Jelajah Nusantara: Sate Kambing Kota Tegal
Sewaktu saya bilang sedang berada di Tegal, dalam rangka pembukaan Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI) Koordinator Wilayah Jawa Tengah dan DIY, mewakii DPP APPTI, Prof. Haryono Suyono mengingatkan saya untuk mencoba sate kambing, salah satu kekhasan Tegal. Prof. Prijono bahkan secara spesifik menyebut nama kedai sate kambing yang menjadi favoritnya.
Jika tidak mencicipi sate kambing Tegal, maka belum sah datang ke Tegal, kata seorang teman. Saya juga mencicipi, dengan hati-hati, maklum punya alasan kesehatan. Tapi memang sate kambingnya sangat direkomendasikan, bagi mereka pecinta kuliner. Ada tempat makan sate kambing yang dekat dengan hotel Pesonna, bukan yang disarankan prof. Prijono, karena itu yang paling dekat dengan hotel tempat menginap.
Selain sate kambing Tegal, Tegal juga dikenal dengan tahu aci yaitu tahu yang terbuat dari bahan dasar tahu dan juga tepung kanji. Tahu Aci ini dibuat dengan cara memasukkan tahu kedalam adonan tepung kanji lalu digoreng. Orang hotel bilang mirip tahu Sumedang. Makanan khas lain yaitu Soto Tegal (memakai tauge dan tauco dengan campuran daging ayam, sapi atau jeroan babat), meskipun tidak terlalu populer.
Tegal juga terkenal karena warung Tegalnya (Warteg), warung makan sederhana yang bisa kita jumpai di berbagai pelosok kota Jakarta, dan kota-kota lainnya. Secara bahasa dan budaya, dialek Tegal juga memiliki kekhasan, yang berbeda dengan kawasan lainnya di Jawa Tengah. Dialek Tegal menjadi kebanggaan yang mempererat komunikasi masyarakat Tegal.
Mengacu pada Wikipedia, Kota Tegal berada di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah, wilayah bagian barat, terletak 165 km sebelah barat Kota Semarang atau 329 km sebelah timur Jakarta, dengan wilayah seluas 39,68 Km² atau kurang lebih 3.968 Hektar. Dengan bentang terjauh utara ke selatan 6,7 Km dan barat ke timur 9,7 Km. Dilihat dari letak geografis, posisi Tegal sangat strategis sebagai penghubung jalur perekonomian lintas nasional dan regional di wilayah Pantura yaitu dari barat ke timur (Jakarta-Tegal-Semarang-Surabaya) dengan wilayah tengah dan selatan Pulai Jawa (Jakarta-Tegal-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya) dan sebaliknya. Dengan curah hujan yang sangat rendah, temperatur (suhu) rata-rata kota ini mencapai 35 derajat celcius. Kota Tegal berbatasan dengan Kabupaten Brebes di sebelah barat, Laut Jawa di sebelah utara, serta Kabupaten Tegal di sebelah selatan dan timur.
Hari jadi Kota Tegal adalah 12 April 1580. Ternyata kota Tegal sudah berdiri lama. Bisa ditebak, Penggunaan nama atau kata Tegal mengacu kepada istilah tegalan, tetegil (ladang), awalnya nama sebuah desa yang berkembang menjadi sebuah kota.
Disarankan menggunakan Kereta Api (KA) untuk ke Tegal, karena lebih nyaman, dibandingkan jalan raya. Terdapat banyak KA menuju Tegal, salah satunya dengan menggunakan kereta api Gumarang, rute Jakarta Pasar Senen – Surabaya, nyaman, karena ada gebong bisnis dan eksekutifnya, namun juga ada kereta Tegal Express dan Tegal Bahari yang juga ada gerbong bisnis dan eksekutifnya, rute Pasar Senen – Tegal. Tegal bisa dicapai kira-kira 4 jam dari Pasar Senen.
Tempat wisata populer salah satunya adalah Gucci, tempat pemandian air panas, yang belakangan semakin diminati wisatawan domestik. Kalau ke Cirebon, atau dalam perjalanan ke Semarang, anda bisa mampir ke Tegal, mencicipi sate kambing khas Tegal yang lezat, sambil mengenal suasana kota.
*Aam Bastaman (Universitas Trilogi). Senior Editor Gemari.id