Program Studi Promosi Kesehatan Banyak Diminati Masyarakat
Gemari.id - CIBUBUR : Pendidikan kesehatan merupakan profesi yang mendidik masyarakat tentang kesehatan dan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan, termasuk diantaranya dalam tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif guna meningkatkan perilaku hidup sehat.
Hari ini Rabu, 28 Februari 2019, bertempat di kampus STIKes Mitra RIA Husada di kawasan Cibubur, Jakarta Timur telah berlangsung rapat antara pimpinan STIKes MRH, Pengurus Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan dan Ketua Dewan Pembina Yayasan YKBRP, Haryono Suyono.
Ketua STIKes MRH, dr Hakim Pohan Sorimuda, SpOG menyatakan bahwa semester genap tahun ini dimulai tgl 4 Maret 2019. STIKes baru memiliki 3 program studi, diantaranya program D3 atau ahli madya kebidanan, program D4 atau setingkat dengan Sarjana Terapan Kebidanan, dan S1 Kesehatan Masyarakat. Rencananya akan dibuka pula program studi baru terutama program studi peminatan antara lain program studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Administrasi Rumah Sakit.
Setelah banyak mendengar informasi dari masyarakat, dan banyak orang yang turun ke lapangan, diketahui bahwa yang bisa menjadi pimpinan dalam bidang kesehatan di daerah, kebanyakan mereka yang mengambil program studi promosi kesehatan atau prokes.
Ketua STIKes menambahkan bahwa tahun ini jumlah mahasiswa hanya 303 orang, hal ini lebih sedikit dan terjadi pengurangan dibandingkan tahun sebelumnya. Banyak diantara mahasiswa yang sudah bekerja dan mereka ingin melanjutkan pendidikannya. Meskipun ajuran dari Kementerian Ristek Dikti, dalam menerima mahasiswa diharapkan dari yang baru lulus SMA atau SMK. Banyak diantara mereka yang mengalami banyak kendala, terutama mengenai biaya, sehingga tidak sedikit dari mereka berusaha mencari kerja dulu baru melanjutkan studinya.
Haryono Suyono sebagai Ketua Dewan Pembina, menyampaikan ide yang mungkin bisa dilaksanakan, ada gagasan merging antara STIKes MRH dengan Universitas Trilogi. Merging ini akan dicoba dilakukan di tingkat bawah, setelah dianggap cocok bisa merging dari atas. Kampus yang ada dipinggiran kota Jakarta ternyata banyak diminati mahasiswa dibandingkan kampus yang berada di tengah kota.
Kementerian Ristek Dikti ingin meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi, dan memberikan instruksi khusus kepada Universitas Terbuka untuk meningkatkan jumlah mahasiswa dari yang ada sekarang sekitar 350 ribu menjadi 1 juta mahasiswa. Pendidikan Online menjadi salah satu alternatif, bila dimungkinkan STIKes MRH bisa bekerja dengan UT, bahan-bahan bisa saja dari UT dan penyelenggaranya dilakukan di STIKes RMH, sehingga diharapkan memiliki nilai tambah, dan memperbanyak mahasiswa.
Dosen diharapkan bisa menyiapkan mahasiswa untuk belajar melalui online, dengan cara yang lebih mudah, dosen juga bisa menjadi semacam asesor bagi mahasiswanya. Ada kesepatan antara antara Haryono dengan Rektor UT, bahwa dalam upaya menjaring mahasiswa, setiap saat dibuka pendaftaran bagi mahasiswa baru.
Dalam masalah pendanaan, Haryono menekankan bahwa STIKes MRH diminta untuk mencari alternatif pendanaan, diluar dari mahasiswa dan yayasan. Uang kuliah tidak akan ada kenaikan, tetapi berusaha menjaring dana dari korporasi atau perusahaan-perusahaan yang bisa diajak kerjasama. Hal ini banyak dilakukan oleh perguruan tinggi di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat. Atau kalau ada perusahaan yang memberikan sumbangan, kita membantu mengadakan penelitian.
Dalam waktu dekat akan diadakan pertemuan dengan Menteri Kesehatan dan Menteri Desa PDTT. Kementerian Desa saat ini telah membangun Posyandu yang jumlah sepertiga dari jumlah desa yang ada di Indonesia. Posyandu tersebut dibangun dengan menggunakan dana desa. Selain Posyandu, dana desa juga dipergunakan untuk membangun Klinik Desa yang saat ini jumlahnya sekitar 15 - 20 ribu klinik desa. (mdp)
Suasana rapat di kampus STIKes Mitra RIA Husada Cibubur, Jakarta Timur