Jelajah Nusantara: Toba

Catatan: Aam Bastaman

Datanglah ke Danau Toba saat anda mengunjungi Sumatera Utara. Saran yang sering terdengar dari sahabat di Sumatera Utara. Mengunjungi Sumatera Utara tapi tidak melihat Danau Toba, maka kunjungan anda tidak sempurna, itu baru “setengah kunjungan” yang masih harus disempurnakan.

Toba menawarkan keindahan alam yang luar biasa, salah satu keajaiban alam di dunia yang berproses sejak puluhan ribu tahun yang lalu,  akibat letusan gunung berapi raksasa yang kemudian menjadikan danau raksasa pasca letusan super masif sekitar 69.000 sampai 77.000 tahun yang lalu, yang menurut berbagai sumber informasi, letusan tersebut memicu perubahan iklim global.

Danau ini memiliki panjang 100 kilometer (62 mil), lebar 30 kilometer (19 mi), dan kedalaman 1600 meter (5200 ft). Danau ini terletak di tengah pulau Sumatera bagian utara dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter (2953 ft). Danau Toba adalah danau terbesar di Indonesia dan danau vulkanik  terbesar di dunia. Di tengah-tengah Danau Toba Toba terdapat Pulau Samosir yang kaya dengan panorama alamnya, serta  budaya masyarakat penghuninya yang unik. Penduduk danau Toba dan pulau Samosir dikenal sebagai suku Batak, semula pada awalnya menganut kepercayaan animisme, sekarang umumnya memeluk agama Kristen dan islam terutama yang menghuni di daerah Mandailing.

Selain melihat fenomena alam sebuah danau raksasa, Toba juga menawarkan banyak daya tarik seni budaya, antara lain para pelancong bisa mengunjungi dan menikmati atraksi Sigale Gale di pulau Samosir, desa wisata Tomok di pesisir timur Pulau Samosir, yang menampilkan budaya dan rumah adat khas msyarakat Batak Samosir, gunung Pusuk Buhit, atau belanja produk-produk khas pulau Samosir. Kawasan Danau Toba sendiri memiliki banyak memiliki tempat-tempat yang menarik, seperti beragam air terjun (salah satunya air terjun Sipiso- piso), Kebun Bunga Sapo Juma Tongging, Lembah Bakkara yang mempesona, Puncak Sidiangkat Sidikalang, ataupun pemandangan pegunungan sekitar danau Toba yang menawan, pemandangan danau Toba sendiri yang menakjubkan serta menawarkan beragam wisata air, selain itu juga atraksi seni dan budayanya.

Untuk sampai di pulau Samosir bisa dilakukan dengan menumpang sejenis kapal ferry ataupun kapal boat, dari beberapa dermaga, antara lain dari kota kecil Parapat yang indah, tepatnya dari Pelabuhan Ajibata dan merapat di dermaga pulau Samosir. Biaya sewa kapal ferry kalau berombongan sekitar Rp. 1 juta, pulang pergi, dengan kapasitas kapal sekitar 20-30 orang. Saya dan keluarga menyewa kapal ferry tidak sampai Rp. 1 juta, mungkin karena sedang sepi.  Di pulau Samosir kita akan disuguhi beberapa atraksi seni budaya, antara lain Sigale gale, sebuah patung kayu yang memiliki anggota badan bersendi, berdiri sambil meratap, yang dipasang di atas podium beroda sehingga bisa  menari (ada “dalang” di belakang layar yang menggerak-gerakkan). Bahkan penonton bisa menari bersama, setelah pertunjukan berakhir.

Semula,   Patung kayu Sigale gale , digunakan selama upacara pemakaman yang disebut papurpur sepata. Upacara tersebut dilakukan dalam rangka mengusir petaka mereka yang meninggal tanpa memiliki keturunan, dan untuk menenangkan roh mendiang agar arwahnya tidak penasaran. Jadi sebenarnya ini merupakan tarian pilu dan mistis. Kini patung Sigale gale di pulau Samosir menjadi salah satu atraksi wisata.

Sayang potensi danau Toba yang tinggi ini kurang dimanfaatkan secara optimal sebagai daerah unggulan wisata, meskipun sudah lama pemerintah mencanangkan danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia. Kerja keras rupanya masih diperlukan lagi untuk bagaimana danau Toba bisa menjadi produk destinasi andalan pariwisata Indonesia, khususnya Sumatera Utara.

 Aam Bastaman (Universitas Trilogi). Pelancong.

Photo: Istimewa

Toba1.jpg
Aam BastamanComment