Gebyar Plengkung Gading TVRI Yogyakarta
Dalam rangkaian Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2019, melalui Siaran langsung Plengkung Gading TVRI Yogyakarta, Haryono Suyono, mantan Menko Kesra Taskin/Kapala BKKBN, didampingi oleh mas Dibyo dan mbak Siwi Lungit bertindak sebagai pembawa acara untuk nara sumber dari BKKBN Pusat Sugiono yang mewakili Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga M. Yani, Wakil Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta, Widodo Budi, dari Dinas Pendidikan dan Olahraga DI Yogyakarta, Didik Wardaya, para aktifis pembangunan desa, masyarakat desa dan mahasiswa UST tampil selama satu jam membawakan semangat pembangunan desa dan masyarakatnya sebagai bukti adanya Semangat Kebangkitan Nasional yang tidak kunjung padam. Semangat generasi muda itu juga membawakan semangat Genre atau Generasi Muda Berencana guna mendukung Program KB yang di Yogyakarta telah menjadi pelopor dimensi penduduk tumbuh seimbang dengan tingkat fertilitas dalam ukuran TFR 2,1 anak.
Seperti diketahui, pembangunan Desa dan Masyarakat Desa di seluruh DI Yogyakarta, seperti juga di daerah lain, secara nasional dilakukan sama, yaitu penyediaan dana desa yang cukup melimpah selama empat tahun terakhir dengan prioritas pembangaunan infrastruktur pada tiga tahun pertama dan mulai menyentuh pembangunan ekonomi keluarga dengan pengutamaan pembangunan sumber daya manusianya. Sugiono menyatakan bahwa pembangunan keluarga diutamakan pada pembangunan keluarga muda, Genre, dalam rangka mengajak generasi muda ikut sadar terhadap kepentingan jangka jauh keluarga masa depan. Kepada generasi muda diharapkan kesadaran yang tinggi menempuh pendidikan setinggi-tingginya, mengembangkan inovasi dan karya yang menarik dan bisa meningkatkan kepercayaan diri serta menjadi bekal masa depannya yang penuh tantangan. Pembangunan generasi muda yang merencanakan keluarganya secara baik akan memberikan buah masa depan yang cemerlang,
Sugiono menganjurkan agar anak muda ikut menggunakan peta keluarga sebagai roadmap bagi setiap keluarga untuk meningkatkan fungsi keluarganya secara sistematis, memperbaiki strukturnya dari pemilikan anak yang banyak menjadi keluarga dengan anak terbatas dua orang saja, keluarga kecil dan secara bertahap dinaikkan menjadi keluarga sehat, keluarga terdidik, keluarga bekerja yang usahanya maju dan akhirnya menjadi keluarga sejahtera.
Dianjurkan upaya ini sekaligus berbarengan dengan upaya pengentasan keluarga prasejahtera dan sejahtera I yang umumnya miskin diberdayakan naik menjadi keluarga sejahtera II, III dan seterusnya menjadi keluarga sejahtera dan mandiri paripurna. Upaya ini tidak bisa serentak tetapi sangat tergantung pada dinamika setiap keluarga dan dukungan pemberdayaan yang tidak bisa putus di tengah jalan sampai keluarga yang bersangkutan betul-betul mandiri dan sejahtera.
Dari kalangan perguruan tinggi Wakil Rektor UST, Widodo Budi tetap membantu masyarakat desa melalui KKN atau kuliah kerja nyata dimana mahasiswa terjun ke desa membantu pemberdayaan keluarga di desa. Rektor perhatiannya sangat tinggi pada pengiriman mahasiswa yang di desa ikut menggalang gerakan pembangunan pemuda dengan kegiatan yang membawa manfaat dan menumbuhkan wirausaha maupun kegiatan dinamik lainnya. Kelompok anak muda yang dibina ternyata mampu membangun desa wisata yang menyajikan kegiatan menarik wisatawan ke desa dan menikmati produk masyarakat desa.
Kegiatan pembangunan Desa diwakili oleh dua tokoh penting dari Gunung Kidul, dua orang pemimpin sederhana dari Desa yang penampilannya sangat mengesankan. Dua-duanya memakai pakaian lurik Jawa dengan songkok model Yogyakarta tetapi kelihatan gagah dan memiliki percaya diri yang tinggi. Yang seorang adalah Ketua BUMDes yang di desanya menggelar kegiatan wisata desa lengkap dengan fasilitas “home stay” di rumah-rumah penduduk. Suatu kegiatan modernisasi wisata di Gunung Kidul yang konon di masa lalu terkenal sebagai kabupaten miskin.
Kepala Desa di Gunung Kidul ini telah mengembangkan BUMDes yang memberi kesempatan rakyat banyak tetap berusaha dibawah atap, perlindungan dan pemasaran oleh BUMDes, sehingga kegiatan BUMDes dilakukan oleh rakyat banyak yang merasa memiliki BUMDes di desanya sebagai induk usaha yang memajukan usaha rakyat yang mekar dan cemerlang. Produk-produknya dikemas modern dengan label canggih tidak kalah dengan produk dari kota besar lainnya.
Pengalaman dan sukses penggunaan dana desa disampaikan secara langsug oleh dua orang wakil itu dengan cemerlang karena melalui BUMDes tidak membunuh usaha yang ada di desa tetapi justru dirangkul dan dijadikan satu kelompok usaha dibawah naungan BUMDes yang menawarkan aneka usaha rakyat banyak dan didukung sumber daya dari seluruh desanya.
Acara Plengkung Gading TVRI Yogyakarta yang dirancang oleh Sutradara lincah, Sari Nainggolan sangat meriah itu diselinggi tarian dan nyayian yang patriotik mengundang semangat persatuan dan kesatuan menuju upaya pembangunan lebih gegap gempita diikuyi penebak Kuis yang dalam waktu satu jam oleh sekitar 1500 penonton dari sekitar Yogyakarta yang menjamin perhatian atas usaha meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang makin merata. Semoga.