Sarasehan Kebangsaan: Refleksi Sejarah Kepemimpinan Presiden Soeharto
Rabu, 10 Desember 2025 bertempat di auditorium Universitas Trilogi telah diselenggarakan sarasehan kebangsaan: Kepemimpinan Presiden Jenderal Besar TNI (Purn) H.M. Soeharto dan Transformasi Indonesia “dari Stabilitas Politik ke Pertumbuhan Ekonomi”, dengan dua pembicara utama yaitu Prof. Dr. Haryono Suyono (mantan Menteri Negara Kependudukan/Ketua BKKBN), tokoh dibalik kesuksesan program Keluarga Berencana, yang setia mendampingi pak Harto sejak awal karir sebagai wakil ketua BKKBN tahun 1978, dan Dr. Tb. Massa Djaffar, seorang pengamat politik yang banyak menulis tentang kepemimpinan orde baru dan hubungan sipil - militer, serta Ketua program doktoral ilmu politik Universitas Nasional. Penulis mendapat kehormatan diundang sebagai moderator di acara sarasehan kebangsaan yang sangat penting tersebut.
Acara sarasehan tersebut diselenggarakan atas kerjasama antara Arsip Nasional Republik Indonesia, Yayasan Damandiri dan Universitas Trilogi, dalam rangka menyambut penghargaan pemerintah presiden Prabowo yang telah menetapkan Jenderal Besar (Purn) H.M. Soeharto sebagai pahlawan nasional. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh dan senior dari berbagai lembaga/instansi negara, termasuk rektor Universitas Pertahanan Letjen (Purn) Dr. Anton Nugroho dan jajarannya, Pusat Sejarah TNI, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), media, serta dosen dan mahasiswa univesitas Trilogi dan undangan lainnya.
Dalam acara pembukaan Sarasehan telah berbicara Rektor Universitas Trilogi Prof. Dr. Pramono Hari Adi, Ketua Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia Jakarta (YPPIJ) Prof. Dr. Arissetyanto Nugroho, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Dr. Mego Pinandito dan Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, industri kreatif dan digital, yang sekaligus alumni STEKPI/Universitas Trilogi Ahmad Ridho Sabana Ph.D., dengan Key note Speech oleh H. Soehardjo, yang mewakili H. Siti Hardijanti Rukmana (Mba Tutut)/Keluarga besar besar Presiden Suharto.
Dalam pemaparannya Prof. Haryono Suyono yang merupakan saksi mata langsung kepemimpinan Presiden Soeharto, sebagai pendamping yang diberi tugas melakukan upaya pembangunan sosial melalui BKKBN dan kependudukan, menyampaikan sosok Pak Harto merupakan seorang pemimpin yang visioner dan cerdas, penuh perhatian pada rakyat, mau mendengar rakyat, memberi contoh dan bersahaja, meskipun sebagian kalangan menganggap sosok yang otoriter. Pak Harto fokus pada upaya mensejahterakan masyarakat melalui serangkaian program pembangunan yang terencana dan terkendali, Trilogi pembangunan - pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas. Pola pikir Pak Harto bersifat jangka panjang, inovatif dan sangat percaya pada data dan angka, serta selalu menuntut efektifitas implementasi program hingga ke tingkat paling bawah. Kepemimpinan pak Harto bersifat tegas dan efektif dalam menghilangkan hambatan birokrasi demi tercapainya tujuan pembangunan, seperti keberhasilan program keluarga berencana.
Pak Harto sering melakukan kunjungan lapangan dan bertemu langsung dengan berbagai kalangan, seperti petani dan masyarakat umum. Dengan pendekatannya tersebut Pak Harto sangat memahami kondisi masyarakat. Perhatiannya pada upaya swasembada pangan dengan kepemimpinannya yang kuat telah membuahkan hasil, di tangannya Indonesia berhasil melakukan program swasembada pangan.
Dr. Tb. Massa Jaffar dalam analisisnya menyampaikan figur pak Harto merupakan kunci dalam pembangunan Indonesia. Kemampuannya dalam mengkoordinasikan berbagai unsur masyarakat sungguh luar biasa. Kebijakannya dalam melakukan pemilihan para pembantunya patut diacungi jempol. Rata-rata pembantunya yang memimpin kementerian dan lembaga negara merupakan orang-orang pilihan dan profesional di bidangnya masing-masing. Pak Harto telah membawa Indonesia pada kondisi politik yang stabil dengan kepemimpinan yang kuat, membawa Indonesia dengan program pembangunan berkelanjutan menuju cita-cita para pendiri bangsa.
Menurut Dr. Massa Djaffar kunci stabilitas orde baru terletak pada konsolidasi yang efektif antara tiga pilar utama - Dwifungsi ABRI, Struktur Birokrasi dan sentralisasi kebijakan. Ia menyampaikan peran sentral militer (TNI) dalam politik melalui konsep dwifungsi, yang tidak hanya mengamankan negara tapi juga mengisi posisi sipil kunci, memastikan kepatuhan vertikal. Kepemimpinan pak Harto berhasil membangun birokrasi yang sangat terpusat dan hierarkis, dengan Golkar sebagai instrumen politik yang efektif untuk menggerakkan mesin poitik hingga ke tingkat desa. Kebijakan dibuat terpusat dan harus dilaksanakan di daerah. Stabilitas yang terjadi menurut Dr. Djaffar merupakan hasil pengendalian yang ketat terhadap organisasi politik dan masyarakat sipil, sehingga rencana dan proses pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik.
Dengan demikian pada sarasehan ini prof. Haryono Suyono fokus pada refleksi pengalaman dan kesaksian pribadi sebagai orang dekat terkait sosok pak Harto, serta implementasi kebijakan, dukungan pribadi pak Harto dan inovasi sosial di lapangan dengan bukti keberhasilan program keluarga berencana dan swasembada pangan.
Sedangkan Dr. Tb. Massa Djaffar fokus pada sisi politik pemerintahan pak Harto (sesuai dengan bidangnya): Struktur politik, konsolidasi kekuasaan dan dampaknya pada sistem politik nasional. Pak Harto mampu menciptakan sistem otoritas politik tunggal yang menghilangkan hambatan, mempermudah mobilisasi pemerintahan, serta pencapaian stabilitas politik, sehingga terjadi sentralisasi pembangunan nasional.
Kesaksian mengenai efektifitas kepemimpinan pak Harto juga datang dari peserta sarasehan, sehingga memberikan penguatan atas peran yang sangat besar kepemimpinan pak Harto dalam membawa Indonesia sebagai negara yang diperhitungkan dunia. Masukan dari perserta sarasehan lainnya adalah perubahan pemerintahan ke era reformasi tidak berhasil membawa perbaikan dalam banyak aspek kehidupan bernegara.
Di akhir acara penulis sebagai moderator, menyimpulkan kontribusi besar pak Harto dalam sejarah pembangunan bangsa Indonesia, bahwa kita sebagai bangsa besar seharusnya memberikan penghormatan yang semestinya atas kepemimpinan presiden Soeharto yang telah membawa Indonesia ke era stablitas dan pembangunan yang berkelanjutan. Keputusan presiden Prabowo menetapkan Jenderal Besar (Purn) H.M. Soeharto sebagai Pahlawan Nasional merupakan keputusan yang tepat dan patut diapresiasi.
Dr. Aam Bastaman, Ketua Senat Universitas Trilogi.