BKKBN Jawa Timur Gelar Acara Lansia Bahagia Bersama Keluarga

Chaterin

Chaterin

Dalam rangkaian Hari Lansia Internasional tanggal 1 Oktober 2020, Kepala BKKBN Jawa Timur Drs. Sukaryo Teguh MPd, bekerja sama BBS-TV di Surabaya mengadakan Acara Dialog dalam Acara KUBIK atau Diskusi Publik yang sampai tanggal 14 Oktober diikuti oleh 4.234 oemirsa, dengan peserta seluruh Jajaran BKKBN se Jawa Timur, Petugas Lapangan PLKB seluruh Jawa Timur, Kelompok-kelompok PKK dari seluruh Kabupaten, Kelompok-kelompok Peserta KB dari ribuan Desa serta jajaran sahabat BKKBN dari seluruh Kabupaten. Acara yang dipandu oleh Moderator dari BBS-TV mBak Chaterin Elisen tersebut membawakan tema Hari Lansia Internasional sesuai Budaya Indonesia “Lansia Bahagia Bersama Keluarga”.

Ka BKKBN Jatim

Ka BKKBN Jatim

Acara yang padat makna tersebut, sekaligus menyambut hampir sepuluh persen penduduk Indonesia yang menjadi penduduk lanjut usia atau sekitar 25 juta orang, atau di Jawa Timur sebanyak 4 juta orang tersebut menurut rencana akan dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar Parawansa, Kepala BKKBN Dr dr Hasto Wardoyo, SPOG, Ketua Umum PB PWRI, Mantan Kepala BKKBN, Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT, Prof. Dr. Haryono Suyono, Kepala BKKBN Provinsi Jatim, Drs. Sukaryo Teguh S, MPd, Psikoloh, Dr. Andik Matulessy, MSi. Karena Ibu Gubernur sedang dinas di Jakarta, diwakili oleh Kepala Dinas Kependudukan Jawa Timu, dr. Andrianto dan Kepala BKKBN Pusat diwakili oleh Deputy BKKBN Pusat, Dr dr Yani Ulama Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Gus Fahmi Amrullah.

Kepala Dinas Kependudukan Jatim

Kepala Dinas Kependudukan Jatim

Drs. Sukaryo Teguh, Kepala BKKBN Jatim selaku tuan rumah memulai acara dengan menguraikan demografi lansia di Jawa Timur dengan menyinggung perkembangan secara nasional. Jawa Timur dengan keberhasilan KB, jumlah penduduk lansia sudah tinggi. Kalau rata-rata nasional masih mendekati angka sepuluh persen, barangkali di Jawa Timur sudah tigabelas persen. Seperti daerah maju lainnya lansia di Jawa Timur tidak saja jumlahnya melimpah tetapi mereka relatif memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik, berusia panjang sehingga menempati posisi sebagai lansia lebih lama dibanding lansia di provinsi lainnya, artinya memiliki usia harapan hidup lebih lama. Karena lansia jumlahnya relatif banyak, dan lebih dulu mendapatkan jumlah lansia yang banyak dari provinsi lainnya maka banyak juga lansia yang bisa dikatakan ikut-ikutan tertarik sehingga di banding dari provinsi lain lansia di Jawa Timur juga memiliki jumlah yang miskin atau menderita, yaitu sisa-sisa lansia penduduk masa lalu yang terbaik lolos sampai lanjut usia.

Kepala DFinas Kependudukan Jawa Timur, dr. Andrianto, sangat bersyukur karena Pemda Jawa Timur telah banyak memberikan dukungan kepada pendiuduk lansia dengan berbagai peraturan daerah dan langkah-langkah konkrit yang memberikan dukungan kepada penduduk lanjut usia. Dengan adanya berbagai peraturan Pemda tersebut, maka seluruh Kabupaten Kota dapat meberikan pelayanan resmi dengan dukungan dana yang memadai untuk memberikan berbagai fasilitasi pada lansia dengan kebutuhannya yang harus dipenuhi karena dirina sendiri tidak bisa lagi secara penuh.

Deputi BKKBN Pusat

Deputi BKKBN Pusat

Pak Yani yang mewajkili Kepala BKKBN membeberkan berbagai kebijakan secara nasional dalam proses pemberian dukungan dalam konteks “Bina Keluarga Lansia”, yaitu pembinaan lansia yang berbeda dengan “bina lansia” dalam Panti Asuham, tetapi bina lansia tetap dalam lingkungan keluarga, biarpun oleh anak-anak muda dalam lingkungan BKKBN diterjemahkan menjadi “lanisa tangguh” tetapi tetap dalam lingkungan keluarga. Konsep dalam lingkungan keluarga ini telah sejak lama dicanangkan agar lansia tetap nyaman dalam lingkungan keluarga.

