Tim Pakar anjurkan semua Bumdes Wisata Desa bikin Acara Liburan Tahun Baru

IMG_2730.JPG

Tim Pakar Menteri Desa PDTT yang terdiri dari Prof. Dr. Haryono Suyono, Ibu Dr. Sari Tyas, Ibu Dr Aviliani dan Dr. Jimmy Gani serta para Asisten Pendamping antara lain Drs Abdullah Kamil dalam pertemuannya baru-baru ini menyambut baik pelaksanaan Kuliah On-Line Akademi Desa 4.0 yang selama empat kali telah membahas program dan kegiatan Pembangunan dan Pembinaan berbagai program prioritas yang telah dicanangkan. Program Prioritas itu adalah Pengembangan Prukades, Bumdes, Embung Desa dan Sarana Olah Raga. Sekaligus juga dibahas pengembangan dan pembinaan manajemen tenaga dan keuangan serta tata kelola lainnya.

Berkenaan dengan kegiatan Bumdes yang variasinya makin berkembang pesat dan melebar, Tim Pakar menilai bahwa kecepatan pengembangannya masih perlu di tingkatkan, terutama pada penanganan sumber daya lokal yang mudah dikembangkan sampai kepada Bumdes yang segera memberi keuntungan kepada rakyat banyak. Perlu disadari bahwa Bumdes utamanya harus membawa keuntungan langsung kepada rakyat bukan semata membawa keuntungan kepada Bumdesnya. Bumdes yang dibangun perlu melibatkan sebanyak mungkin rakyat di desa sehingga Bumdes menjadi pendorong pemenuhan “kebutuhan kerja” bagi rakyat di desa serta membawa kesejahteraan bagi rakyat. Karena itu sebaik-baik Bumdes pertama-tama perlu membawa keuntungan bagi rakyat. Bumdes juga tidak boleh mematikan usaha desa yang telah tumbuh sebelumnya, tetapi justru harus membawa rangsangan peningkatan kemajuan usaha yang ada di desa.

Dalam hubungan dengan Bumdes yang memiliki usaha wisata Desa yang marak di banyak desa, dalam suasana liburan Natal dan Tahun Baru perlu membuka kesempatan melayani keluarga yang berlibur agar tidak harus berlibur ke luar negeri, tetapi justru berlibur ke desa dengan memandati obyek liburan di Pantai yang telah disulap oleh Bumdes menjadi pantai indah untuk berlibur. Keluarga kota diharap juga berlibur dan menginap di rumah-rumah penduduk yang diubah menjadi “home stay” atau rumah penginapan sederhana dengan biaya inap yang sangat terjangkau, sekaligus memberikan dukungan peningkatan pendapatan kepada penduduk di desa.

Pantai3.jpg

Keluarga yang berlibur perlu berbaik hati memberikan gagasan-gagasan gemilang kepada pusat wisata di desa menambah variasi hiburan agar para pendatang makin puas sehingga menjadikan kegiatan wisata desa makin menarik dan menyenangkan semua kalangan. Para pendatang tidak boleh saling memberi tip yang berlebihan agar liburan ke desa tetap menarik karena biaya rendah dan sifat liburan tidak mengubah masyarakat desa “mata duitan” atau terkesan “memeras” keluarga kota yang sesungguhnya berbaik hati. Sebaliknya keluarga yang berlibur tidak “terkesan pelit” karena setiap kali “menawar secara berlebihan” “segala pelayanan’ atau “penjualan” yang di sajikan oleh keluarga desa sehingga terkesan bahwa keluarga desa adalah “pedagang yang hanya mau untung” semata. Perlu dihargai bahwa di jaman perang kemerdekaan, keluarga desa adalah pahlawan yang memberi subsidi luar biasa kepada para gerilyawan pejuang kemerdekaan kita. Bahkan sampai sekarang adalah produsen beras yang kita beli dengan harga murah sehingga setiap petani masih saja tetap miskin.

Petugas pembangunan Desa dan jajaran lain di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa perlu promosi secara besar-besaran kesempatan kunjung wisata ke desa tersebut sehingga tempat-tempat wisata desa penuh dengan pengunjung yang menguntungkan. Kalau perlu Dinas Kesenian dan Olah Raga memfalitasi gelar berbagai acara Olah Raga dan Seni di tempat-tempat wisata di Desa dan kalau perlu Dinas-dinas menyelenggarakan upaya Seminar dan Pertemuan Dinas yang ditutup pada saat mulai liburan sehingga para peserta bisa mengundang keluarganya utnuk datang ke tempat wisata desa bergabung dengan pasangannya yang melanjurkan libur setelah acara resmi usai. Suatu sinergi yang dapat diatur dengan baik kalau kita ada kemauan dan ingin membantu pembangunan wisata di desa yang maju dan berhasil. Semoga.

WhatsApp Image 2019-12-07 at 20.22.48 (1).jpeg

Haryono SuyonoComment