Dinar Ambarita Salah Satu Mahasiswa Program MIP Universitas Satyagama yang Sangat Hebat

Dr Mulyono D Prawiro

GEMARI.ID-JAKARTA. Seorang mahasiswa saya di program pascasarjana (S2) Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Satyagama bernama Dinar Ambarita sungguh merupakan salah satu mahasiswa yang sangat hebat dalam membuat karya tulis. Setelah saya memberi tugas kepada yang bersangkutan, rupanya ia tertarik untuk mendalami bagaimana proses analisis terhadap hubungan antara program pemberdayaan masyarakat, peningkatan IPM, dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

Di dalam pembahasannya ia menjelaskan, bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan masyarakat sebagai pusat dari setiap proses pembangunan. Konsep ini muncul sebagai kritik terhadap pendekatan pembangunan yang bersifat top–down, di mana pemerintah atau lembaga eksternal memegang kendali sepenuhnya atas perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Dalam pemberdayaan, masyarakat dianggap sebagai subjek pembangunan yang memiliki kapasitas, pengalaman, dan kearifan lokal yang perlu dioptimalkan untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan.

Dalam konteks pembangunan lokal di Indonesia, pemberdayaan biasanya dilakukan melalui beberapa pendekatan utama. Pertama, pendekatan partisipatif (participatory approach), yaitu pelibatan masyarakat dalam seluruh siklus pembangunan: identifikasi kebutuhan, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi program.  Banyak penelitian menyebutkan bahwa tingkat keberhasilan program meningkat signifikan ketika masyarakat diberi ruang yang cukup untuk terlibat secara substantif.

Kedua, pendekatan penguatan kapasitas (capacity building) dilakukan melalui pelatihan, pendidikan nonformal, pendampingan, dan transfer ilmu pengetahuan. Penguatan kapasitas bertujuan agar masyarakat mampu mengelola program secara mandiri tanpa ketergantungan pada pihak eksternal.  Dalam praktiknya, pendekatan ini dapat berupa pelatihan kewirausahaan, manajemen kelompok, teknologi pertanian, hingga literasi digital. Penguatan kapasitas merupakan inti utama pemberdayaan karena hanya melalui peningkatan kemampuan SDM-lah masyarakat dapat membangun kemandiriannya secara berkelanjutan.

Ketiga, pendekatan ekonomi produktif, yaitu aktivitas pemberdayaan yang fokus pada penguatan unit-unit ekonomi masyarakat seperti UMKM, koperasi, kelompok tani, kelompok usaha bersama, desa wisata, dan lainnya. Akses terhadap permodalan, pelatihan wirausaha, teknologi produksi, dan pemasaran menjadi faktor kunci dalam pendekatan ini.  Di era ekonomi digital, pemberdayaan ekonomi masyarakat juga menuntut penguasaan teknologi digital agar produk lokal mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Keempat, pendekatan sosial dan kultural yang bertujuan menjaga keberlanjutan nilai-nilai lokal seperti gotong royong, solidaritas sosial, musyawarah, dan kearifan lokal. Pendekatan ini sangat penting karena pemberdayaan tidak boleh mengabaikan nilai budaya masyarakat. Banyak penelitian menunjukkan bahwa program pembangunan yang mengabaikan aspek budaya cenderung gagal diterima masyarakat. Revitalisasi nilai budaya lokal tidak hanya memperkuat kohesi sosial, tetapi juga menjadi fondasi yang kuat bagi keberhasilan program pembangunan jangka panjang.

Terkait dengan hubungan pemberdayaan masyarakat dengan peningkatan IPM dijelaskan, bahwa program pemberdayaan masyarakat memiliki kontribusi signifikan dalam peningkatan IPM, terutama melalui peningkatan pendidikan, peningkatan kesehatan masyarakat dan peningkatan pendapatan. Hubungan antara pemberdayaan masyarakat dan IPM bersifat kausal dan saling memperkuat : semakin baik kualitas sumber daya manusia maka semakin efektif pelaksanaan pemberdayaan dan semakin tinggi IPM sebagai indikator keberhasilan pembangunan.

Sebagai dampak dari program pemberdayaan terhadap kesejahteraan masyarakat disampaikan, bahwa program pemberdayaan masyarakat memiliki pengaruh yang sangat luas terhadap kesejahteraan masyarakat. Dampak tersebut tidak hanya bersifat makro, seperti peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM),  tetapi juga mempengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari dalam aspek ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan. Pemberdayaan menciptakan perubahan struktural yang dapat memperkuat kemandirian masyarakat dan memperluas akses terhadap sumber daya.

Secara konseptual, pemberdayaan yang efektif meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika masyarakat tidak hanya mendapat akses terhadap sumber daya, tetapi juga kontrol atas pengelolaan sumber daya tersebut, dan manfaat hasilnya. Akses saja tidak cukup jika masyarakat tidak dapat mengambil keputusan atau jika manfaat yang dihasilkan hanya dinikmati sebagian kecil kelompok.

Sebagai mahasiswa program Magister Ilmu Pemerintahan yang telah menganalisis, Dinar Ambarita menyarankan, Pertama, perlu dilakukan upaya yang lebih serius untuk memperluas pemerataan manfaat pemberdayaan. Kedua, keberlanjutan program hanya dapat terjamin apabila terdapat kolaborasi lintas sektor yang kuat. Pemerintah desa, pemerintah daerah, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, dan komunitas lokal perlu membangun kemitraan yang sinergis dalam setiap tahap pemberdayaan. Ketiga, program pemberdayaan akan lebih efektif apabila partisipasi masyarakat dioptimalkan sejak tahap paling awal, yaitu perencanaan.

Masyarakat harus dilibatkan secara aktif dalam mengidentifikasi kebutuhan, merumuskan prioritas, serta menentukan bentuk intervensi yang paling relevan dengan konteks sosial dan budaya mereka. Dengan menerapkan tiga saran tersebut, diharapkan program pemberdayaan masyarakat di Indonesia dapat lebih efektif dalam meningkatkan kualitas hidup, memperkuat IPM, serta menciptakan kesejahteraan yang lebih merata dan berkelanjutan di seluruh lapisan masyarakat.

Tulisan mahasiswa saya bernama Dinar Ambarita ini saya anggap suatu karya yang sangat menarik dan tentunya layak untuk diketahui oleh masyarakat luas, sehingga saya memutuskan untuk mengambil sebagian dari tulisannya untuk saya publikasikan dalam web Gemari.id, dengan harapan agar tulisan ini bisa dibaca oleh siapa saja, utamanya bagi para pejabat pemerintahan yang saat ini masih aktif menjalankan pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Saya ucapkan selamat kepada mahasiswa saya yang selalu aktif menulis dan menyampaikan gagasannya untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.  Penulis adalah Dosen Pascasarjana dan Anggota Senat Universitas Satyagama

Mulyono D Prawiro1 Comment