Hakikat Kehidupan Lansia

H Nursyaf Arief, SE, MPA

GEMARI.ID-PEKANBARU. Kehidupan lansia berjalan sebagaimana biasa, yang masih memiliki keinginan, cita-cita dan pengharapan, paling tidak keinginan untuk hidup lebih lama dan beraktifitas dalam kondisi fisik dan mental masih sehat, segar dan bersemangat. Sehingga tidak jarang ditemui para lansia melakukan kesibukan diri bahkan di dalam dan diluar rumah seperti bekerja dan berusaha, aktif dalam kegiatan-kegiatan bersifat sosial dan kemasyarakatan.

Sekalipun tiba pada kenyataannya, yaitu seiring dengan proses perubahan penurunan kondisi fisik maupun mental, para lansia juga masih tetap berjuang dan bersemangat agar tetap dalam kondisi fisik sehat antara lain dengan melakukan berbagai kegiatan seperti olah raga ringan dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatannya.

Untuk mengurangi beban mental seperti perasaan kesepian dan kesendirian, para lansia terlihat aktif melakukan komunikasi baik langsung maupun melalui media komunikasi, bersosialisasi dan bersilaturahmi dengan teman-teman lama dan mencari teman baru misalnya dengan mengadakan kegiatan reunian, bepergian bersama, mengadakan pertemuan kelompok untuk menambah wawasan keilmuan dan kerohanian.

Namun demikian, dengan keasyikan beraktifitas terkadang para lansia terlupa menyadari dengan kebutuhan yang hakiki dalam kehidupan lansia yang perlu dipenuhi.

Sebagaimana dimaklumi, masa lansia adalah masa diujung menyambut fitrah manusia yaitu kematian, karena cepat atau lambat kematian pasti akan dijalani. Dalam hal ini para lansia sudah sewajarnya mempersiapkan menghadapi kematian sehingga terwujud sosok yang husnul khatimah (yaitu kematian seorang Muslim dalam keadaan baik, diridhoi Allah dan penuh dengan amal ibadah).

Untuk mewujudkan sosok lansia yang husnul khatimah tersebut, didahului dengan melakukan introspeksi dan evaluasi diri, menelisik kembali sejauh mana kondisi saat ini dari aspek hubungan antar manusia (hablun minan nas) dan kondisi hubungan dengan Tuhan Allah Maha Kuasa (hablun minAllah).

Untuk mencapai sosok yang husnul khatimah, maka hubungan antar manusia lansia perlu dibenahi dengan mulai melakukan hal-hal baik, bermanfaat dan tidak merugikan orang lain baik melalui perkataan dan juga prilaku sikap ( termasuk ke anggota keluarga dan kerabat), dan jangan lupa untuk bermurah hati meminta maaf atas kesalahan yang pernah ada. Memperbaiki hubungan dengan Allah dilakukan taat beribadah yang khusyuk, berzikir dan selalu dalam keadaan berserah diri kepadaNya, diikuti dengan memanjatkan do'a dan memohon ampunan atas dosa-dosa yang pernah dilakukan baik disengaja atau tidak sengaja. Mudah-mudahan tetap menjadi lansia tangguh dan husnul khatimah. Penulis adalah Pengurus JuKen Provinsi Riau.

Mulyono D PrawiroComment