Kandang Domba Kelompok Wlaharweta

domba.jpg

Kapala Desa Wlahar Wetan, Dodiet Prasetyo pertengahan bulan ini melaporkan kepada Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono bahwa peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Wlahar Wetan terus dilakukan secara berkelanjutan. Salah satunya adalah kerjasama dengan Baznas Zakat Community Development dalam pengadaan sarana kandang domba dengan sasaran warga yang berhak menerima zakat (kaum mustahiq).

Kandang domba tersebut dibangun ditanah desa dengan kapasitas tampung 200 ekor dari berbagai jenis. Program Peternakan Domba Kelompok digagas oleh Pemerintah Desa Wlaharwetan bekerjasama dengan Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) sejak tahun 2016. Program ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian kaum mustahiq. Domba-domba yang dipelihara oleh kaum mustahiq selanjutnya dijual ke Baznas untuk aksi tanggap darurat bencana.

Berdasarkan sejumlah referensi, Kaum Mustahiq terdiri dari delapan unsur, yaitu orang fakir (al-fuqara’), orang miskin (al-masakini), orang yang baru masuk islam (mu’allaf), para budak (al-riqob), orang yang terbelit hutang (al-gharimun), orang yang berjuang di jalan Allah (fi sabilillah), orang yang sedang melakukan perjalanan (ibn al-sabil/musafir), dan Panitia Zakat (al-‘amil). Desa Wlaharwetan terletak di Kecamatan Kalibagor, Kebupaten Banyumas, Jawa Tengah.

 

Model pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan zakat mampu membuka mata masyarakat tentang pentingnya peningkatan ekonomi, solidaritas sosial, dan peningkatan kualitas keagamaan. Selama ini, pemberdayaan ekonomi masyarakat direduksi sekadar mengejar unsur duniawi, unsur spiritualnya jadi terpinggirkan. Pendekatan zakat dalam pemberdayaan ekonomi melatih masyarakat untuk belajar dan mencari ilmu. Masyarakat diyakinkan peran ilmu dan nilai agama dalam meningkatkan kesejahteraan hidup.

 

Program pengembangan kandang domba didampingi tenaga profesional dari Dinas Peternakan dan pendamping masyarakat yang dibiayai oleh Pemerintah Desa. Berkat dukungan pendampingan, kualitas kandang dan domba yang dipelihara kaum mustahiq semakin baik. Adanya kandang domba kelompok juga membuat program program pertanian alami semakin mudah. Mereka mengolah kotoran domba menjadi pupuk organik yang bermutu tinggi. Pupuk kandang menjadi gizi bagi pemulihan tanah pertanian yang rusak akibat pemanfaatan pupuk kimia. Hal itu sesuai dengan misi dan visi Pemerintah Desa Wlaharwetan untuk mengembangkan sistem pertanian terpadu (integrated farming). Diharapkan pengembangan ini berhasil, pemerintah dan masyarakat desa dapat meningkatkannya dengan dukungan dana desa yang mengalir kepada setiap desa dalam bentuk Badan Usaha Milik Desa atau Bumdesa.

 

Haryono SuyonoComment