Rombongan Angklung dari Pondok Kelapa lakukan gelar yang memukau penonton
Saya, Haryono Suyono, Ketua Umum PWRI, tetapi bukan ahli musik. Bagi saya, Rombongan Angklung Swara Kelana Talanta Lansia Pondok Kelapa yang dipimpin sekaligus saya kira silatih oleh Pak Bahtiar, saya kira telah menyuguhkan rentetan nyanyian melalui gerakan angklung yang sangat menarik, hampir tidak ada kesalahan satupun dari setiap penggerak angklungnya. Sekali lagi saya bukan ahli musik, tetapi dari perhatian pada satu demi satu tangan-tangan yang, sebagian sudah lansia, yang menggerakkan angklungnya, sebagai bagian dari kumpulan sekitar 50 atau lebih ibu-ibu yang membawa angklungnya sebagai bagian pemain, yang kelihatan sangat percaya diri, dengan senyum dan gerak tangan, badan dan kakinya, secara harmonis mengiringi lagu yang di goyangkan. Sungguh sangat menarik, menawan dan mengagumkan.
Pelatih dan sekaligus diregen, Pak Bahtiar yang bergaya Sunda, menggerakkan tangan seakan memberi aba, seakan menari dalam keceriaan karena aba-abanya diikuti oleh seluruh rombongan dengan nikmat dan ceria seakan mereka satu demi satu menyatu dengan angklung yang membawakan bagian nada yang harus selalu harmonis dengan nada yang dibawakan oleh rekan di sebelahnya. Kalau satu saja tidak mengikuti harmoni irama, maka akan terdengar suara sumbang dan seluruh harmoni lagu yang dibawkan pasti terdengar sumbang dan tidak lagi menarik.
Ada seorang anak muda, belum lansia, dengan santai bertugas menabuh suatu alat, dalam Bahasa Jawa disebut gambang, dengan empat pemukulnya, yang kdang di kurangi satu menjadi tiga pemuklulnya, yang dengan percaya diri yang tinggi digerakkannya ke kiri ke kanan, melakukan tugasnya sesuai irama, kadang menjadi pemukul awal untuk memulai suatu bagian dari lagu, kadang menjadi pengikut seperti kenong atau gong dalam gamelan Jawa, tanpa ada kesalahan dan selalu tepat waktu. Kelincahannya membuat tontonan itu sungguh sangat harmonis dan patut di pertontonkan dalam arena yang lebih luas melalui acara televisi atau direkam dan disajikan dalam You Tube untuk dinikmati sebagai tontonan yang menarik. Lebih-lebih kalau lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang membakar semangat persatuan kesatuan bangsa, mendorong hidup gotong royong, atau membakar semangat pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat luas agar dengan semangat itu kita bersatu, damai, dan dengan semangat tinggi membangun bangsa untuk sebesar-besar kesejahteraan bersama.
Ada lagi seorang ibu, yang dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya, seakan membawakan gitar utama atau saron utama menggerakkan angklungnya penuh percaya diri dan akan sangat fatal kalau melakukan kesalahan karena suaranya melengking kencang, tetapi karena sudah sangat mahir dan menguasi alat dan irama lagunya, seluruh tubuhnya ikut bergerak dalam irama yang indah diikuti serentak suara dari gerakan angklung lain yang memadukan isuara awal itu menjadi bagian dari lagu indah, merdu dan bersemangat seakan dibangunkan oleh gerak tangan gemulai angklung yang digerakkannya dengan penuh kasih saying.
Suatu performan dari gerakan musik tradisional yang kiranya perlu dilestarikan dan dibawa dalam setiap acara penting agar makin dicinai dan dijadikan norma pengisi budaya Nusantara yang kta banggakan dan dihargai dengan penuh kasih sayang. Terima kasih sumbangannya untuk para lansia anggota PWRI, penjuang bangsa yang tetap bersemangat demi persatuan dan kesatuan yang dinamis.