Prof Haryono: BUMDes Menjadi Kekuatan Luar Biasa dalam Pembangunan Ekonomi
(gemari.id) Bekasi - Kamis siang 19 Desember 2019 ini Ketua Tim Pakar Kementerian Desa PDTT Prof Dr Haryono Suyono bersama Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) Tantyo Sudharmono dan rombongan hadir dalam acara Sarasehan Rakyat di Kampung Beting, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Turut hadir dalam acara ini Dr Mulyono D Prawiro dari Yayasan Damandiri, Drs Fajar Wiryono dari Haryono Suyono Center (HSC), Dr Charles B Purba dari Universitas Mercu Buana, dr Hj Christiana Wahyuningrum, dipl. Cidesco dari Yayasan Kasanah Tata Sehat Indonesia, Surabaya, kelompok UKKM, Nelayan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Karang Taruna, Majelis Taklim, TP PKK, Camat, Kepada Desa, Polsek, Babinsa dan masyarakat lainnya.
Pada kesempatan itu, Menko Kesra dan Taskin era Presiden HM Soeharto dan BJ Habibie ini mengajak agar masyarakat secara gotong royong membuat fasilitas madni, cuci dan kakus (MKC) di setiap rumah. Dirinya juga berharap agar setiap kelompok di desa bisa ikut gabung dalam kegiatan rembug desa.
Di hadapan masyarakat Muara Gembong Bekasi, Prof Haryono juga mengimbau agar kaum wanitanya bisa memanfaatkan dana desa yang mengalir ke wilayahnya dengan mengolah semua bahan baku yang ada di sekitar rumahnya sehingga menjadi barang yang nilainya lebih tinggi. “Bahan baku dirubah menjadi kue, dirubah menjadi mainan dan dirubah menjadi segala macam bentuk barang yang bermanfaat dan bernilai tinggi. Itulah gunanya dana desa,” tutur pria kelahiran Pacitan, Jawa Timur, 6 Mei 1938 ini seraya meminta jajaran BUMDes setempat bisa mendukung upaya itu.
Karena BUMDes, lanjut penasehat Menteri Desa ini, tidak hanya mengurus dirinya sendiri, tetapi keberadaan BUMDes harus mengurus kepentingan rakyat di desa. “Oleh karena itu, semua mitra BUMdes, kelompok-kelompok PKK yang mempunyai kegiatan di masa lalu dijadikan unit dari BUMDes. Begitu juga kelompok-kelompok pemuda yang mempunyai kegiatan ekonomi dan kelompok-kelompok petani yang mengurus sawah dijadikan unit BUMDes,” imbuh Prof Haryono.
Kelompok-kelompok itu, tambahnya, tidak perlu langsung diberi uang, namun langsung dibina. Sehingga di desa, perusahaan-perusahaan masa lalu yang dikembangkan oleh PKK, kelompok tani, Posdaya dan warung-warung desa dijadikan mitra dan unit BUMDes. “Karena BUMDes ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa dalam pembangunan ekonomi,” ujar Prof Haryono seraya mengajak seluruh jajaran pemerintahan setempat bisa mewujudkan daerah ini menjadi wilayah yang sejahtera. Semoga! ADS