Ziarah pada Almarhumah Ibu Astuty di Makam Kalibata
Udara Jum’at pagi ini terasa sejuk sehingga pagi-pagi bersama dr. Rina, Bibit dan pak Keling, kami sudah siap dengan bunga dan air lengkap untuk berangkat ziarah ke Makam Almarhumah Ibu Astuty di Makam Pahlawan Kalibata di Jakarta. Dari jurusan lain dari Cilandak, kami mendapat kabar bahwa mas Fajar, Bubu dan anak-anaknya juga siap berangkat ke Makam melakukan ziarah kepada Ibunda tersayang. Dari Kampung Melayu adik-adik Almarhumah Ibu Astuty, mbak Sri yang selama ini rajin bertindak sebagai “ajudan Ibu” tanpa Surat Keputusan juga siap dengan anak cucunya, adiknya Tini dan mbak Yati yang dulu bekerja di BKKBN DKI Jakarta, sampai mencapai usia pensiun dengan baik, juga siap bergabung, sehingga hari Jum’at yang berkah hari ini Almarhumah Ibu Astuty mendapat kunjungan melimpah dari kerabat yang sayangnya tidak dapat diputus.
Sesampai di Kompleks Makam, petugas Makam yang sudah sangat kenal dengan kerabat pak Haryono sudah siap memberi salam hormat dan buru-buru mempersiapkan Mobil guna membawa rombongan yang besar ini ke makam yang terletak agak jauh di belakang. Kompleks makam ibu tadinya masih lengang, tetapi makin lama makin padat sehingga makam Ibu tidak terletak lagi di pinggir, tetapi sudah di kelililingi oleh penghuni yang rata-rata memiliki pangkat Brigjen, Mayor Jendral atau mantan Pejabat Tinggi Negara yang mengantongi berbagai jenis tanda jasa. Almarhum Ibu Astuty mendapat kehormatan di makamkan di Makam Pahlawan Kalibata karena mendapat tanda jasa “Bintang Mahaputra Utama” gara-gara jasa-jasanya yang luar bisa dalam ikut menggerakkan kaum Ibu dan Lembaga Wanita seperti Tantri Kencana, Dharma Wanita dan lembaga-lembaga atau Organisasi Wanita lokal seperti Wanita Betawi, ikut aktif menggerakkan program KB di seluruh Indonesia.
Begitu kami datang, kalau biasanya ada sederet kursi untuk duduk di tempat kosong, sekarang hampir tidak bisa karena telah berisi makam, tetapi untung, di sebelah makam ibu ada cadangan ruang kosong yang sengaja tidak diisi jenazah karena di cadangkan untuk makam Bapak Haryono Suyono yang memiliki hak di makamkan di Makam Pahlawan karena memiliki tidak kurang dari tiga Bintang Jasa yang sangat tinggi. Tempat kosong itu segera di beri kursi oleh petugas untuk duduk mendoakan Almarhumah agar dapat tenang dan bahagia berada di tempat yang terbaik disisi Tuhan Yang Maha Kuasa.
Segera setelah duduk kita berdoa dan membacakan surat Yasin dan doa-doa lainnya dengan khusuk. Setelah itu kita sebarkan aneka bunga ke pusara makam Ibu dan nenek tercinta dengan penuh rasa kasih sayang dan terharu. Bunga melati kesukaan ibu segera bertabur dengan manis putih suci di atas makam yang di tutupi batu kerikil warna hitam yang indah. Tepat di atas kepala pusara ibu tercinta tertutup dengan “helm” yang merupakan simbul pada setiap makam sebagai tanda yang di makamkan adalah “pahlawan bangsa” yang patut di hormati. Bagi kami penghormatan itu merupakan anugerah yang luar biasa dan sama sekali tidak diharapkan karena waktu kami menyumbangkan tenaga, penghormatan itu tidak terbayang sama sekali, tetapi anugerah itu datang tanpa kita persiapkan. Alhamdulillah.
Selesai tabur bunga “kita semua diam dan terkenang secara mendalam” kepada nenek, ibunda, dan kakak yang sangat kita cintai. Salam hati kita semua berdoa semoga almarhumah Ibu Astuty Hasinah Haryono Suyono diampunkan dosa-dosanya, diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa dan di tempatkan di sisiNya nyang terbaik. Aamiin Ya Robil Alamin.