Kota Bekasi Canangkan Gerakan 1000 Ovitrap di Bekasi Barat

Semakin mewabahnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akhir-akhir ini, mendorong pemerintah Kota Bekasi bekerjasama dengan mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhamadiyah Jakarta (UHAMKA) pada 10 Januari 2019 lalu menggelar acara Gerakan Pembuatan 1000 Ovitrap Nyamuk DBD di aula Kantor Kecamatan Bekasi Barat.

Acara ini dihadiri sekitar 300 kader Jumantik se-Kecamatan Bekasi Barat dengan membawa botol ovitrap untuk diperlombakan tingkat kelurahan, hingga terkumpul 1000 botol ovitrap yang dikumpulkan mulai tingkat RT, RW hingga kelurahan se- Kecamatan Bekasi Barat.

""Angka 1000 itu luar biasa. Satu kecamatan baru seribu, bagaimana kalau dikumpulkan kecamatan lainnya," ungkap Ketua TP PKK Kotamadya Bekasi Hj Gunarti Efendi saat mencanangkan Gerakan 1000 Ovitrap di Kecamatan Bekasi Barat.

Menurut Sekretaris Camat Bekasi Barat, Sutono Brahma, di Kecamatan Bekasi Barat ada sekitar 70.000 rumah. "Jadi angka 1000 itu sebenarnya masih terbilang kecil, bila kita berhasil menggerakkan 60.000 rumah lainnya di Bekasi Barat," kilahnya.

Sutono juga mengungkapkan keprihatinan atas tingginya kasus DBD. Berdasar data dinas kesehatan Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Barat memasuki urutan ke 2 dari 12 kecamatan di Kota Bekasi. Sementara urutan pertama adalah Kecamatan Bekasi Utara dengan 109 kasus dan urutan terendah adalah Kecamatan Bekasi Timur dengan 69 kasus.

"Bekasi Utara paling tinggi, karena jumlah penduduknya juga lebih banyak," tukasnya.

Hadir pula dalam acara ini Plt Kepala Dinas Kesehatan Kotamadya Bekasi,Tanti Rohilawati yang memberikan arahan upaya pencegahan penyebaran nyamuk. Banyak upaya yang bisa dilakukan diantaranya memelihara ikan, menanam sereh dan ovitrap yang diyakini bisa membuat nyamuk tak berdaya.

Ovitrap vs Fogging

Ovitrap merupakan salah satu upaya pemberantasan sarang nyamuk yang ramah lingkungan. Tidak berbau dan tidak memiliki efek samping seperti halnya Fogging. Selain mahal, menurut Tanti, fogging juga bisa berefek pada kesehatan.

Bahkan menurut produsen insektisida FMC, sulitnya melakukan fogging di Indonesia karena sebagian masyarakat kita belum siap untuk melakukan penyemprotan di saat jam-jam biologis nyamuk, yaitu sekitar jam 5 - 8 pagi dan malam hari jam 16.000 - 19.00 WIB.

"Dari sisi alat dan aplikasi fogging belum aktif dipergunakan, bila dilakukan fogging di atas jam 8 pagi. Umumnya di negara kita melakukan voging sekitar jam 10 - 11 dimana sudah terpapar matahari yang banyak dan hembusan angin," ungkap direltur FMC ini.

Bau tidak enak saat dilakukan fogging, memang sengaja diberikan agar nyamuk mati. "Jadi kalau ada pembasmi nyamuk dengan harum, segar itu salah besar. Itu racun. Karena bahan dasar insektisida memang sengaja dibuat bau agar nyamuk mati."

Cara membuat Ovitrap

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat perangkap nyamuk adalah :

1. Botol plastik uk 1.5 atau 2.0 liter.2. Air 200 ml.

3. Gula 50 gram.

4. Bubuk Ragi 1 gram.

5. Isolasi (Tape).

6. Pisau atau Cutter.

7. Kertas atau Plastik Hitam.

Berikut tahapan atau langkah-langkah pembuatan perangkap nyamuk :

ovitrap.jpg

1. Potong botol menjadi 2 bagian. Gunakan bagian bawah sebagai wadah, sedangkan bagian atas akan kita jadikan tutup nantinya.

2. Masukkan gula dalam air hangat, sisihkan sampai dingin. Campurkan ragi dalam larutan gula, tidak perlu diaduk. pada tahap ini karbondioksida akan terbentuk dan larutan ini akan menarik nyamuk.

3. Tuanglah larutan ini ke bagian bawah botol.

4. Taruh potongan bagian atas botol ke dalam botol dengan posisi terbalik (menyerupai corong).

5. Bungkus botol dengan plastik atau kertas berwarna hitam.

Penerapan :

Letakan botol disudut ruangan dan periksalah setelah 2 - 4 hari.

Selain mengundang nyamuk, alat ini juga mengundang semut karena adanya gula tadi. Maka ada baiknya disekitar botol diberi kapur anti semut, atau diberi tatakan berisi air. Supaya alat ini bekerja maksimal, sehingga hanya nyamuk saja yang diundang alias ditangkap.

Kelebihan alat ini adalah murah dan ekonomis. Aman untuk manusia, lingkungan dan binatang perliharaan.

Tanpa asap, bau bahan kimia.

Mudah digunakan.

Cocok digunakan di dimana saja.

Mengurangi angka kebakaran.

Hemat energi, karena tidak menggunakan energi listrik.

Mencegah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (Demam Berdarah, Cikungunya, dll).

Laporan: Rahma Hasyim

Irwan FebriansyahComment