Cerita Ringan - Kalau Menko Kesra Ketemu SesMenkonya ......

IMG_3777.JPG

Mantan Menko Kesra Taskin, Prof. Dr. Haryono Suyono, atau Menko Kesra seumur hidup, karena informasi itu tercantum dalam kartu Penduduknya yang berlaku seumur hidup, yaitu pada baris Jabatan berisi Menko Kesra, hari ini secara santai bertemu dengan Dr. Moch Soedarmadi, yang sedang kumpul dengan stafnya, yang di masa ltu adalah SesMenko Kesra. Pada masanya, ke dua tokoh senior itu memiliki pengalaman menarik setelah kantor Menko menjadi Kantor penggerak kegiatan sosial kemasyarakatan melalui dukungan antar Departemen dan lembaga sosial yang gigih. Pengalaman unik itu juga menarik karena pada suatu hari diputuskan  Kantor Menko di tutup karena jabatan Menko Kesra dihapuskan. Tetapi oleh Menteri Sekneg, SesMenko tetap diminta datang ke Kantor menjadi penunggu Kantor dan ratusan pegawai yang belum dipensiun sebagai pegawai negeri. Akhirnya kantor itu dibuka kembali karena Kabinetnya berubah dan mendadak Jabatan Menko Kesra dihidupkan kembali. Pertemuan hari ini sungguh sangat menarik karena kedua pensiunan senior itu memiliki pengalaman sangat unik pada masa Pak Harto menjabat sebagai Presiden RI pada tahun yang terakhir.

Karena keduanya berasal dari BKKBN dan mengetahui banyak lembaga yang dititipkan pada Kantor Menko Kesra dan Taskin, antara lain Unit Pengentasan Kemiskinan, Unit Penanggulan Bencana, Unit Penanganan Masalah Narkoba, dan Unit Pengumpulan Zakat Nasional, maka atas petunjuk Menko, demi efisiensi dan dinamika lembaganya,  Sesmenko dan staff diperintahkan mempersiapkan Unit-unit itu menjadi unit terpisah seperti halnya Kantor BKKBN yang dipisahkan dari Departemen Kesehatan. Salah satu alasannya adalah di dalam lingkup Kantor Menko Kesra, Unit-unit itu kurang maju karena jumlah pegawai dan anggaran yang tidak memadai sehingga geraknya tidak lincah, bahkan menjadi sorotan publik.

IMG_3779.JPG

Biarpun persiapan pembentukan Unit-unit terpisah itu ditangani pada masa pak Harto tetapi implementasinya baru dapat di lakukan tatkala Presidennya sudah di gantikan oleh Almarhum BJ Habibie. Lembaga-lembaga itu menjadi Badan terpisah sampai sekarang. Suatu kenangan indah karena kita berdua menjadi arsitek perubahan yang ternyata memperbaiki pelayanan lembaga-lembaga itu kepada masyarakat luas. Pagi itu, mengenang itu semua, kami sangat terharu, seperti anak kecil, menitikan air mata karena bersyukur telah ikut mengukir sejarah biarpun para Pimpinan Lembaga yang kami ikut melahirkannya pasti tidak tahu bahwa sesungguhnya kami berdua adalah bidan atau dokter yang ikut melahirkan lembaga-lembaga itu.

Dengan penuh kenangan indah, pertemuan pagi tadi mengingatkan kepada kita berdua bahwa hanya pada jaman kita berdua memegang Jabatan paling tinggi di Kantor Menko Kesra Taskin, Presiden HM Soeharto dan Presiden BJ Habibie dalam kabinetnya memiliki Acara Sidang Kabinet Terbatas Bidang Kesra. Tidak ada Sidang seperti itu sebelumnya, dan tidak ada sesudah kedua Presiden itu lengser. Suatu kehormatan yang tinggi karena Menko Kesra berikutnya praktis tidak bisa membawa masalah bidang Kesra, seperti Pendidikan, Agama, Sosial, Pemuda dan Olah Raga, KB dan lainnya dalam Sidang tingkat Menteri khusus bidang Kesra yang dipimpin langsung oleh Presiden serta dihadiri oleh seluruh Menterinya. Bahkan sebelum Sidang Kabinet, SesMenko setiap bulan harus selalu mengadakan Rapat Koordinasi Eselon I mempersiapkan bahan Sidang Kabinet Bidang Kesra. Istimewanya, karena pada masa Presiden BJ Habibie tidak ada Wakil Presiden, maka Ruang Rapat Menko dan SesMenko dipindah dari Kantor Menko Kesra yang sempit ke Kantor Wakil Presiden yang kosong. Suatu kenangan indah, hanya sayang tidak ada SK Pejabat Wakil Presiden sehingga tidak ada pensiun Pejabat Wakil Presiden atau Pensiun Pejabat Sekretaris Wakil Presiden.

