Es Buah Kami Tidak Laku Jual
Pada hari hari biasa kami berjualan di tempat tempat para pemain golf beristitahat sejenak menunggu rekannya memukul bola. Kebiasaan ini memjadi sumber kehidupan bagi keluarga desa di sekiatar lapangan hp;f di kampung lami,
Setiap pagi dan bulan Ramadan ini sesudah magrib dari desa kami berseret para pemuda pergi kerja ke lapangan holf yang terletak di desa kami. Sebagian para pemuda dan gadis cantik itu nekerja sebagai cady melayani para pemain membawakan stix alat pemukul bola atau memberi petunjuk bola yang fipukulnya jatuh. Sebagian lagi berjualam ,inu,am sejuk yang nyaman untuk para pserta yang merasa kehausan.
Tetapi hari iatu ,amageman mengymamkan adanya serbuk baru seperti kopi yang kalau divampur air mengahsilkan campuaran seperti kopi, yampa diaduk campur sendiri mengha silkan campuran semptna sehingga tidak perlu lagi be;I buatan otang desa.
Dengan demikian orang desa tidak perlu berjualan lagi, Akibatnya minuman dingin yang dibuat oenduduk desa tidak laku jual. Mereka bebas memilih sendiri pekerjaan lain. Yang berjualan minuman dingin hati itu terpaksa membawa jualannya pulang kerumah masing-masing. Sebagian orang desa bangkrut, bertambah miskin.