Olah Sampah Plastik Yuli di Bekasi mulai operasi
Syukur alhamdulillah, kerja sama antara PWRI Pusat dengan Yayasan Anugerah di Jakarta dan Yayasan Srikandi di Bekasi guna menolong Saudara penyandang disabilitas mulai berjalan. Para anggota PWRI, dalam rangka Perayaan Natal dan Tahun Baru 2019, di bawah Panitia PWRI yang diketuai oleh Thomas Sugijata dan Sekretrais Umum Edy Setyo, yang membawa berkah yang luar biasa berhasil mengumpulkan sumbangan untuk dibelikan mesin pencacah sampah plastik ukuran kecil. Pada akhir bulan Februari mesin tersebut, disaksikan salah saru bekas anggota Panitia yang selanjutnya menjadi relawan untuk membantu manajemennya, Charles B. Purba, sudah diserahkan dan segera secara langsung akan dioperasikan di Kampung Pesantren Attaqwa di Babelan, Bekasi Utara. Uniknya, kegiatan ini mendapat dukungan yang luar biasa atas kebaikan hati Bapak Kyai H. Amin Noer dan Bapak Kyai Abdul Jabbar Majid dengan penyediaan suatu tempat sebagai pusat kegiatan Tim Kerja yang dipimpin langsung oleh Ibu Yuli.
Tim kerja itu mempersiapkan pengumpulan sampah yang segera akan diolah cacah menjadi butiran yang akan dijual ke pabrik plastik untuk bahan produk lainnya. Menurut rencana plastik yang diolah akan dikumpulkan dari para santri di Pesantren yang jumlahnya lebih dari 3.000 santri dan penduduk sekitar Pesantren di Babelan yang cukup banyak menggunakan bahan plastik dalam kegiatannya sehari-hari. Plastik yang dikumpulkan itu akan diolah menjadi biji plastik yang selanjutnya akan dijual melalui saluran pak Baydowi yang telah sanggup membantu untuk meneruskannya kepada pabrik plastik guna dijadikan bahan baku untuk olahan yang lebih besar lagi.
Di samping sampah dari plastik, pusat pengembangan di Pesantren Babelan itu sedang dipersiapkan mengolah sampah biasa menjadi pupuk atau diolah ulang menjadi produk yang laku jual lainnya. Di samping itu pusat pengembangan itu telah beroperasi dengan dukungan sekitar 20 mesin jahit otomatis menghasilkan produk borongan pakaian seragam, jilbab, atau produk pakaian jadi lainnya. Seluruh pekerjanya adalah penyandang disabilitas atau tenaga yang berasal dari keluarga miskin dalam rangka pemberdayaan dan mengangkat keluarga tersebut menjadi makin sejahtera. Semoga membawa hasil yang rencananya menjadi model yang akan dikembangkan oleh Ketua Umum DNIKS, Bapak Tantyo Sudharmono dan Pimpinan PWRI Pusat dan daerah atau instansi pemerintah lain seperti Kementerian Desa PDTT dan Kementerian Sosial atau lainnya. Semoga membawa hasil yang diharapkan.