Deputi Yani juga secara singkat membahas faktor-faktor penyakit, lupa atau keluhan lain yang biasa terjadi pada penduduk lansia. Pak Yani menjelaskan bahwa dengan olah raga dan kegiatan berkumpul dengan masyarakat luas akan sangat mengurangi kelainan tersebut. Bahkan mengharapkan agar pada masa anak-anak dicegah tidak mengalami kurang gizi atau stunting karena membawa akibat sangat mengganggu pada masa lansia.

Prof. Dr. Haryono Suyono

Prof. Dr. Haryono Suyono

Prof. Dr. Haryono Suyono yang disodori pernyataan bahwa lansia bayak dianggap kurang bermanfaat atau  menderita ditanggapinya sebagai kasus lama karena lansia di tahun 1940, 1950 atau 1960 memang menderita karena tingkat pendidikannya rendah, miskin dan sakit-sakitan. Lansia masa kini adalah pensiunan pegawai negeri, ada Bupati, Camat,, Direktur, Dirjen, Menteri dan bahkan Gubernur dengan latar pendidikan yang jauh lebih baik dibanding lansia masa lalu.

Lansia dalam keadaan anak laki-laki dan perempuannya sudah menikah, lansia sekarang akan melihat anak laki-laki dan perempuannya dua duanya bekerja, sehingga lansia dalam keluarga bisa sangat berperan mulai dari membantu cucunya atau cucu tetangganya mengantaranya pergi ke PAUD. Bahkan dalam keadaan serangan virus dewasa ini, seorang lansia bisa menjadi pendamping cucunya yang sudah SD, SMP atau SMA mengikuti sekolah daring karena kedua orang tuanya dua duanya sedang bekerja. Lansia menjadi sangat berguna dalam keluarga. Krena kegunaan timbal balik itu terjadi kasih sayang tiada henti. Lebih-lebih lagi kalau kebetulan memiliki “simpanan deposito” tidak segera di wariskan, sehingga lansia tetap memiliki hak untuk mentraktir anak dan cucunya dengan kehormatan yang sangat tinggi, bukan hanya di traktir oleh nakanya yang memiliki pendapatan yang mungkin lebih tinggi.

Gus Fahmi Amrullah

Gus Fahmi Amrullah

Secara panjang lebar Haryono menggambarkan kesempatan baru bagi lansia lebih-lebih lansia jaman sekarang tidak hanya sebentar menjadi lansia, tetapi jauh lebih lama bisa dua puluh tauh, tiga puluh tahun atau lebih sehingga hidup sebagai lansia memiliki keuntungan masa emas kedua karena pilihannya lebih nikmat dibandingkan lansia di masa lalu.

Komentar lebih lenjut diberikan oleh Gus Fahmi Amrullah Pengurus Pondok Pesantren dari Tebu Ireng yang memberikan komentar didasrkan ajaran Kitab Suci Al Qur’an yang memberikan peghragaan yang tinggi kepada penduduk lanjutusia, kepada seoranga ayah, seorang ibu yang harus dihargai sebagai layaknya seorang yang beriman.

Pandangan dari sudut psychologi diberikan oleh Dr. Andik Matulessy, MSi. Digambarkan bahwa secara wajar ada saja seorang lansia mengalami perubahan daya ingat, sering tgung atau persaan lain karena adanya gangguan karena usia yang bertambah lanjut. Uraian yang menarik diberikan oleh Dr. Andik dari sudut psychologi yang memberikan gambaran dengan sangat menarik.

kubik7.jpg

Akhirnya para nara sumber diberikan kesempatan menjawab pertanyaan yang berasal dari para peserta yang jumlahnya sangat melimpah. Pertanyaan sangat menarik bagaimana “memberi petunjuk” kepada “lansia”, Haryono menganjurkan agar ada timbal balik antara lansia dan anak atau cucu sama-sama bisa “membetulkan” atau “saling memberikan petunjuk” karena hubungan antara lansia dan anak terjadi kerja sama yang baik, suatu “perintah timbal balik” antara lansia dan anak atau cucunya.

Para nara sumber pada umumnya mendapat pertanyaan yang melimpah menandakan bahwa masyarakat Jawa Timur yang mengikuti  acara ini benar-benar jauh lebih cerdas dibandingkan masyarakat di masa lala, semoga kemajuan ini mencerminkan dinamika yang makin tumbuh dalam masyarakat kita. Alhamdulillah.

Haryono SuyonoComment