Desa Kuala Baru Laut Sabet Juara Satu Kerajinan Provinsi Aceh
Berita agak terlambat dari desa tertinggal di Aceh Sigli mengabarkan kepada Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono bahwa Desa Kuala Baru Laut, Kecamatan Kuala Baru meski desa ini terletak di Daerah Tertinggal, misalnya Desa dapat ditempuh dari Singkil, ibu kota Kabupaten Aceh Singkil, satu jam perjalanan naik perahu melalui sungai. Sementara dari Aceh Selatan, sudah bisa naik mobil melewati Buluhseuma, tetapi ternyata masyarakatnya mampu menyabet sebagai juara satu kerajinan tingkat Provinsi Aceh pada tahun 2017. Produk unggulan Desa Kuala Baru Laut adalah kerajinan kasab, yaitu kombinasi seni sulam untuk busana dan perlengkapan rumah tangga. Kerajinan ini sudah berkembang di desa ini secara turun-temurun, tetapi baru kali ini mendapat perhatian sungguh-sungguh.
Sulam kasab merupakan bahan membuat tabir rumah, kelambu, alas tempat tidur, serta sarung bantal. Setiap calon pengantin perempuan di Desa Kuala Baru, harus membuat sulam kasab sendiri sebagai perlengkapan adat pesta perkawinan. Tradisi calon pengantin perempuan menyulam kasab benang emas bertahan secara turun-temurun. Inilah yang menyebabkan kerajinan tradisonal itu bertahan dari gerusan zaman.
Karena tradisi itu, gadis-gadis Desa Kuala Baru memiliki keahlian menyulam kasab benang emas, diwariskan dari ibu mereka yang sebelumnya berpengalaman membuat pekerjaan sama sebelum dinikahkan. Sulam kasab terbuat dari benang berwarna emas di kain beludru warna merah. Khusus untuk tabir dinding rumah, menggunakan benang emas. Sementara untuk alas tidur, kelambu dan sarung bantal, pengrajin menambah manik-manik agar lebih menarik.
Sulam kasab kain beludru yang dijadikan tabir rumah pesta pernikahan, merupakan perpaduan tiga budaya penduduk yang mendiami Kuala Baru, yaitu suku Aceh, Besisir, dan suku Singkil. Kondisi itulah yang membedakan tabir hiasan pesta pernikahan Kuala Baru, dengan tabir daerah lain di Aceh Singkil. Sayangnya sulam kasab belum bernilai ekonomis. Warga hanya menggunakannya ketika pesta pernikahan. Kondisi itu disebabkan kain beludru jika dipakai sehari-hari terasa panas. Semoga dengan perhatian yang baru tersebut sulam Kasab bertambah populer dengan penggunaan yang mendatangkan untung bagi banyak kalangan.