka Kencana BKKBN dalam suatu peristiwa penutupan bhakti sosial Saka Kencana di Jakarta. Kegiatan bhakti Sosial itu meliputi pendekatan kepada anak-anak muda, bukan hanya anggota Pramuka tetapi anak-anak muda desa yang melakukan kegiatan anak muda di masyarakat sehingga anak-anak di luar sekolah tidak cenderung mencoba-coba memakai narkotika, tetapi belajar memahami cara hidup sehat dengan membuat Kebun Bergizi, menikah pada usia dewasa, dan tidak melakukan kegiatan yang dianggap melanggar kehidupan sehat untuk anak muda seperti menghilangkan kebiasaan merokok. Usaha menunda usia nikah menjadi topik yang sangat menarik termasuk mengenal seluk beluk “menstrurasi” yang biasanya tidak diajarkan oleh orng tua. Anak-anak tidak hanya belajar dengan mendengarkan “pidato atau ceramah” tetapi belajar sesama anak muda secara langsung sehingga bisa sangat terbuka mengikuti pengembangan yang terjadi sesama anak muda. Kegiatan itu ditambah dengan pelatihan yang perlu dimiliki anak muda sehingga kegiatan anak muda berbah menjadi pelatihan menyanyi, menggambar, atau berbagai lomba dan tidak dalam bentuk yang mengarah kepada hubungan seksual atau keinginan untuk menikah pada usia muda.

saka3.jpg

Dalam masa Pandemi dewasa ini kegiatan lapangan Saka Kencana bisa dikembangkan mengajak anak-anak SD, SMP dan SMA “yang belajar secara daring” untuk pada pagi hari bersama-sama dalam lingkungan “keluarga sendiri” mengumpulkan sampah, mengolahnya dan memanfaatkan sebagai “pupuk Organik”, sebagai bagian dari Gerakan “Saka Kencana”. Lebih lanjut melalui anjuran Saka Kencana misalnya, anak-anak diajak mengolah halaman depan dan belakang rumah, kiri kanan rumah, menjadi Kebun Bergizi. Untuk menarik perhtian, pada saat-saat tertentu “diadakan lomba” antar kelompok kecil sehingga bisa di cegah berkumpul dalam kelompok besar, di nilai dan diberikan tanda kecakapan dan sekaligus hadiah yang menarik.

Anak-anak muda dalam “kerangka Gerakan Saka Pramuka” bisa melakukan kegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan perubahan sosial diantara penduduk yang berpikir poisitif untuk memperkuat “daya tahan tubuh” mengahdapi seranga Covid-19 yang belum mereda. Semoga Gerakan berbagai “Saka Pramuka” tidak saja mengandung unsur pendidikan tetap maju pesat mengubah sikap dan tingkah laku generasi muda yang optimis, berpikir positif dan ingin tetap maju untuk masyarakatnya biarpun kita msih berada pada masa serangan Covid-19, kegiatan tetap berlanjut dengan tetap mematuhi Protokol Kesehatan dan waspada.

Haryono SuyonoComment