Penyakit Datang dari Ketidaktahuan Kita Dalam Menjaga Kesehatan

Gemari : Jakarta, Selasa tanggal 27 Agustus 2019 menjadi hari menyenangkan bagi para anggota klub stroke Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Timur tatkala sedang latihan kedatangan Sekretaris Jenderal Yayasan Stroke Indonesia Dr. Adre Mayza,SpS (K). Kunjungan ini adalah sebagai ajang silaturahim dan memberikan penyuluhan stroke sekaligus meninjau untuk melihat langsung aktivitas klub stroke RS. Persahabatan.

Dalam ruang latihan klub stroke Sekjen Yastroki di daulat memberikan sambutan, dalam sambutannya dikatakan “kegiatan-kegiatan pasca stroke ini merupakan kegiatan yang sangat penting, nah ini pula yang yang dipesankan dari Prof. Teguh bahwa pada dasarnya kita memang sedang  berusaha bagaimana supaya  pasien – pasien pasca stroke ini mendapatkan pelayanan-pelayanan di dalam BPJS, kedepan kita juga kita sedang membangun bahwa dari keluarga-keluarga stroke inilah sebetulnya potensi untuk kita membina factor risiko pada keluarga, jadi bagaimana membangun keluarga supaya jangan terkena stroke lagi, nah itu yang paling potensial, namanya stroke prone person, melakukan screening golongan darah, nah itu sebenarnya ditekankan pada keluarga, jadi konsep pencegahan stroke dimulai dari keluarga bukan komunitas lagi, keluarga lebih punya faktor risiko lebih besar dari pada orang lain yang mempunyai factor risiko yang sama, karena pola makan, pola hidup yang sama,  tingkat stress yang berat.

Dalam sambutannya Dr. Adre menanyhakan kepada para anggota klub stroke RS. Persahabatan, apakah dokter saraf disini selama ini ikut ngasih penyuluhan, jawabannya dari para anggota klub stroke tidak pernah, “ selanjutnya Dr. Adre mengatakan “ saya mohon maaf atas nama profesi dokter saraf, sebenarnya kami turut bertanggung jawab atas kesehatan bapak ibu sekalian dan juga bagaimana membangun layanan stroke  ini kedepan.’.

Salah seorang anggota klub stroke ada yang mengutarakan uneg-unegnya soal pelayanan rumah sakit yang menurutnya tidak ramah untuk pasien pasca stroke, dimana pasien pasca stroke harus menunggu lama didepan loket yang harus antri berdiri terus hinga 1 sampai 2 jam, pada hal kalau buat orang pasca stroke tidak tahan berdiri lama, coba molhon manajemen rumah sakit untuk lebih memperhatikan dan diberi prioritas untuk pasien pasca stroke.

Menanggapi keluhan ini, Sekjen Yastroki menjawab akan menyampaikan keluahan bapak kepada pihak rumah sakit.

Dr. Adre juga ditanya oleh salah seorang anggota klub stroke, yang menanyakan apakah pantangan untuk orang stroke ?

Kemudian dijawab kalau pantangan untuk orang stroke karena ini sudah terjadi, pantangannya tidak ada, justru pantangannya untuk orang yang belum kena stroke, pantangan yang lebih ditekankan pada misalnya nih gampangnya stroke itu ujungnya dari makanan, perut ini bisa sumber penyakit. Selanjunya dikatakan lebih dalam “ yang kedua dari pikiran, yang ketiga dari aktivitas kita Cuma tiga besar itu.”

Kalau dulu sebelum kita kena stroke kita tidak ada aktivitas olah raga, nah sekarang bagaimana kita sudah kena stroke bisa ada aktivitas olah raga, yang berikutnya jadikan pertemuan latihan rutin ini menjadi sarana ngumpul untuk ngobrol saling tukar pengalaman, ini untuk mengurangi stress, jadi kalau dating ketempat latihan jangan kaya orang sakit gigi, dating “asem” pulang juga masih asem mukanya atau manyun (wajah cemberut), ini kita ubah, kita kalau datang, kita sapa orang lain, dengan mengucapkan selamat pagi kepada orang lain, biarin dia engga nyautin yang penting kita udah ngucapin. Makanan juga divariasikan untuk suguhan latihan, hari ini ubi rebus, besok jagung rebus, kurangi makan daging kambing, soto boleh  dimakan  tapi isi sotonya di ubah dengan isi ikan, ujar Dr. Adre yang juga dosen FKUI.

Katanya “ penyakit itu datangnya bukan dari kita, tapi penyakit itu datang  dari ketidak tahuan kita menjaga kesehatan, “ ujarSekjen Yastroki Dr.  Adre Mayza, SpS (K)

Pada akhirnya beliau berkata “ apapun ceritanya, ini adalah berkah supaya kita di ingetin supaya jangan sampe sakit  seperti saya, jadi jangan samapai sakit ini dianggap sebagai beban, tapi penyakit itu  dianggap sebagai  rasa sayang Allah kepada kita, supaya kita di ingetin, mudah-mudahan bapak ibu dengan sakit ini, Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lebih baik, yang penting manfaatin sisa hidup ini untuk memberitahukan tentang penyakit  stroke ini kepada orang lain supaya orang lain tidak terkena stroke seperti kita ini. “tegasnya.

Penulis : Budi Yastroki

Waspada terhadap Stroke, datangnya dikarenakan ketidaktahuan masyarakat

Waspada terhadap Stroke, datangnya dikarenakan ketidaktahuan masyarakat

Mulyono PrawiroComment