Melalui Sidang Kabinet dan koordinasi yang erat antara Menteri-menteri Bidang Kesra dan Menteri Biang Ekonomi dan lainnnya, banyak peristiwa atau kasus di bidang Kesra yang bisa ditangani dengan koordinasi yang sangat cepat dan efidien, sehingga citra pemerintah menjadi sangat tinggi. Beberapa contoh yang menarik adalah terjadinya peristiwa banjir di Samarinda yang disebabkan jebolnya salah satu tanggul sungai. Karena Koordinasi yang baik maka Menko Kesra dengan pesawat Kepresidenan, bersama Menteri PU dan jajarannya langsung mengadakan peninjauan dan jebolnya tanggul dapat diatasi kurang dari satu minggu sehingga akibat banjir serta penderitaan rakyat teratasi. Peristiwa lain terjadi di Bali yiatu tanah longsor yang mengakibatkan kerusakaan yang parah terhadap beberapa desa. Menko Kesra bersama Menteri PU, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Sosial langsung datang ke lapangan. Dengan penelitian yang cepat di lakukan koordinasi sehingga sekolah yang terkena akibat longsor, rumah dan penduduk yang menderita langsung ditangani secara terpadu dan cepat sehingga dalam waktu kurang dari satu bulan semua sudah ditangani antar Departemen dan diselesaikan dengan baik, termasuk beasiswa untuk anak-anak yang rumahnya tergusur tanah longsor. Peristiwa lain yang mengerikan terjadi di Tanah Suci yang mengakibatkan korban. Karena keterpaduan antar unit Menteri Bidang Kesra dan Menteri Bidang Ekonomi, maka korban yang berasal dari Indonesia dengan cepat dapat diatasi sehingga masyarakat tenang dan sangat menghormati gerak cepat pemerintah.

Kita juga sangat ingat bahwa pada saat menjabat Menko Kesra Taskin mampu melanjutkan dan memperluas legalcy BKKBN yang memiliki peta keluarga yang sangat bagus untuk dijadikan road map pengenalan keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I yang umumnya miskin sehingga semua intervensi yang ditujukan untuk menolong keluarga itu bebas dari kemiskinan dapat dilakukan dengan memancing keluarga yang bersangkutan secara tepat agar segera maju dan lepas dari kemiskinan secara mandiri. Peta itu juga sangat berguna untuk mengenal keluarga miskin yang selanjutnya mendapat jatah beras dan sembilan bahan pokok secara tepat sasaran. Dewasa ini, Peta itu tidak lagi dipergunakan biarpun melalui cara itu keluarga miskin bisa dikenal sebab-sebab kemiskinannya karena proxy indikatornya adalah variabel mutable, artinya bisa diubah oleh masing-masing keluarga.

Pada saat itu pula Menko Kesra sangat berperan bersama Presiden HM Soeharto memulai gerakan melanjutkan program pengentasan kemiskinan tidak saja oleh pemerintah tetapi diikuti Gerakan Swadaya Masyarakat dengan adanya Takesra Kuskesra yang dibantu pancingan dana yang berasal dari sumbangan para Konglomerat yang diajak bekerja sama dengan simpatik. Sayang program yang sangat bagus itu tidak berlangsung lama dan terpaksa dihentikan ketika pak Harto lengser.

IMG_3778.JPG

Setelah beliau lengser Presiden berikutnya tidak melanjutkan lagi sampai akhirnya Presiden Jokowi mulai tahun 2015 muncul dengan gagasan mengirim Dana Desa langsung ke setiap desa. Pada lima tahun pertama Presiden Jokowi menempatkan perbaikan Infrastruktur, seperti di 20.000 desa IDT di semua desa dengan dana sekitar Rp. 257 triliun. Lima tahun yang akan datang konon Dana Desa akan ditingkatkan menjadi sekitar Rp. 400 trilliun dengan program pemberdayaan yang lebih terarah dan pembangunan sumber daya manusia yang lebih gegap gempita sehingga diharapkan keluarga miskin bisa ditingkatkan menjadi keluarga bahagia dan sejahtera. Semoga program ini berlanjut dengan baik sehingga cita-cita membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera, bebas dari kemiskinan dan kebodohan, keluarga yang mandiri dan memiliki dinamika tinggi bisa segera terwujud menjadi kekuatan sumber daya manusia guna menopang pembangunan Negara dan bangsa tercinta. Amin.

Haryono SuyonoComment