Menggelar Event Kreatif sebagai stimulus Anti Narkoba
Acara sangat meriah pada hari Sabtu lalu di Universitas Trilogi, yang diprakarsai Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang dipimpin oleh Dr. Rudi Ritonga MM, PhD, beserta dua orang Srikandinya, Febriyanti Yuli Satriyani, SPd, MPd, Dr. Roostriyanawati Soekmono, sebagai Ketua Prodi dan jajarannya, serta pasukan mahasiswa yang kompak bersatu sebagai penyelenggara yang berhasil, merupakan salah satu dari kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak-anak muda SD, SMP dan SMA, yang merupakan calon pemimpin bangsa memilih kegiatan alternatif positif menonjolkan diri dan menempa jati diri melalui tampil dalam kegiatan positif sekaligus merangsang seorang anak muda menjadi sosok yang cerdas, kreatif dan mandiri menumpuk bekal guna tampil sebagai pemimpin bangsa yang mumpuni di kemudian hari.
Berbagai atraksi yang mengundang rasa hormat, kekompakan antar anggota Tim, pasti dilatar belakangi dengan pelatihan bersama yang tidak kenal lelah, serta saling percaya kepada anggota Timnya dalam berlomba, sungguh suatu pengantar guna membangun hidup gotong royong memenangkan kehormatan kepada regunya, sekolahnya, dan tentu saja kepada bapak ibu guru pembimbingnya dan orang tua yang akan bangga kalau anaknya membawa Piala juara dari lomba yang diselenggarakan oleh suatu Perguruan Tinggi terhormat, sekaligus diperkenalkan sebagai “Kawah Condrodimuka” tempat mereka menempa diri menjadi Sarjana yang cerdas dan mandiri membangun bangsa.
Setiap perguruan tinggi dapat menggunakan “Event kreatif” tersebut memperkenalkan diri kepada publik dengan tema-tema yang menarik disajikan secara sederhana dengan tanggapan dari anak-anak dalam bentuk lomba menggambar, menyanyi, menari, pentas singkat atau tampilan kreatif lain yang mengutamakan kekompakan regu sehingga setiap sekolah dapat mengirimkan rombongan yang banyak tetapi bervariasi sehingga merupakan garapan setiap sekolah untuk mengembangkan kegiatan kreatif di samping belajar matematika atau pelajaran klasikal lainnya. Pelatihan kreatif dari murid-murid itu sesungguhnya cerminan kehidupan nyata dalam masyarakat yang harus tunduk pada penyelesaian masalah melalui kerja bersama antar kelompok, koordinasi dan kebersamaan yang setiap hari perlu gagasan baru yang kreatif karena persoalan masyarakat berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Bagi para siswa yang melakukan gebyar di muka Perguruan Tinggi bisa menjadi kebanggaan karena dilihat oleh dosen, guru besar, utamanya kakak-kaknya yang menjadi mahasiswa bahwa adik-adiknya tampil memukau dan cerdas tidak memalukan almamaternya yang mungkin saja menyaksikan sambil bergumam, “saya dulu kok tidak bisa begitu ya!”, atau gurunya sebagai pendamping untuk berkata kepada anaknya yang telah menjadi mahasiswa bahwa pak/bu guru masih tetap ada dan kreatif sehingga anak didiknya yang sedang menempuh kuliah akan tetap hormat dan memberikan apresiasi yang tinggi. Bagi orang tua dan khalayak akan lebih tenang karena anak-anaknya tidak akan tergoda oleh Narkoba yang dengan cara yang makin canggih memperkenalkan diri kepada anak muda untuk mendapatkan kepuasan instan tetapi membawa malapetaka yang memakan korban tidak ada taranya. Semoga menjadi aliran budaya baru dalam mendidik anak muda kebanggaan bangsa.