PENGUATAN EKONOMI KELUARGA SEBAGAI TULANG PUNGGUNG KETAHANAN EKONOMI NASIONAL (Melirik Peran AKU kedepan Dalam Rakernas 2025)

Drs H Hamzah Ar

GEMARI.ID-MEDAN. Keluarga sebagai unit terkecil yang sangat berperan penting dalam kehidupan manusia dan suatu bangsa sebagai tempat untuk belajar, tumbuh, dan berkembang, serta memberikan dukungan emosional dan sosial termasuk ekonominya. Masih banyak keluarga  yang salah satu anggotanya belum memiliki sumber penghasilan yang mampu memenuhi kebutuhan kesejahteraan keluarganya dan masih banyak keluarga yang Kepala Keluarganya sudah bekerja tetapi dengan penghasilan yang rendah tetmasuk golongan miskin dan miskin ekstrim. Pemerintah harus segera hadir untuk membantu keluarga yang belum berpenghasilan dan yang berpenghasilan rendah atau miskin dan miskin ekstrim tersebut. Langkah pertama telah dilakukan dengan membentuk kementerian dan mengangkat Menteri dan Wakilnya yakni Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga merangkap sebagai Kepala BKKBN yang disingkat Kemendukbangga/BKKBN.

Salah satu tugas Kemendukbangga/BKKBN adalah melakukan pemberdayaan ekonomi keluarga yang selama ini sudah dikembangkan BKKBN secara gencar terutama semasa Bpk Prof. Haryono Suryono menjadi Kepala BKKBN dan Menteri Kependudukan/Kepala BKKBN melalui pembemtukan dan pembinaan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga  Aksptor atau UPPKA sebagai upaya mencapai VIsi BKKBN yakni Pembudayaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera, dimana Pasangan Usia Subur yang sudah maupun yang akan ber KB (NKK) diberdayakan ekonominya untuk mencapai keluarga yang bahagia dan sejahtera (BS). Selain itu berbagai aktifitas lainnya yang mendukung pemberdayaan ekonomi keluarga juga telah dilakukan seperti Takesra/Kukesra atau Tabungan Keluarga Sejahtera dan Kredit Usaha Keluarga Sejahtera untuk membudayakan keluarga suka menabung dan belajar berusaha, setiap keluarga diberikan kredit sebanyak 10 kali lipat dari tabungannya di Bank dan diberikan pelatihan keterampilan usaha melalui 8 langkah pemberdayaan ekonomi keluarga, pembetian modal usaha kepada kelompok UPPKS serta Alat Teknologi Tepat Guna (ATTG) sesuai dengan bidang usaha yang dikembangkan kelompok UPPKA.

Sudah puluhan ribu tepatnya sebanyak 51.141 kelompok berdasarkan data terakhir  yang sudah terbentuk dan berkembang dengan berbagai jenis usaha mikro dan rumah tangga yang sebagian  dari anggota kelompok sudah banyak yang naik klas menjadi bagian dari UMKM ada bergabung di atau menjadi koperasi, walaupun tetap ada yang tak dapat berkembang sebagaimana yang diharapkan. Untuk memperkuat dan percepatan capaian hasil pemberdayaan ekonomi keluarga melalui Kelompok UPPKA telah dibentuk organsasi AKU pada tahun 2002 yang awalnya untuk memperkuat agar kelompok UPPKA dalam menjalankan usahanya berupa Asosiasis Kelompok UPPKA (AKU), kemudian berubah menjadi Andalan Kelompok  UPPKA yang pengurus dan anggotanya tidak hanya dari pengurus atau anggota kelompok saja tetapi diperkuat dengan melibatkan para pengusaha, Pergurian Tinggi, dan organisasi atau perorangan yang peduli dengan pemberdayaan ekonomi keluarga.

Untuk kemajuan Kelompok UPPKA kedepan maka peran AKU sebagai mitra Pemerintah khususnya Kemendukbangga/BKKBN serta Kementerian terkait lainnya sampai ke jajaran yang berada di tingkat lapangan harus lebih ditingkatkan lagi antara lain berupa pelatihan kewirausahaan kelas on line, Memfasilitasi Pameran atau Gelar Dagang produk produk unggulan, terutama bagi generasi Z yang akan menjadi Akseptor KB serta Ibu Ibu yang masih berstatus Ibu Rumah Tangga naik kelas menjadi pengusaha Industri Rumah Tangga dengan segmentasi sasaran yangblebih difokuskan di desa-desa, Kampung Keluarga Berkualitas (KB), jika semua ini dilakukan maka sekaigus akan berdampak terhadap percepatan penurunan stunting dan pencapaian target hilirisasi baik di kawasan ekonomi hijau maupun dikawasan ekonomi biru dan jika memungkinkan dapat menangkap peluang sebagai mitra pengelola dapur Makan Berguzi Gratis (MBG), misalnya pada suatu desa menanam dan memproduksi tanaman cabai dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang hasil panennya dapat dipasarkan ke dapur MBG atau ternak ikan lele    dan sebagainya, kalau perlu Bapak Menteri Dukbangga/Ka BKKBN membicarakan ke Bapak Presiden RI untuk mempertimbangkan kembali  agar Pengelolaan dapur MBG dapat disesuaikan dengan kemampuan kelompok usaha seperti UPPKA.

Semoga pengurus dan anggota AKU kedepan mamiliki kapasitas kewirausahaan dan lebh peduli terhadap pemberdayaan ekonomi keluarga serta menjadi pendamping Kelompok UPPKA dan UMKM, menjadi organisasi yang bisa menjadi rumah bagi kelompok UPPKA yang dapat memberikan informasi, akses usaha Mikro ekonomi produktif rumah tangga, ketahanan dan perlindungan sosial, memberikan akses teknologi digitalisasi ekonomi dan lain sebagainya. Untuk itu  seluruh jajaran dan pengurus AKU dari BPP, BPD, BPC dan BPR segera berbenah diri dan mampu menggandeng mitra kerja Perbankkan atau lembaga keuangan, PNM Mandiri, Pegadaian', Perguruan Tinggi serta mitra kerja lainnya. Semoga AKU menjadi “Rumah Berwirausaha bagi UPPKA/UMKM yang berintegritas dan tangguh”. Penulis adalah Ketua Bidang KIE dan Pelatihan BPD AKU Sumatera Utara.

Mulyono D PrawiroComment