Mendukung pembangunan manusia sejak dini

IMG_3878.jpg

Mengenang perluasan program KB menjadi gerakan di tahun 1980-an, dengan tujuan diperluas sebagai pendukung pembangunan sumber daya manusia sejak dini, mempersiapkan ibu-ibu muda mengandung dan melahirkan anak dengan aman, bagi keluarga muda di seluruh Indonesia, termasuk di daerah-daerah terpencil dan tertinggal, pada waktu itu kita terkejut karena kondisi pasangan usia subur di daerah terpencil seperti itu masih jauh dari memadai. Ternyata tidak sedikit ibu muda yang sesungguhnya kurang gizi sudah menikah dan hamil. Bahkan banyak ibu-ibu yang hamilnya sudah lanjut padahal keadaan gizinya sangat buruk. Lebih menyedihkan lagi, banyak ibu-ibu dengan anak balita, tidak bisa minum air susu ibunya karena ibunya kurang gizi dan tidak bisa menghasilkan air susu yang baik.

IMG_3861.JPG

 Tuntutan memperluas program KB bertambah tinggi justru karena Presiden Soeharto menghendaki agar kesehatan pasangan usia subur muda itu diperbaiki sekaligus dipersiapkan agar bisa hamil dalam keadaan sehat wal’afiat dan menghasilkan anak-anak yang lahir sehat yang kemudian di kirim ke sekolah agar menjadi anak yang cerdas untuk membangun bangsanya. Karena itu BKKBN dengan dukungan Departemen Kesehatan dan UNICEF menyelenggarakan program dan gerakan Gizi terpadu pada 15.000 desa, kemudian 30.000 desa dan akhirnya pada 60.000 desa di seluruh Indonesia.

IMG_3842.JPG

 Seiring dengan itu, bidan yang semula jumlahnya hanya 8.000 orang, atas usulan dan anggaran yang diusahakan oleh BKKBN dari berbagai sumber donor dan hibah negara sahabat, melalui Instruksi Presiden diselenggarakan pelatihan khusus untuk menghasilkan bidan agar setiap desa memiliki minimal satu bidan di desanya. Upaya itu berhasil dengan baik sehingga sekitar tahun 2000-an kasus gizi buruk turun drastis, ibu-ibu muda dapat hamil dengan aman dan tingkat kematian ibu hamil menurun dengan berarti.

 Atas pengalaman itu Sekolah Tinggi Mitra RIA Husada yang selama ini melayani pendidikan bidan berkualitas untuk di kirim ke seluruh pelosok di Indonesia, dan umumnya berasal dari gadis-gadis desa, sejak beberapa bulan lalu telah mengajukan permintaan ijin kepada Kementerian Pendidikan Tinggi di Jakarta untuk membuka program studi prodesi bidan pda Sekolah Tinggi Kesehatan yang sangat populer tersebut. Pada hari Jum’at tanggal 11 Mei 2019, suatu Tim Evaluasi lengkap dikirim oleh Kementerian Pendidikan Tinggi untuk melihat kelengkapan syarat-syarat pembukaan program studi tersebut.

 Kunjungan Tim Evaluasi Persiapan Pembentukan itu disambut secara lengkap oleh Pimpinan Yayasan Ria Pembangunan, Pimpinan Sekolah Tinggi, para dosen, para Tutor Bidan senior dari berbagai Rumah Sakit dan Klinik yang selama ini ikut mengasuh pendidikan Bidan di STIKES Mitra RIA Husada ini. Kita berharap bahwa Tim yang dikirim oleh Kementerian tersebut segera mengambil keputusan agar program studi ini dapat dibuka karena banyak sekali Posyandu yang dibangun dengan dana desa dewasa ini belum dilengkapi dengan tenaga bidan profesional yang bermutu tinggi. Semoga, seperti halnya di tahun 1980-an, segera kita kejar ketertinggalan ini. Semoga.

Haryono SuyonoComment