Produksi Gula Merah dari Air Pohon Sawit

gula.jpg

Laporan Gedhe Nusantara dari Kabupaten Sendang menarik Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono tentang Gula Merah Sawit yang dikembangkan penduduk Desa Silau Rakyat, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang.

Laporan itu menyangkut bedagai hsil Industri perkebunan sawit yang memasuki peremajaan, terutama mengganti pohon-pohon yang sudah tua dan tidak produktif (replanting). Umumnya, pohon-pohon sawit yang sudah tua ditebang dan dibiarkan hancur menjadi sampah. Desa Silau Rakyat memanfaatkan batang pohon sawit sebagai bahan baku gula merahguna memenuhi kebutuhan gula di daerah ini.

Desa Silau Rakyat terletak di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara. Umumnya, warga desa menggantungkan penerimaan rumah tangga dari bekerja sebagai buruh perkebunan sawit dan megembangkan perkebunan sawit secara mandiri. Kegiatan dari sawah sangat rendah sehingga sektor ini hanya menjadi pekerjaan sampingan. Potensi tanaman sawit tinggi, tapi kebanyakan hanya didayagunakan tandan buah segar sawitnya untuk memenuhi kebutuhan pasar coconut palm oil (CPO). Saat usia pohon sudah tua, maka dilakukan proses peremajaan (replanting). Batang-batang pohon sawit hanya ditebang dipotong-potong lalu dibiarkan membusuk.

Sebenarnya, pohon Sawit mengandung kadar air yang cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku membuat gula merah. Dari satu batang pohon sawit, bisa didapatkan 600-an liter. Pengembangan gula merah berbahan dasar air pohon sawit sangat menguntungkan, terlebih bahan baku sangat mudah didapatkan pada proses peremajaan perkebunan sawit.

Proses membuat gula merah sawit dimulai dari identifikasi pohon sawit yang siap diremajakan, sehingga siap ditebang dan disadap airnya. Lalu, air sawit yang sudah disadap, direbus selama kurang lebih 6-7 jam, sampai kondisi airnya mengental. Air rebusan yang telah mengental, dicampuri gula putih (gula tebu). Takarannya, untuk 25 liter air sawit (1 tong), campuran gula putihnya 15 Kg. Gula pasir dibutuhkan sebagai media agar bobot atau kuantitas output produksi gula merahnya banyak. Setelah adonan gula merah sawit sudah kental, adonan gula merah dicetak dengan alat cetak, biasanya dari potongan bambu. Setelah gula hasil cetakan dingin, maka gula merah siap dipacking dan dijual kepada konsumen. Suatu proses pemanfaatan yang membawa berkah.

Haryono SuyonoComment