Perhatian yang tinggi pada Sumber Daya Manusia

kkn1.jpg

Indonesia yang membagun memerlukan sumber daya manusia yang unggul, tangguh, memiliki dedikasi yang tinggi,  dinamik serta tidak harus menunggu instruksi aktif berpartisipasi membangun bangsanya. Sungguh suatu keputusan yang luhur desasa ini Presiden Jokowi menyerukan kembali bahwa bangsa ini sangat memerlukan sumber daya manusia unggul karena tantangan yang dihadapi tidak bisa diselesaikan dengan pembangunan yang gegap gempita tanpa sumber daya manusia yang unggul dan siap membangun. Kesadaran itu telah sangat disadari dan dicoba di selesaikan sejak jaman Pak Harto sehingga segera setelah menjabat sebagai Presiden di awal tahun 1965-an, pak Harto mengeluarkan Inpres pembentukan SD, SMP dan SMA dan membangun SD, SMP dan SMA Inpres di semua Desa secara luas. Anak-anak usia SD diwajibkan sekolah sampai setinggi-tingginya.

Menjelang tahun 2000 tatkala pak Harto bersama tiga tokoh lainnya, Pak Sudwikatmono, Om Liem Soei Long dan Haryono Suyono mendirikan Yayasan Damandiri, pak Harto pertama-tama memesankan agar Yayasan yang didirikan atas usul Kepala BKKBN, memberikan perhatian kepada anak-anak dari keluarga yang telah bersedia menjadi akseptor KB, utamanya dari keluarga prasejahtera dan sejahtera I, agar sekolah dan melanjutkan pada Perguruan Tinggi. Pada waktu itu kami sampaikan bahwa banyak anak keluarga miskin tidak bisa masuk ke Perguruan Tinggi karena gugur dalam test, kalah bersaing dengan anak-anak keluarga kaya karena fasilitas seperti pemilikan buku wajib dan lainnya, kalah bersaing.

Beliau langsung memberi petunjuk agar kegiatan Yayasan diisi dengan memberikan kursus tambahan mata pelajaran yang diujikan sebagai saringan untuk masuk perguruan tinggi. Segera setelah itu Yayasan Damandiri menyelenggarakan kursus-kursus tambahan mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matamatik yang menjadi bahan ujian untuk masuk Perguruan Tinggi. Lebih dari itu kepada anak-anak dari keluarga miskin dibantu untuk ikut ujian dengan uang transport dari desa ke tempat ujian agar lebih siap. Hasilnya, makin banyak anak-anak keluarga miskin di terima di Perguruan Tinggi karena dosen yang memberikan pelajaran tamahban juga berasal dari dosen Perguruan Tinggi yang ada di setiap kota.

Karena banyak bergaul dengan para Dosen dan Rektor Perguruan Tinggi, maka timbul gagasan agar para mahasiswa diajak bergaul dengan rakyat banyak di desa. Pada waktu itu yang banyak bergerak di Desa adalah aparat BKKBN, sehingga gerakan mahasiswa ke Desa sekaligus bisa membantu BKKBN yang sedang mengembangkan program Beyond Family Planning yang intinya adalah pembangunan keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Para Rektor pada umumnya menyambut baik ajakan Ketua Yayasan Damandiri yang juta Kepala BKKBN, Meneri Keoendudukan yang kemudian di tunjuk menjadi Menko Kesra dan Taskin yang di tugasi Presiden HM Soeharto mengentaskan kemiskinan dengan pendekaan kemasyarakatan di dasarkan pada Inpres Keluarga Sejahtera. Maka lahirlah kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang    dikaitkan pada pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga atau Posdaya yang merupakan forum bagi masyarakat desa mengemangkan pendekatan kemsyarakatan secara gotong royong guna memecahkan persoalan masyarakat dan keluarga secara mandiri di seluruh desa di Indonesia.

Bersama hampir 450 Perguruan Tinggi, Negeri dan Swasta, utamanya Pimpinan dan anggota LPPMnya, setiap mahasiswa yang akan terjun ke desa di berikan pelatihan tentang bagaimana membentuk Posdaya dan mempersiapkan lembaga di desa untuk merangsang keluarga desa setelah ber-KB aktif menyempurnakan delapan fungsi keluarga yang lemah agar segera makin kuat dan mengantar keluarganya menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera.

kkn2.jpg

Kegiatan mahasiswa KKN itu ikut mengantar keberhasilan Indonesia memperoleh penghargaan PBB karena berhasil menurunkan kemiskinan pada tahun 1997 menjadi 11 persen yang karena itu mendapatkan penghargaan UNDP yang diserahkan kepada Presiden HM Soeharto oleh Dirjen UNDP yang langsung datang ke Jakarfta. Para mahasiswa Semester ke tujuh, sebagai mahasiswa yang hampir selesai kuliah, sungguh merupakan bukti bahwa sumber daya manusia yang unggul dapat mempercepat kegiatan pembangunan di desa. Alhamdulillah.


Haryono SuyonoComment