Pembangunan Desa makin mendapatkan momentum positif
Gerakan Pembangunan Desa dan masyarakat desa yang digelar pemerintah bersama rakyat di hampir 75.000 desa di seluruh Indonesia, di Yogyakarta mendapat angin segar dan berhasil bukan saja menaikkan status desa tetapi mengangkat prakarsa dan derap pembangunan oleh rakyat secara mandiri. Bupati Bantul, Drs. Suharsono dalam acara Semanggi yang digelar TVRI Yogyakarta Jum’at malam, di depan tidak kurang dari 150 penonton yang memadati dan sebagian berdiri di ruang dialog interaktif TVRI Yogyakarta yang sebenarnya hanya cukup untuk 100 peserta duduk manis, mengungkapkan bahwa Dana Desa yang dikucurkan langsung ke desa telah menumbuhkan desa-desa wisata yang semula hanya mencakup sekitar 30 persen desa melonjak melebihi 50 persen yang memiliki desa wisata lengkap dengan sajian makanan lokal, tarian, pameran produk lokal dan yang menggembirakan penduduk desa makin pandai menahan wisatawan tinggal lebih lama, menginap pada fasilitas home stay sederhana dan merasa tempat menginapnya “desani”, karena ditata modern, nyaman dan dilengkapi fasilitas terkini. Lamanya turis di desa itu, menurut Bupati Suharsono yang bercerita dalam bahasa yang sederhana tetapi meyakinkan, memberikan kepada pemerintah desa pendapatan asli yang melonjak sehingga fasilitas umum seperti MCK secara tuntas telah dapat dipenuhi, anak-anak balita hampir seluruhnya tidak tinggal lagi di rumah tetapi memenuhi fasilitas PAUD yang dibangun di hampir semua sudut desa. Suatu harapan bahwa Kebupaten Bentul yang dulu “ndesani”, dalam waktu dekat akan menjadi Kabupaten Kota yang tumbuh mengiringi Provinsi Yogyakarta yang pernah menjadi Ibu Kota RI karena Sri Sultan Hamengku Buono IX berbaik hati membiayai semua keperluan pemerintahan pada saat awal kemerdekaan RI.
Plt Kepala BKKBN Rohdiana Sumariati SSos MSc yang menjadi sponsor acara Plengkung bersama Yayasan Damandiri dan Kementerian Desa PDTT mengiakan semangat yang tinggi dari masyarakat Bantul karena biarpun Yogyakarta termasuk pelopor keadaan penduduk tumbuh seimbang, dengan kesertaan KB hampir 70 persen, tetapi karena secara nasional harus mengembangkan Kampung KB untuk kabupaten dengan angka rata-rata di bawah angka provinsi, banyak Kampung KB di Yogya yang keadaan prevalensinya 40 atau 50 persen penduduknya sudah KB. Kabupaten seperti itu dengan mudah melonjak menjadi 60 atau 70 persen. Kampung KB segera diisi program “beyond family planning”, yaitu memperkuat fungsi-fungsi keluarga seperti pencegahan kawin dini, mengirim ibu hamil ke Posyandu, memastikan semua anak perempuan sekolah serta mendorong pelatihan kerja anak-anak terdidik agar siap mengikuti persaingan pada jaman 4.0 yang mengandalkan penggunaan internet yang luas.
Komentar Rohdiana disambut oleh Wakil Rektor UIN Kalijaga Prof. Dr. Al Makin MAg yang mewakili Rektor karena sedang di luar kota dengan menambahkan bahwa mahasiswa UIN dewasa ini makin diterima masyarakat desa dengan ikhlas karena mereka makin sadar dan mengetahui bahwa mahasiswa KKN ke desa membawa gagasan pembaharuan dan tidak mencari masalah di desa untuk dilaporkan pada atasan sekedar cari popularitas. Mereka menyambut gagasan inovatif karena masyarakat desa memiliki dana desa yang bisa dimanfaatkan untuk membangun dengan arahan inovasi, bukan sekedar tambal sulam seperti di masa lalu. Suatu desa dengan gagasan brilian bisa berubah menjadi kota industri dengan bahan baku lokal tetapi dipasarkan dengan sistem internet menjangkau pasar dunia yang di masa lalu tidak mungkin terjadi. Suatu kemajuan dan sinergi yang luar biasa lebih-lebih UIN mampu menawarkan penemuan baru yang di garap di laboratorium lapangan yang menghasilkan inovasi siap tayang.
Acara Plengkung yang padat itu disutradarai oleh Sari Nainggolan, diantar oleh Mulyono Danisaputro dari Damandiri dan Yudha dari Kementrian Desa PDTT, diseling tarian dan nyanyian yang menghibur sebagai acara peringatan Hari Proklamasi, di mana penonton ditantang dengan pertanyaan kuis berhadiah yang ternyata secara mengejutkan, dalam waktu kurang dari satu jam, telah menghasilkan jawaban lewat sms melalui hp dari seluruh DIY dan kota-kota di sekitar mencapai lebih dari 1700 jawaban yang masih terus mengalir deras setelah acara ditutup. Partisipasi penonton itu luar biasa dan membesarkan hati. Masyarakat desa ternyata melihat dan memperhatikan informasi pembangunan melalui TVRI, padahal banyak kalangan menduga atau menyangka penonton kita telah beralih kepada media sosial lainnya. Alhamdulillah.