Pertemuan Nairobi 25ICPD: Pertemuan Kependudukan dan Pembangunan ditutup

Pada hari Kamis Pertemuan memperingati 25 tahun Konperensi Kependudukan dan Pembangunan di Cairo yang berhasil di Nairobi di tutup secara resmi. Pertemuan raksasa yang semula di perkirakan dihadiri oleh sekitar 6000 peserta, karena bersifat terbuka, sampai akhir pertemuan konon di hadiri oleh sekitar 9500 peserta dari 170 negara, suatu rekor pertemuan internasional. Dalam keadaan nyatanya setiap peserta mendaftar, apapun latar belakangnya, tidak dipungut bayaran dan boleh bebas datang ke tempat pertemuan dengan tanda peserta menggantung di dadanya. Peserta terdaftar itu boleh duduk kalau ada kursi kosong, boleh berjalan-jalan tidak usah mendengarkan atau pergi dari ruang sidang setiap waktu. Pembicara di atas podium tetap bicara melalui mikrofon yang suaranya jelas, bicara asal tahu diri karena masing-masing dibatasi waktunya. Kalau waktunya dianggap habis, seorang petugas langsung berdiri dekat podium sebagai tanda peringatan bahwa waktu baginya sudah habis. Dalam arti sederhana, paparannya boleh di dengarkan, boleh tidak di dengarkan, tetapi pembicara tetap bicara menurut selera masing-masing, karena tidak ada moderator yang mengingatkan kecuali pembawa acara yang mempersilahkan pembicara naik panggung yang akan turun sendiri tanpa di beri tahu waktunya habis. Suatu tontonan internasional yang selama dua hari pertama secara pleno di sebut sebagai pembacaan komitmen. Pada acara ini pembicaranya adalah Presiden, Menteri atau utusan khusus setingkat Menteri yang membaca teks tanpa gambar atau vidio di layar yang memberi dukungan atas pernyataan yang umumnya merupakan ekspresi upaya yang dilakukan sesuai pesan hasil Konperensi Cairo di negaranya, hampir tidak ada komitmen khusus terhadap “Three Zerro” yang menjadi tujuan atau arahan sponsor penyelenggara.

IMG_9422.JPG

Di tempat terpisah terdapat sidang-sidang yang mirip tetapi berisi penyampaian topik-topik yang dianggap menarik untuk kaum perempuan, pemuda dan masalah kesehatan reproduksi wanita, kekerasan terhadap perempuan dan masalah lain yang berkaitan dengan anak-anak muda perempuan.

Tokoh pendukung utama pertemuan ini, Direktur Eksekutif UNFPA yang berbahagia Natalia Kanem saking gembiranya memberikan sambutan bahwa Konperensi Nairobi telah menyegarkan komitmen yang tercapai 25 tahun lalu di Cario sehingga dalam sepuluh tahun mendatang melalui kerja sama dan persatuan di dunia kita bisa menyelesaikan komitmen sebelumnya serta menegaskan kehidupan yang lebih baik untuk remaja dan kaum perempuan melalui persatuan yang makin kokoh. Begitu gembiranya Natalia Kanem sehingga langsung ikut menyanyi dan menari mengikuti irama musik chwki’s “Time of Our Lives” yang menghentak-hentak yang dengan penuh semangat dibawakan oleh penyanyi terkenal dari Maroko Ahmad chawji.

IMG_9584.JPG

Sesungguhnya Pertemuan Internasional di Nairobi ini tidak selalu berjalan mulus. Selama masa pertemuan ada Demo yang menentang acara pembahasan masalah aborsi oleh kelompok yang penentang. Beberapa Negara tidak mengirim utusan, utamanya dari Tahta Suci Vatikan. Utusan Amerika menyatakan dengan jelas tidak mendukung Agenda Aborsi kecuali topik yang disepakati dalam pertemuan di Cairo Mesir. Utusan Indonesia dalam pernyataannya tetap komit pada program-program yang disepakati di Cairo dan tidak dalam posisi memberikan dukungan pada Deklarasi Nairobi yang berisi tiga Zero,  karena adanya aturan dan kebijakan negara yang berlaku.

Biarpun demikian, Direktur Jendral Kependudukan Nasional Kenya, Josephine Kibaru Mbae merasa bahwa pertemuan itu sangat berhasil tetapi tetap menganggap peristiwa ini adalah awal bahwa para peserta akan meningkatkan komitmen terhadap Agenda yang sudah disepakati di Cairo Mesir untuk kemajuan anak gadis dan wanita. Agenda yang secara khusus ditujukan untuk menurunkan kematian ibu hamil, mengatasi unmet need untuk KB, kekerasan berbasis gender anak gadis dan wanita pada tahun 2030. Sementara Duta Besar Khusus Denmark yang ikut menjadi sponsor utama pertemuan ini Petersen menyatakan tidak akan ada lagi Pertemuan ICPD30 karena semua pihak akan melaksanakan Komitmen Cairo yang disegarkan pada Pertemuan Nairobi sekarang ini.

Karena tidak ada diskusi yang mendalam tentang Komitmen Nairobi maka sesungguhnya dokumen Narrobi adalah semata catatan hasil Pertemuan Dunia yang pesertanya melimpah tetapi tidak ada ikatan resmi sama sekali bagi setiap Negara untuk melaksanakannya, dalam pengertian awam Dukomen itu adalah hasil suatu Pertemuan Seminar yang bisa dibaca tetapi tidak perlu mengikat untuk dilaksanakan. Pertemuan yang sukses dipandang dari peserta yang melimpah tetapi tidak perlu gelisah karena pembicaraan dan hasilnya tidak mengikat untuk harus dilaksanakan.

IMG_9567.JPG
Haryono SuyonoComment