Pak Eka traktir rakyat makan bakso

IMG_8390.JPG

Dalam suasana duka yang mendalam pagi tadi, terkenang suatu peristiwa bersama pak Eka Tjipta Widjaja sekitar tahun 1966, segera setelah Yayasan Damandiri diresmikan pada tanggal 15 Januari 1996, saat kami, Menteri Kependudukan / Kepala BKKBN, Haryono Suyono, berkunjung ke desa bersama staf mengadakan acara Safari. Acara itu adalah Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera berdasarkan Inpres nomor 5 tahun 1996 untuk 40 000 desa di Indonesia. Dalam acara kunjungan ke desa itu ikut serta beberapa konglomerat, antara lain Pak Eka Tjipta Widjaja yang berdandan jas lengkap sebagai tamu terhormat karena merupakan penyumbang awal untuk gerakan pembangunan desa secara mandiri. Gerakan terjun ke desa tersebut merupakan acara motivasi untuk desa tidak tertinggal sejajar Program IDT untuk 20 000 desa tertinggal yang dikelola pemerintah dengan penggarapan infrastruktur seperti halnya program  dana desa dewasa ini.

                Pada acara di desa itu digelar pameran produk lokal sebagai hasil upaya pemberdayaan keluarga yang dibantu dana sumbangan konglomerat. Pameran itu menjual jajanan bakso, sate dan makanan desa lainnya. Setelah acara peninjauan, para wartawan mengerubuti Pak Eka dan menanyakan kesan beliau tentang pemanfaatan sumbangan untuk pemberdayaan ekonomi keluarga miskin di desa. Beliau sangat terkesan bahwa sumbangan para konglomerat dimanfaatkan keluarga miskin untuk modal usaha dan usahanya sangat menjanjikan sehingga keluarga miskin makin mandiri. Para wartawan usul apakah pak Eka mau mentraktir wartawan makan siang dengan membeli sajian warung rakyat di desa itu. Dengan spontan pak Eka mempersilahkan wartawan dan para pengelola program di desa untuk makan dengan memilih jajanan sesuka para peserta tanpa batas. Semua sangat berterima kasih kepada pak Eka yang senyum penuh ceria dan kepuasan.

                Tiba giliran membayar, pak Eka diam-diam mendekat kepada Kepala BKKBN sambil bisik-bisik membuka dompet yang ternyata kosong hanya penuh kartu kredit yang tidak laku di desa. Kepala BKKBN tanggap dan segera menyelesaikan pembayaran kepada beberapa penjaja jajanan. Hari berikutnya staf pak Eka mengembalikan pembayaran itu sepuluh kali lipat dari harga yang dibayar kepada rakyat desa. Semua wartawan dan pekerja KB di desa mengenang pak Eka dengan penuh rasa haru dan terima kasih karena beliau adalah pelopor pendukung pemberdayaan keluarga untuk mandiri. Semoga amal ibadahnya mendapat imbalan yang lebih besar dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin.

Haryono SuyonoComment