Berkat Jamu Herbal Kebun Tanjung Seumantoh Sukses Budidaya Lele

lele.jpg

Tim Ivanovick Agusta menyediakan data tentang banyak inovasi desa yang muncul dan perlu diolah untuk disajikan pada khalayak agar menyebar dan ditiru desa yang membutuhkan gagasan cemerlang untuk mengangkat ekonomi pedesaan. Ketua Tim Pakar Hryono Suyono melihat bahwa banyak yang menyatakan bahwa memelihara lele mudah, cukup meletakkan kandang ayam di atas kolam, lalu ikan lele dapat tumbuh dengan subur dari kotoran ayam. Kenyataannya, memelihara lele dengan kualitas dan kuantitas tinggi tidak mudah. Kelompok pembudidaya ikan lele di Desa Kebun Tanjung Seumantoh telah merasakannya. Mereka sempat hampir putus asa saat membudidayakan lele mengalami tingkat kematian ikan lele yang cukup tinggi.

Desa Kebun Tanjung Seumantoh terletak di Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh. Pada tahun  2011, warga desa yang tergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele Tanah Berongga, mendatangkan benih lele dari Sumatera Utara untuk dibudidayakan. Usaha itu langsung gagal karena sebagian besar mati. Titik cerah datang di pada tahun 2012 setelah mendapat keterampilan baru dalam pembenihan serta penggunaan teknologi budidaya lele. Mereka membuat dan memiliki kolam baru untuk pembudidayaan lele.

 Pelatihan dan kolam baru merupakan paket pemberdayaan masyarakat yang dibiayai oleh CSR Pertamina EP Field Rantau. Dalam paket disertakan penggunaan suplemen pakan lele dengan bahan dasar rempah-rempah yang dinamai jamu herbal lele. Jamu tersebut terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh lele sehingga tingkat kematiannya menjadi hampir nol prosen. Tubuh lele jadi lebih padat, sehingga saat dipanen timbangannya lebih berat, tidak berlendir, tidak bau amis, dan dapat dipanen lebih cepat. Peningkatan hasil panen lele biasanya 1.000 benih lele menghasilkan 75 sampai 100 kilogram lele dalam waktu 75 hari mampu menghasilkan 120 sampai 130 kilogram lele.

Selanjutnya diterapkan sistem berkebun sayuran akuaponik di sekitar kolam lele. Sistem ini bermanfaat menjernihkan air kolam lele yang semakin lama semakin keruh dan tercemar amoniak dari kotoran dan pakan lele yang dialirkan ke sistem akuaponik sebagai media tanam. Dengan begitu, air yang mengalir kembali dari sistem akuaponik ke kolam lele menjadi jernih. Untung dua kali lipat, menghemat penggunaan air karena dengan sistem akuaponik tak perlu membuang separuh air kolam dan mengisinya dengan air baru. Manfaat yang dihasilkan sistem akuaponik bukan hanya untuk kebersihan kolam lele. Air kotor dari kolam lele yang dialirkan ke sistem tersebut justru menjadikan tanaman sayuran subur karena kandungan kotoran lele menjadi nutrisi bagi tanaman.

 Teknologi budidaya lain yang diterapkan oleh POKDAKAN Lele Tanah Berongga adalah teknologi padat tebar, yaitu melipatgandakan jumlah benih lele yang ditebar dalam satu kolam. Tujuan teknologi ini mempersingkat masa panen. Hasil panen POKDAKAN Lele Tanah Berongga dijual seharga Rp16.000 per kilogram, sebulan kelompok pembudidaya ikan lele ini mampu memanen tiga ton lele. Peningkatan pendapatan yang terbilang cukup pesat itu menjadi daya tarik bagi para anggota kelompok dan warga desa lainnya untuk bergerak aktif dalam pembudidayaan lele. Mereka menambah jumlah kolam lele dari yang awalnya berjumlah enam, kini menjadi 100 kolam. Semoga membawa kemakmuran bersama.