Desa Segara Jaya Wisata Rakyat di Tepi Laut Jaw
Awal bulan lalu Gedhe Nusantara melaporkan kepada Ketua Tim Pakar Menter iDesa PDTT Haryono Suyono bahwa Desa Segara Jaya yang terletak di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan luas wilayah 779.385 Ha dan jaraknya dari Kabupaten Bekasi ± 40 Km, berbatasan sebelah utara dengan laut Jawa, sebelah timur Desa Samudra Jaya, sebelah selatan Desa Pahlawan Setia dan sebelah barat Desa Pantai Makmur menjadi sangat menjanjikan karena berbatasan langsung dengan Laut Jawa yang menjadikan desa ini salah satu tujuan wisata di wilayah Bekasi dengan objek wisata Jembatan Cinta serta Wisata Hutan Mangrove.
Desa Segara Jaya terdiri dari delapan dusun yaitu Kampung Ceger, Kampung Pegadungan, Kampung Pangkalan, Kampung Tikungan, Kampung Tambun Sungau Angke, Kampung Karatan, Kampung Sasak dan Kampung Singai Niri. Delapan dusun tersebut terbagi menjadi 32 Rukun Warga dan 81 Rukun Tetangga. Penduduk Desa Segara Jaya berjumlah sekitar 20.731 jiwa terdiri dari 5.571 KK memiliki mata pencaharian bervariasi, petani, buruh tani, peternak, pedagang, wirausaha, karyawan swasta, PNS/TNI/POLRI, pensiunan, tukang bangunan, tukang kayu/ukir, nelayan, dan lain-lain.
Dana Desa tahun 2017 dipergunakan antara lain untuk bidang penyelenggaraan Pemerintah Desa, bidang pelaksanaan pembangunan desa, bidang pembinaan kemasyarakatan, bidang pemberdayaan masyarakat, penyertaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kucuran Dana Desa yang diterima oleh Desa Segara Jaya memungkinkan pembangunan desa bergairah mewujudkan visi Desa Mandiri, Agamis, dan Terdepan di Kabupaten Bekasi.
Desa Segara Jaya merupakan salah satu desa yang memiliki potensi wisata yang baik sehingga pembangunan infrastruktur jalan lingkungan menjadi salah satu prioritas alokasi penggunaan dana desa karena akses jalan yang baik akan menarik lebih banyak wisatawan yang datang dari kota lain sehingga mampu menggerakan pertumbuhan desa. Sementara itu, mata pencaharian utama penduduk sebagai petani dan nelayan berkat perbaikan jalan mempermudah masyarakat memasarkan hasil bumi dan tangkapan ikan laut ke lokasi-lokasi pemasaran terdekat.
Dana Desa sejak tahun 2017 juga dialokasikan untuk membangun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bergerak di bidang pariwisata. Keberadaan pengembangan hutan mangrove berpotensi menjadi daerah wisata yang nantinya menambah sumber pendapatan desa. Pengadaan sarana yang sudah dilakukan melalui BUMDes adalah pengadaan permainan air berupa sepeda bebek. Telah direncanakan membeli perahu yang nantinya disewakan kepada pengunjung untuk berkeliling di sekitar lokasi hutan mangrove. Berkat desa yang bertambah ramai indusrri seperti batik dan lainnya mulai merangkak maju karena konsumen yang makin mampu. Semoga.