Traveler Tic Talk: London Unik Mahal

Tentu sudah disampaikan oleh banyak teman sebelum datang ke London: Awas London mahal. Meski sudah dibilang teman, waktu sampai dan harus beli makanan minuman terasa kaget juga. Betul, London mahal, he he he…

      Secangkir teh (English tea breakfast) bisa 2.5 sampai 3.5 poundsterling, kopi bisa 3.5 – 6 pound. Makan siang kalau mau khas Inggris yang paling murah, rasa sebenarnya biasa saja - Fish and Chip 9 Pounds. Menu agak lengkap di restoran bisa 12 – 20 pound (catatan 1 pound = Rp. 18.600). Kalau agak bermewah ria dengan aneka menu Eropa sekitar 20-40 pounds. Makanan Asia, seperti makanan Timur Tengah, Iran, Pakistan, India atau Mesir ataupun Thailand sekitar 15-20 Pound. Yang paling murah kelihatannya masakan Timur Tengah, itu nasi kebuli harganya antara 6-7 pounds. lumayan ya.

      Tiket angkutan publik bus yang warnanya khas merah dua tingkat 2.5 pound agak lebih murah dibandingkan kereta (tube) yang regular 4-5 pounds. Untuk angkutan publik kita beli kartu Oyster yang bisa di top up (diisi ulang). Kartu Oyster bisa digunakan untuk transportasi bus maupun kereta bawah tanah (tube). Bagusnya dengan kartu Oyster ini jika kita selesai kunjungan di Inggris, pulang ke Tanah Air maka sisa atau saldo bisa dikembalikan, melalui mesin. Jadi tidak mubajir.

      Sistem transportasi London konon rumit, tapi setelah beradaptasi beberapa lama, rasanya ok saja. Kemana-mana sarana transportasi publik tersedia dengan baik. Pilihan bisa memakai bus atau kereta yang jenis dan rute nya berlainan. Misalnya ada kereta (tube) district yang lebih murah, express yang mahal, selain itu ada jenis-jenis kereta lainnya, yang umumnya beroperasi bawah tanah (Overground), meskipun ada juga kereta di atas tanah (DRL/Rail).

      London kota imigran, saking banyaknya keturunan non-Inggris yang tinggal dan mencari nafkah di London, banyak diantaranya kemudian menjadi warga negara Inggris. Kalau saya ke kedai toko serba ada semacam Indomaret atau Alfamaret di Jakarta, saya temuai umumnya pemilik atau pegawainya orang-orang keturunan India. Waktu saya pertama kali masuk ke Toserba kecil di Stasiun Baron Court dekat Kensington untuk menanyakan arah jalan ke Holland Street yang menyambut saya dengan ramah sang pemilik orang India. Begitu pula sewaktu saya pertama membeli kartu Oyster, yang melayani dan tenyata juga sang pemilik orang india. Jadi terbiasa ketemu sama pemilik Toserba kecil orang-orang India temasuk di kios-kios makanan kecil.

      Toko serba ada yang banyak ditemui diantaranya Sainbury’s, menyajikan aneka makanan harian mulai dari minuman, makanan kecil, snack, roti, kue-kue sampai pisang, termasuk barang-barang keperluan pribadi ringan dan untuk keperluan harian lainnya. Snack semacam keripik kentang harga berkisar 0.50 sd 1.5 Pound. Air mineral rata-rata 1-2 pound, namun ada merek yang lebih mahal lagi. Coklat kecil biasa kisaran 1 Pound.

Untungnya fasilitas pariwisata di London umumnya gratis, terutama musium dan gallery, tapi yang lain seperti naik ke London Bridge Tower membayar 9 Pounds, atau masuk ke London Tower yang juga menjadi salah satu ikon daya tarik wisata London harus bayar juga, cukup mahal 25 pounds. O ya, di dekat Buckingham Palace, tepatnya dekat Big Ben ada terminal feri (Buckingham tier) tempat masuk ke feri untuk mengitari beberapa tempat sepanjang sungai Thames yang menjadi ikon kota London. Dari sana bisa melewati London Bridge Tower, London Tower, Gedung pertunjukan musik, melihat atau tepatnya melewati London Eye - itu kereta  roda raksasa berputar perlahan ke atas, sehingga bisa melihat kota London dari ketinggian. Kalau di Ancol roda berputar seperti ini namanya bianglala. Selanjutnya dengan feri bisa sampai juga ke London Tower. Sebenarnya pusat wisata London berdekatan satu sama lain tidak begitu jauh, mulai dari Trafalgar Square tempat lokasi National Gallery, Green Park, istana Buckingham, gereja Westminster Abbey, St. James’s Park, London Eye, Big Ben, London Tower, London Bridge Tower, dan London Bridge - yang ini beda lagi, jembatan sungai Thames yang biasa.

O ya, ongkos naik feri kalau kembali ke Buckingham Tier setelah memutari sungai Thames 16 founds tapi kalau sekali jalan ke Londor Tower harganya 9 pounds. Di feri yang saya lihat ada semacam guide yang menjelaskan seputar sejarah sungai Thames dan bangunan-bangunan di sepanjang sungai, termasuk juga riwayat London Bridge Tower (jembatan yang bisa dibuka tutup di bagian tengah untuk memberi kesempatan kepada kapal besar melewati), namun faktanya sudah jarang sekali jembatan itu dibuka. Sang guide orang London asli semangat menceritakan dan menjelaskan berbagai bangunan disepanjang sungai Thames, sambil sekali-kali melucu. Ada banyak penumpang yang tertawa, artinya paham dengan guyonannya, namun banyak pula wisatawan yang umumnya berasal dari Eropa Timur tidak memperlihatkan reaksi apa-apa, mungkin tidak memahami Bahasa Inggris.

Yang agak unik di akhir perjalanan feri sang guide bilang bahwa dia relawan, alias tidak dibayar, dia melakukan pekerjaan ini semata-mata atas kesukarelaan, tidak ada honor atau pembayaran. Jadi kepada para pengunjung yang ingin berkontribusi menyumbang ditunggu di pintu keluar. Betul saja begitu feri merapat ke terminal feri,  ia sudah berdiri dengan kaleng ukuran sedang di tangan meminta kerelaan para wisatawan menyumbang…. Ini lebih baik dan kreatif, dari pada pengemis yang kadang dijumpai juga di beberapa sudut keramaian turis di kota London yang badannya masih nampak lumayan bugar.

 

*Aam Bastaman: Dosen Universitas Trilogi. Anggota Tim Kerja Lembaga Produktifitas Nasional (LPN).

Big Ben (2).jpg
Aam BastamanComment