Traveler Tic Talk: Bisnis Operasi Plastik Wanita Iran

Sebagai pelancong saat mengunjungi sebuah negara, saya senang mengamati orang-orang setempat. Begitu pula saat melancong ke Iran, untuk mengikuti sebuah konferensi intenasional. Orang-orang Iran cakep-cakep, pemudanya ganteng-ganteng dan wanitanya cantik-cantik. Umumnya pakaian formal para pria di Iran memakai jas, kecuali para ulama, tapi saya perhatikan jarang ada yang memakai dasi. Wanitanya pun sangat modis, meskipn pakaian mereka kadang dibalut mantel atau pakaian wanita muslim panjang berwarna hitam, tapi kalau dibuka maka terlihat betapa fashionable wanita Iran. Ada juga sebagian wanita Iran yang jilbabnya mirip seperti kerudung yang biasa dipakai sebagian wanita Indonesia, sehingga rambut depannya sedikit kelihatan. Mereka tak jarang memperlihatkan pakaiannya yang dengan fashion gaya Barat.

     Sejak revolusi Islam tahun 1979 yang dipimpin Ayatollah Khomeini wanita Iran diwajibkan untuk memakai tutup kepala (jilbab). Padahal di era kerajaan Iran, terakhir dipimpin oleh Shah Reza Pahlevi wanita Iran sangat modern dan berorientasi ke Amerika Serikat. Gaya pakaian wanita Iran saat itu lebih mirip gaya pakaian wanita Amerika yang trendy dan fashionable. Saat itu kerajaan Iran memiliki hubungan yang sangat erat dan didukung penuh oleh Amerika Serikat, sebelum akhirnya tumbang oleh revolusi Islam yang dipimpin Ayatollah Khomeini. Amerika pun setelah itu memusuhi Iran, karena dianggap kebijakan pemerintah Islam Iran tidak sejalan dengan Kebijakan politik Amerika Serikat. Sampai kini Iran masih diembargo oleh Amerika Serikat dan sekutunya, yang tentu saja sangat mengganggu perekonomian Iran.

     Satu hal lagi yang saya perhatikan, banyak wanita Iran yang cantik-cantik dengan kulit yang bersih, umumnya yang saya temui memiliki hidung yang bagus. Saat keluar hotel saya melihat beberapa wanta Iran hidungnya di plester. Saya mendapat bisikan bahwa mereka biasanya baru saja dioperasi plastik hidung.“Perbaikan hidung supaya tidak terlalu besar dengan cara meratakan garis permukaan hidung yang besar supaya tidak ada yang menonjol yang mengganggu penampilan”, bisik teman konferensi saya yang orang Mesir.

     Saya kemudian menjadi terbiasa (saya temui di lapangan) banyak wanita Iran yang operasi hidung. Jadi kalau terlihat ada wanita Iran hidungnya diplester, artinya baru operasi hidung. Seperti yang teman Mesir saya sampaikan, hidung mereka yang menonjol ke atas bagian tengahnya dipangkas, menjadi mancung rata, hidung yang lebih ideal, bangir, yang menambah kecantikan wanita Iran. Rupanya urusan operasi plastik bukan monopoli orang Korea Selatan saja….. Bedanya di Iran hanya pebaikan hidungnya saja. Banyak media mengabarkan Iran sebagai pusat operasi plastik bedah hidung terbesar di dunia.

     Sebagai pengamat perilaku konsumen, saya bisa menarik kesimpulan adanya kesamaan perilaku konsumen dunia dalam urusan kecantikan. Wanita suka memperhatikan dirinya dan ingin tampil cantik. Tidak heran anggaran biaya kecantikan bisa menempati salah satu urutan teratas dalam komponen pengeluaran konsumen di banyak negara.

     Kompetensi dokter-dokter Iran dalam menangani operasi plastik diakui sangat baik. Tak heran kalau banyak wanita luar Iran yang sengaja operasi plastik, terutama memperbaiki hidung datang ke Iran. Dalam bidang kedokteran Iran dipandang sangat maju dengan kemampuan dokter-dokternya yang cerdas. Oleh karena itu, perguruan tinggi kenamaan di Iran biasanya lebih terkenal di fakutas kedokterannya.

     Dengan kondisi ekonomi yang berat seperti sekarang ini, universitas-universitas Iran mampu bersaing di kancah global. 13 universitas Iran merupakan univesitas terbaik di tingkat 400 universitas terbaik dunia. Tidak heran, karena Iran dengan peradabannya yang sangat tua memiliki tradisi belajar yang kuat. Para alim ulama serta kaum cerdik cendekia tingkat dunia banyak yang berasal dari Iran, atau memiliki kelahiran di Iran.

     Hal inilah yang memperkuat kompetensi dokter-dokter Iran yang canggih,  dalam penanganan kesehatan, termasuk operasi bedah plastik hidung.

  *Aam Bastaman: Dosen Universitas Trilogi, Jakarta. Anggota Pokja Lembaga Produktifitas Nasional (LPN). Pelancong global.

 

 

Mashhad-Iran.jpg
Aam BastamanComment