BUMDes Amanah Optimalkan Pemanfaatan Sungai di Desa Pinang Habang

amanah.jpg

Kalimantan Selatan dikenal sebagai provinsi seribu sungai sehingga sungai itu merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Kalimantan. Selain menjadi jalur transportasi, aliran air alami yang memanjang dari hulu hingga ke hilir juga memberikan berkah rezeki berupa ikan dan hasil sungai lainnya.

Menurut laporan Nur Azasi kepada Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono, aktivitas erosi dan sedimentasi, aliran air sungai juga mengangkut material halus yang melayang maupun material kasar berupa bongkahan batu yang menggelinding di dasar sungai, termasuk kategori bahan galian C. Banyak diantara para pencari ikan mengambil mudahnya saja, menggunakan bahan peledak atau racun tuba mengambil banyak ikan dari sungai. Sungai sering dijadikan tempat pembuangan sampah dan limbah. Kerusakan ekosistem yang dilakukan akibat perilaku tidak bertanggung jawab mengancam keberlanjutan masa depan kehidupan masyarakat sekitar hutan.

 Menghadapi persoalan ini, Pemerintah Desa Pinang Habang berinisiatif membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang diarahkan pada pengelolaan dan pemanfaatan sungai. Selain sungai-sungai yang dianggap besar, seperti Sungai Papuyu, Sungai Telaga Baru dan Sungai Anam, terdapat sungai lain yang lebih kecil. Sungai-sungai tersebut berada di sela-sela rawa yang luas.

 Melalui Peraturan Desa, Pemerintah Desa Pinang Habang menetapkan sungai sebagai hak milik desa. Pengelolaannya diserahkan kepada BUMDes Amanah yang dibentuk pada tahun 2016. Selanjutnya BUMDes menjalin kemitraan dengan pihak ketiga agar pemanfaatan sungai bisa lebih optimal. Sejak bulan sepuluh setiap tahunnya, ikan yang ada di dalam sungai dikontrakkan pengambilannya kepada pihak ketiga yang menjadi mitra BUMDes.

 Sebuah sungai menghasilkan hingga Rp 30 juta per tahun. Penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan berbagai alat tradisional maupun tambahan alat pendukung yang lebih modern. Ada tangguk, lukah, tampirai, lunta, hancau, ringgi hingga fish finder untuk mendeteksi keberadaan ikan. Nelayan menggunakan perahu jukung yang dilengkapi motor menyusuri sungai.

 Pada 2018 BUMDes Amanah mengembangkan program baru dengan melibatkan usaha kecil dan mikro. Mereka memperoleh bantuan modal dan pembinaan dari BUMDes dalam usaha pangan olahan dari ikan, seperti abon, kerupuk dan berbagai olahan ikan-ikan kering atau ikan asin. Produk yang dihasilkan, dijual kepada BUMDes untuk selanjutkan didistribusikan ke pasar maupun konsumen yang membutuhkannya. Ke depan, sungai-sungai ini juga dikembangkan lebih lanjut sebagai obyek wisata perairan. Menurut Kepala Desa Rakhmat Ansharikegiatan ini menjadi sarana edukasi bagi anak-anak kota yang ingin belajar cara menangkap ikan di sungai lahan rawa. Selain menjamin kebersihan sungai dan tidak adanya gangguan keamanan, BUMDes Amanah melengkapi dengan homestay, areal parker dan outbond, tempat ibadah dan kuliner, serta sarana transportasi yang mudah diakses masyarakat dari kota-kota di Klimantan Selatan maupun daerah-daerah lain di Kalimantan dan luar Kalimantan.

Haryono SuyonoComment