Puncak Matang Kaladan Desa Tiwingan Lama Kembangkan Destinasi Wisata Andalan

tiwingan.jpg

Biasanya pengembangan wisata selalu terfokus pada pulau Jawa, Sumatra atau paling unggul di Bali atau meluber ke terakhirnya di Lombok, NTB. Menurut Laporan Arbani, Kepala Desa Tiwingan Lama yang terbaca melalui Pelaporan Kementerian Desa PDTT oleh Ketua Tim Pakar Haryono Suyono pada saat-saat memperhatikan laporan hasil Pemilu tanggal 17 April, objek wisata Puncak Matang Kaladan dikatakannya mampu mengubah Desa Tiwingan Lama tidak lagi sebagai desa tertinggal. Puncak Matang Kaladan dala, laporkannya menyuguhkan pemandangan yang luar biasa sehingga menjadi destinasi paling banyak dikunjungi di Kabupaten Banjar. Berkat objek wisata ini, roda perekonomian masyarakat Desa Tiwingan Lama berkembang lebih cepat. Kisah lama tentang Desa Tiwingan terletak di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan bahwa masyarakatnya hidup terpencil dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) dengan segala fasilitasi sangat sulit berubah total.

 Sejak adanya dana desa, peran generasi muda menjadi kunci dan tulang punggung pengembangan lokasi menjadi destinasi wisata yang menarik, dibantu kehadiran media sosial mempromosikan Puncak Matang Kaladan. Tidak lama, Puncak Matang Kaladan sudah ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai tempat. Setiap musim liburan jumlah pengunjung bisa mencapai angka dua ribu orang. Mereka melihat pemandangan yang indah dari Puncak Matang Kaladan dan mengabadikan keindahan tersebut alam dalam foto dan video.

 Karena itu Pemerintah Desa Tiwingan Lama melakukan pembenahan lokasi dan fasilitas pendukung Puncak Matang Kaladan dengan memanfaatkan Dana Desa (DD). Ada pembangunan pagar keliling untuk menjamin keselamatan pengunjung. Dibuat jalan untuk sepeda motor. Selain itu, ada anjungan (spot) dalam beragam bentuk, seperti perahu, rumah pohon, bulan, bintang, dan jamur, untuk berswafoto. Puncak Matang Kaladan memiliki 10 lokasi parkir dan lahan camping yang cukup luas.

 Ribuan wisatawan yang berkunjung ke Puncak Matang Kaladan menghasilkan pemasukan yang lumayan. Dari pemasukan itu, Pemerintah Desa mengalokasikan peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun pembangunan masjid. Puncak Matang Kaladan merangsang perubahan bagi warga desa. Kini, warung-warung makan berjejer di sepanjang jalan menuju kawasan Puncak. Ada juga berkah bagi tukang ojek di mana sebelum ada Matang Kaladan kesulitan mencari penumpang. Wisata Puncak Matang Kaladan cocok bagi wisatawan yang gila tantangan. Untuk mencapai puncak, wisatawan harus berjalan melalui jalan setapak sepanjang 700 meter dengan tingkat kemiringan 60 derajat.

 Bagi yang tidak mampu, disediakan ojek, tetapi karena ngeri naik motor ke Puncak Matang Kaladan yang miring, harus berpegangan cukup kuat ketika motor dengan gas yang cukup tinggi mendaki puncak, apalagi bila habis hujan, banyak anak muda yang memilih jalan kaki menuju puncak. Di puncak Matang Kaladan, mereka bermalam dengan menyewa tenda dengan harga sewa Rp 60.000/malam. Keesokan paginya, menyaksikan matahari terbit dalam keindahan tiada tara, apalagi kalau menyaksikannya berdua dengan pasangan tercintanya.

Haryono SuyonoComment