Memasyarakatkan dan Menjual Hasil Pertanian Organik

rumahK.jpg

Selama beberapa waktu terakhir ini, Maporina, suatu Organisasi para pengemar tanaman Organik yang oleh Drs. Joko Sidik Pramono, Sekretaris PWRI, mantan Dirjen dan Sekjen Kementerian Transmigrasi RI, telah dipimpinnya suatu organisasi yang menganjurkan penanaman dan penggunaan hasil tanaman yang ditanam dengan sistem Organik. Sistem ini dilakukan dengan tidak menggunakan pupuk kimia tetapi hanya pupuk Organik yang dibuat dengan bahan-bahan yang berasal dari alam, kotoran sapi atau kambing serta pengolahan tanah secara khusus sampai terbebas dari sisa-sisa pupuk kimia. Drs. Fajar Wiryono, Drs. Rudy Lubis dan kawan-kawannya sebagai anggota Pengurus yang sudah mendapatkan sertifikat pengolahan tanah dan tanaman Organik membantu Ketua Umum Joko Sidik Pramono memasarkan gagasan tanaman Organik itu ke seluruh Indonesia melalui berbagai pameran di Jakarta melalui berbagai kesempatan, mengadakan kunjungan ke berbagai daerah dan perguruan tinggi, memberikan demonstrasi menanam dan memelihara tanaman sayur Organik.

Dari keliling dan pemberian demo ke beberapa peminat, reaksi masyarakat sangat positif, tetapi karena produsen tanaman Organik masih sangat langka, maka tingkat konsumennya masih terbatas. Biarpun produk hasil pertanian organik memiliki pasar yang prospektif dari hari ke hari, tetapi jumlah konsumennya masih terbatas. Di luar negeri jumlah konsumen cukup banyak karena jumlah produsennya juga sudah banyak

Salah satu alasan kenapa produsennya terbatas karena tidak mudah untuk menjalankan pola pertanian organic, butuh perlakuan khusus pada tanah dan tanaman yang di Indonesia sudah terlanjur tercermar oleh pupuk kimia untuk beberapa tahun lamanya sehingga pengolahan tanahnya memerlukan waktu yang cukup lama, karena pertanian organik adalah pertanian yang seluruh prosesnya tidak menggunakan bahan kimia sehingga dijamin kualitas kesehatannya tinggi, yang dengan mudah terganggu sisa-sisa pupuk yang sudah ada di dalam tanah yang selalu menjadi pengganggu sehingga untuk memulai tanaman dengan pupuk Organik murni, di Indonesia perlu waktu yang lama sebelum tanahnya betul-betul bebas dari kontaminasi pupuk kimia.

Karena itu di Indonesia dan juga di negara maju, produk tanaman Organik dikenal dengan harga yang lebih mahal ketimbang bahan makanan non-organik, tetapi penggemar beras dan sayur-mayur organik di dunia makin hari makin meraksasa. Mereka bahkan membentuk komunitas-komunitas di perkotaan. Pembentukan komunitas yang bertumbuhan inilah yang menjadi salah satu sarana di mana seseorang yang ingin hidup sehat dengan konsumsi beras dan sayur Organik di Indonsia dan di dunia menjadi bertambah banyak dan pasarnya bertamah luas. Cara lain adalah dengan memanfatkan media sosial untuk memasarkan produk ini sebagai usaha mendukung peluang usaha yang makin menguntungkan. Mereka yang tertarik untuk mengikuti pelatihan dan menikmati demo bisa menghubungi Yayasan Anugerah Kencana Buana dengan nomor tilpon 02179949.

Haryono SuyonoComment