Bumdes di Sleman dan Gunung Kidul menarik perhatian penonton TVRI
Partisipasi Perguruan Tinggi, antara lain Universitas Taman Siswa di Yogyakarta, ikut membantu pengembangan beberapa Bumdes di Yogyakarta. Menurut Dialog Plengkung Gading yang diantar oleh mas Dibyo, mbak Siwi dan pak Haryono Suyono, ternyata partisipasi berbagai Perguruan Tinggi selama ini ikut mendorong dan di apresiasi oleh penonton TVRI Yogyakarta. Kegiatan Bumdes di dua kabupaten di Yogyakarta yaitu Gunung Kidul dan Sleman, memberi warna dan meningkatkan prestasi berbagai Bumdes yang dikembangkan rakyat di dua daerah itu, Sleman dan daerah lainnya. Lembaga-lembaga awal seperti yang dikembangkan oleh PKK, Posdaya atau oleh berbagai Departemen lainnya di desa ikut juga mempermudah pembentukan Bumdes dan Unit-unit yang bekerja bersama dalam Bumdes yang dibentuk dengan dukungan Dana Desa. Kenyataan itu muncul dalam Dialog melalui TVRI Yogyakarta minggu lalu bersama Wakil Bupati Gunung Kidul, Dr. Himawan Wahyudi, Rektor Universitas Taman Siswa, Dr. H. Pardimin MPd, Plt Kepala BKKBN DI Yogyakarta Rohdiana Sumariati S.Sos, Kepala Dinas PMD Gunung Kidul, Sujoko MSi, Kepala LPPM Universitas Taman Siswa Dra S. Rochmiyati MPd dan sejumlah Ketua Bumdes dari Yogyakarta dan mahasiswa serta relawan pembangunan desa lainnya.
Acara Dialog yang disponsori BKKBN Pusat, Kemdes dan Yayasan Damandiri tersebut dimonitor oleh Yudha dari Kementerian Desa PDTT serta Dr. Mulyono Daniprawiro dari Yayasan Damandiri, diikuti penonton tidak saja dari wilayah Yogyakarta tetapi juga dari daerah lain yang dapat dijangkau oleh siaran TVRI Yogyakarta yang makin menarik penonton keluarga Desa, sehingga menghasilkan kiriman sms sebanyak 1824 dari penonton, suatu Rekor baru untuk tahun 2019 melampaui kiriman sms Bulan September pada acara sama yang menghasilkan sekitar 1812 sms. Acara minggu lalu itu mengambil tema Pahlawan Pembangunan Desa diisi para Ketua Bumdes, Mahasiswa KKN yang ikut membentuk Bumdes serta beberapa Pengurus Bumdes yang memenuhi Studio TVRI Yogyakarta yang marak.
Wakil Bupati memberi penjelasan panjang lebar kemajuan berbagai jenis Bumdes di Gunung Kidul termasuk banyaknya muncul Bumdes wisata yang berhasil menyedot pengunjung berbagai obyek wisata di Kabupaten yang dimasa lalu ering menghasilkan keluarga kurang gizi itu. Ada juga Bumdes industri batik yang dimasa lalu tidak dikenal tetapi hari ini menghasilkan motif yang menarik dan dijual dengan harga yang tidak murah lagi karena memiliki nilai budaya yang makin tinggi. Kepala PMD menjelaskan adanya kebebasan dalam pengelolaan Bumdes yang menampung kegiatan di masa lalu seperti yang dilakukan oleh PKK dan Posdaya atau oleh instansi lain yang bergerak di desa. Upaya itu semua menurut Rektor Taman Siswa di tunjang oleh mahasiswa yang ditugasi KKN ke desa tidak saja dalam bidang ekonomi tetapi memantapkan program KB sehingga penduduk yang bekerja tidak terpaksa berhenti produksi karena hamil dan mempunyai anak tidak putus-putusnya. Para pemuda diajak untuk ikut sadar KB dengan membentuk Genre atau generasi yang sadar masa depannya.
Sementara itu para Ketua Bumdes, termasuk Ketua LPPM Ibu Atiek, menggaris bawahi kerja sama antara mahasiswa dan para pengelola Bumdes dalam pembentukan atau peningkatan penggunaan tehnologi tepat guna untuk memastikan tingkat produksi dan tampilan produk laku jual dan menguntungkan para produsennya masyarakat desa yang relatif baru belajar menjadi produsen atau menjadi penjual hasil produksinya. Pada umumnya diakui bahwa tampilan mereka pada acara dialog TVRI membawa dampak positif terhadap kunjungan pada Bumdes Wisata yang ada di Sleman dan Gunung Kidul, Sehingga suatu proses belajar ikut terdorong menjadikan Bumdes di desa menjadi ajang pelatihan bisnis yang makin banyak pengunjungnya dan mendorong peningkatan keluarga sejahtera yang didorong acara Plengkung Gading yang dari bulan ke bulan makin menjadi acara TVRI favorit.