Pemerintah Provinsi NTB akan Kirim Bantuan Milyaran Rupiah untuk Korban di Aceh, Sumut dan Sumbar

Dr H Lalu Burhan, MSc

GEMARI.ID-MATARAM. Angka itu akhirnya terucap: 1.006 jiwa lewat media sosial dan itu dalam data yang sempat terekam belum tahu yang tidak terekpus di media sungguh memprihatinkan. Bahkan menurut info yg terbaru hari-hari ini, di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara, duka dan nestapa bukanlah kiasan. Ia adalah udara yang dihirup oleh para penyintas yang bertahan. Ia adalah tanah beku yang mereka pijak saat berusaha mencari sisa-sisa kehidupan di antara puing. Ia adalah kesunyian mencekam yang menggantikan riuh rendah kehidupan.

Bayangkan jika jalan pulang yang biasa kita lewati tiap hari tiba-tiba hilang, tersapu menjadi jurang. Bayangkan jika rumah yang penuh kenangan, tempat kita tumbuh dan bercanda, kini rata dengan lumpur. Bayangkan duduk di posko pengungsian, memeluk erat anak yang ketakutan, sementara masa depan terasa begitu gelap dan tak menentu. Itulah yang sedang dialami saudara-saudara kita.

Namun, di tengah kegelapan itu, cahaya-cahaya kecil tak pernah padam. Proses pencarian dan evakuasi masih terus dilakukan. Itu artinya, masih ada yang berjuang, tanpa lelah, mengais harapan dari reruntuhan. Mereka adalah petugas, relawan, dan warga biasa yang menjadi pahlawan bagi orang asing sekalipun. Pemulihan akses jalan yang terputus adalah denyut nadi kehidupan yang berusaha dihidupkan kembali. Setiap meter jalan yang dibuka adalah secercah harapan untuk bantuan, untuk obat-obatan, untuk pelukan dari keluarga yang terpisah.

Aceh dan Sumatra Utara telah memperpanjang status darurat bencana. Ini bukan sekadar pengumuman resmi. Ini adalah jeritan hati yang disuarakan oleh bumi dan manusia. Jeritan yang mengatakan, "Kami masih sangat butuh bantuan. Jangan tinggalkan kami." Nah, pertanyaan untuk kita semua yang mungkin sedang membaca ini di ruang yang aman dan kering: Apa yang bisa kita lakukan? Kita mungkin tak bisa menghentikan hujan atau menguatkan lereng gunung. Tapi kita punya sesuatu yang jauh lebih kuat: kemanusiaan yang sama.

1.  Dengarkan Jeritan Mereka. Jangan biarkan berita ini lewat begitu saja. Bagikan informasi valid. Suarakan kebutuhan mereka. Terkadang, menjadi penyambung suara adalah bantuan pertama.

2.  Bantu dengan Apa yang Bisa. Donasi bukan tentang jumlah nominal, tapi tentang ketulusan. Sepotong rezeki yang kita kirimkan bisa berarti satu hari makan bagi keluarga di tenda pengungsian. Satu pakaian hangat bisa menjadi selimut di malam yang menggigit.

3.  Lindungi dengan Doa. Jika tangan tak mampu menjangkau, kirimkan kekuatan melalui doa. Energi positif, harapan, dan kekuatan kolektif dari doa-doa kita adalah energi yang nyata untuk mereka yang bertahan.

4.  Jaga Empati Tetap Hidup. Tanyakan pada organisasi terpercaya apa yang benar-benar dibutuhkan. Jangan berhenti peduli setelah satu kali berita. Duka mereka adalah perjalanan panjang, dan kepedulian kita harus menjadi pendamping yang setia.

 

Mereka, saudara-saudara kita di sana, tidak meminta untuk diselamatkan sendirian. Mereka membutuhkan kita untuk bergerak bersama. Seperti gotong royong yang telah menjadi jiwa Nusantara, mari kita satukan tenaga, pikiran, dan hati. 1.006 jiwa telah pergi meninggalkan duka yang tak terperi. Tapi ratusan ribu jiwa lainnya masih di sana, bertahan, menatap langit dengan harap.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB akan segera mengirim bantuan senilai Rp3 miliar kepada korban bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bantuan tersebut disiapkan setelah dilakukan koordinasi dengan BNPB untuk memastikan kebutuhan mendesak para korban. Kepala Diskominfotik Provinsi NTB, Yusron Hadi, menyampaikan rencana penyaluran bantuan itu pada Jum’at (12/12) siang. Yusron mengatakan bantuan akan disalurkan ke tiga daerah terdampak setelah sebelumnya dilakukan pembahasan mengenai kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh NTB.

Ia menegaskan penyaluran bantuan tersebut merupakan bentuk simpati masyarakat NTB terhadap bencana yang terjadi di tiga provinsi tersebut. Yusron menyebut daerah-daerah itu juga pernah memberikan bantuan saat NTB dilanda gempa bumi beberapa tahun lalu. “Dulu juga mereka membantu kita pada saat bencana,” ungkapnya. Selain bantuan dana dan kebutuhan logistik, Pemprov NTB juga menyiapkan 30 relawan tim medis beserta obat-obatan untuk membantu penanganan kesehatan korban. “Tidak itu saja, pemprov NTB pun mengirim 30 relawan tim medis beserta obat obatan yg diperlukan bekerja bersama relawan lainnya membantu penanganan korban di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat,” katanya.

Yusron menyampaikan bahwa pengiriman bantuan akan dilakukan sesegera mungkin dan saat ini masih dalam tahap persiapan teknis. Sementara itu, banjir yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatera Barat telah menimbulkan korban jiwa serta merusak sejumlah fasilitas umum, termasuk jalan, jembatan, dan sekolah. Mari kita buktikan bahwa di seberang bukit kesedihan mereka, ada lautan solidaritas dari seluruh Indonesia yang siap mengalirkan harapan. Mereka tidak sendirian. Kita bersama mereka. Semoga bermanfaat. Penulis adalah Blogger persahabatan pengurus DMI dan BPD AKU NTB

Mulyono D PrawiroComment