Memberi perhatian kepada kaum disabiltas

Dis2.jpg

Pada tanggal 19 November 2019,  Kementerian Dalam Negeri menerbitkan surat himbauan nomor 460/6253/Bangda dengan sifat segera ditujukan kepada semua Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia mengenai Peringatan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember 2019.  Surat himbauan ini menindak lanjuti Surat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan tertanggal 12 November 2019. Surat himbauan itu berisi pesan kepada semua Gubernur, Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia agar dalam rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional itu diadakan kegiatan informasi, pemasangan spanduk, seminar, loka karya, olah raga, kesenian, bakti sosialisasi atau kegiatan lainnya sesuai tema nasional HDI 2019 yaitu “Indonesia Inklusi, Disabilitas Unggul”  dengan sub tema membangun sistem data disabilitas terintegrasi; mewujudkan akses layanan kesehatan; perlindungan hak dan keadilan; mengembangkan entrepreneurship disbilitas; dan mewujudkan ekonomi inklusi.

Surat edaran itu ditanda tangani oleh Dirjen Bina Pembangunan Dr Ir Muhammad Hudori dan telah disampaikan kepada semua Gubernur, Bupati dan Walikota Kepala Daerah sehingga diharapkan masing-masing pihak telah mengambil langkah-langkah guna menyambut Hari Disabilitas Internasional tanggal 3 Desember mendatang. Ketua DNIKS dan Sekretaris Jendralnya, Tantyo Adhi Sudharmono dan Edwil Djamaoedin telah segera menghubungi LK3S di seluruh Indonesia untuk memberikan partisipasinya bersama berbagai Organisasi Sosial di masing-masing daerah. Kalangan Perguruan Tinggi misalnya Rektor Universitas PGRI Adi Buana, D di Surabayar Djoko Waluyo,   yang memiliki Fakultas dan laboratorium khusus untuk Disabilitas, minggu lalu menyatakan siap bekerja sama dengan Perguruan Tinggi lain atau lembaga yang berminat untuk ikut menyelenggarakan berbagai kegiatan yang berdampak luas di masyarakat. Perguruan Tinggi lainnya di Surabaya, seperti UNESA, yang dipimpin Rektornya Prof. Dr. Nurhasan, juga memiliki Fakultas khusus yang memberi kuliah kepada berbagai mahasiswa S1 dan S2, termasuk untuk program penanganan anak penyandang Autis, sebulan lalu menyatakan telah lama bersama organisasi masyarakat peduli disabilitas atau masyarakat desa menyediakan diri ikut aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dengan mahasiswa yang biasanya tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata.

Dis3.jpg

Dengan maraknya pembangunan desa yang menyediakan dana desa yang cukup banyak dengan kegiatan pembangunan infrastruktur, termasuk makin banyaknya Klinik Desa, maka kegiatan untuk memelihara kesehatan anak-anak disabilitas bisa ditangani dengan baik. Lebih-lebih lagi dengan makin membaiknya infrastruktur di desa, maka jarak antara desa dan fasilitas pelayanan dasar dalam bidang kesehatan juga semakin membaik. Fasilitas Olah Raga makin tersedia, bisa dimanfaatkan bagi penyandang disabilitas guna menarik perhatian dan kepedulian masyarakat luas dengan menyelenggarakan kegaitan olah raga anak-anak muda penyandang disabilitas secara inklusif. Fasilitas lapangan olah raga di desa yang makin tersedia secara luas itu bisa menjadi awal kerja sama inklusif antara penyandang disabilitas bersama anak muda lainnya di desa. Semoga Hari Internasional Disabilitas tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.

Haryono SuyonoComment