Desa Bukian Ciptakan Teknologi Kincir untuk Penjernihan Air

Bukian.jpg

Satu hari sebelum Pemungutan Suara untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Gedhe Nusantara meneruskan laporan kepada Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT tentang Teknologi Kincir Air untuk Penjernihan Air yang diciptakan oleh Kelompok Karya Cipta Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali

Menurut pelapor, Desa Bukian memiliki banyak sumber mata air. Namun, masyarakat desa kesulitan mengakses air bersih karena topografi desa yang berbukit-bukit. Kelompok Cipta Karya, Desa Bukian, menciptakan mesin kincir air untuk meningkatkan kualitas air yang ramah lingkungan. Inovasi teknologi ini memudahkan masyarakat mengakses air bersih untuk keperluan sehari-hari.

 Kelompok Cipta Karya merupakan salah satu kelompok masyarakat di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali. Selain untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK), masyarakat Desa Bukian memanfaatkan air untuk memenuhi kebutuhan pertanian, peternakan, usaha loundry, hingga usaha warung. Karena topografi desa di perbukitan, pada saat hujan kondisi air sering keruh sehingga warga sulit mendapatkan air minum yang higienis.  Menurut Kepala Desa Bukian, I Made Junartha dan Kelompok Cipta Karya, Wayan Budi, lokasi mata air jauh dari pemukiman masyarakat. Warga berjalan kaki sekitar 3-5 Km, naik turun pegunungan antara 1-2 jam untuk mendapatkan air bersih. Bermodal tekad, solidaritas, dan pengetahuan, pada 2008, sekelompok warga mendirikan Kelompok Cipta Karya untuk merancang mesin kincir air. Rekayasa mesin dimulai pada 2010 bermodal dana swadaya masyarakat.

 Pada 2015, Musyawarah Desa Bukian sepakat menetapkan penyediaan air bersih menjadi program prioritas desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) diberi mandat untuk mendirikan unit usaha PAM Desa. Modal usaha berasal dari swadaya masyarakat dan bantuan program Pamsimas senilai Rp 500 juta. Karena itu, Kelompok Cipta Karya menyerahkan pengelolaan mesin kincir air bersih pada Perusahaan Air Minum (PAM) Desa.

 Kini, PAM Desa melayani kebutuhan air untuk 269 KK. Untuk mendapatkan air bersih, masyarakat membayar iuran antara Rp 3 ribu hingga Rp 10 ribu per KK, tergantung kapasitas pemakaian. Dari penyediaan air minum, PAM Desa mampu meraup laba Rp 2,5 Juta – Rp. 3 Juta perbulan. Berkat kemudahan masyarakat mengakses air bersih, sejumlah usaha masyarakat berkembang pesat. Sebelumnya, sumber mata pencaharian bergerak di sektor pertanian. Kini, sejumlah usaha baru mulai tumbuh, seperti usaha loundry dan peternakan. Usaha di sektor pertanian juga semakin bergairah karena pasokan air lebih terjamin. Lebih dari itu, Inovasi teknologi yang dilakukan Desa Bukian mendapatkan apresiasi tingkat nasional. Desa Bukian menyabet desa terbaik untuk Lomba Cipta Karya Teknologi Tepat Guna tahun 2017. Desa Bukian berharap Pemerintah Kabupaten Gianyar membantu pengurusan hak paten atas inovasi mesin kincir air ramah lingkungan. Semoga.

Haryono SuyonoComment