Kepala BKKBN sepakat Lakukan Digitalisasi Dokumen Keluarga

Arsip2.png

Baru-baru ini Plt. Kepala Arsip Nasional (ANRI), Dr. M. Taufik, M.Si mengadakan pertemuan dengan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, SP.OG(K) yang juga dihadiri Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Deputi Bidang Informasi dan Pengembangan Sistem Kearsipan ANRI, Deputi Preservasi ANRI, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Direktur Bina Lini Lapangan, Direktur Pelaporan dan Statistik.

Dalam pertemuan itu ditegaskan bersama bahwa Arsip adalah identitas dan aset keluarga serta menjadi hak keperdataan didalamnya. Arsip juga menjadi bagian manajemen negara dan bangsa serta data informasi, komunikasi, edukasi untuk lintas Institusi dan Lembaga. Namun disadari bahwa saat ini masih sering diabaikan karena keluarga sejahtera masih dilihat secara kesejahteraannya dan material, padahal dokumen arsip pun sangat penting karena melekat didalam kehidupan sehari-hari. Karena itu kedua pihak sepakat bahwa sinergitas harus dibangun dalam kondisi dan situasi masa kini agar dapat saling memberi dukungan guna mewujudkan keluarga sejahtera.

Dalam kesempatan pertemuan itu, Hasto Wardoyo menyampaikan “Kita harus segera menindaklanjuti MoU dengan membuat Perjanjian Kerjasama yang detail, terkait substansi BKKBN saat ini yang sedang merancang Pendataan Keluarga yaitu dengan membuat Indeks Pembangunan Keluarga (IPK) di Tahun 2020. Oleh karena itu, kita butuh sistem pengarsipan yang bagus, ter-update dan mudah di akses sehingga selalu memberi manfaat karena pendataan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit”, ujar Hasto.

Plt Kepala ANRI, M. Taufik mengatakan bahwa “Saat ini ANRI sedang membangun arsip menjadi suatu knowledge atau pembelajaran, yaitu sebuah arsip yang dialihkan ke media penyimpanan online. Diingatkan agar arsip tidak langsung dibuang sebelum dilakukan auntetifikasinya karena untuk itu ada mekanisme yang harus dilakukan agar tidak terjadi kekacauan”, ungkapnya.

Selain itu, saat ini ANRI telah mempunyai pelayanan restorasi arsip berharga yang rusak akibat bencana, yang bernama Layanan Restorasi Arsip Keluarga (Laraska). Laraska pertama kali dimulai pada Tahun 2004 sesaat setelah tsunami Aceh dan diberikan secara gratis kepada masyarakat. Melalui program ini, ANRI akan mereservasi dan meningkatkan aksesibilitas arsip statis yang memiliki nilai guna tinggi tetapi rusak akibat bencana.

Dalam kesempatan pertemuan itu, Deputi Bidang Informasi dan Pengembangan Sistem Kearsipan ANRI, Imam Gunarto berkata “Tidak jarang Indonesia diterpa bencana, maka dari itu ANRI menyiapkan Laraska sebagai sistem restorasi arsip keluarga, tetapi kita bisa juga melakukan digitalisasi dokumen yang sangat penting dengan mempersiapkan storage digital dan menyiapkan suatu sistem tertentu. Apalagi, bagi sebuah lembaga BKKBN memiliki banyak dokumen yang perlu untuk diarsipkan sehingga BKKBN dapat menjadi mitra yang akan mendapat sistem khusus mulai dari SDM dan sistem digitalnya. Nanti ANRI yang akan membangun aplikasinya agar ketika kita pindah ke Ibu Kota yang baru, semua dokumen sudah terdigitalisasi sehingga tidak perlu membawa dokumen-dokumen”, ujar Imam.

Arsip1.png

Pada akhirnya Kepala BKKBN menyatakan terimakasih dan berharap bahwa kerjasama dengan ANRI dapat dilaksanakan dengan baik secepatnya, karena arsip menjadi bagian dari sebuah negara, karena negara dinilai Good Governance dapat tercermin dalam kualitas arsip negara” tutur Hasto..

 

Haryono SuyonoComment